IN #2

58 10 0
                                    


"Mela berhenti"

Ayara tertegun, diam diam dia tersenyum didalam hatinya bahwa Rosa akan mengampuninya kali ini.

Tetapi tidak lama setelah melihat senyuman licik yang terukir dibibir seksi milik Rosa. Gawat, dia benar benar dalam bahaya.

"Nay, bawa tas gue dan anak ini, gue mau nunjukin sebuah pertunjukan yang menyenangkan" ucapnya, setelah itu Rosa berjalan memimpin ke arah pintu yang terlihat sudah lusuh.

Mela membantu Ayara bangun lebih terlihat seperti memaksanya untuk bangun dan berjalan mengikuti Rosa, sementara Nayla berlari ke dalam sekolah untuk melakukan apa yang Rosa perintah.

Sampai didepan pintu, Rosa dengan mudah membukanya dengan sekali tarikan, sepertinya pintu itu sengaja tidak dikunci. Pintu ini adalah jalan untuk keluar dari kawasan sekolah, biasanya selalu terikat dengan besi supaya tidak ada anak-anak yang bolos melewati pintu ini.

Rosa berjalan keluar dari pintu diikuti Mela yang sedang menyeret Ayara, berjalan menuju mobil berwarna silver. Mereka mulai masuk kedalam dan menunggu Nayla disana.

"Aku mau dibawa kemana Ros" tanya Ayara setelah terdiam cukup lama.

"Gak usah banyak tanya, disana nanti lo harus nurut apa pun yang gue bilang, kalo gak lo bakal tau akibatnya" ancam Rosa.

Ayara kembali terdiam, didalam hatinya sudah sangat gelisah, memikirkan apa yang sebenarnya Rosa ingin lakukan terhadapnya.

.

Disinilah mereka sekarang, disebuah bangunan bertingkat yang sudah lama tidak dioperasikan lagi.

Mela kembali membanting Ayara ketengah tengah ruangan itu, Rosa terlihat sedang berbincang pada seseorang lewat handphone sedari mereka tiba disini.

"Tolong lepaskan aku! Apa yang ingin kalian lakukan padaku" tanya Ayara sekali lagi, ia benar benar sudah kalut saat ini, perasaannya tidak enak seperti akan terjadi hal buruk terhadap dirinya.

"Sebentar lagi dia bakalan sampai, lo tenang aja dulu" jawab Rosa, gadis itu mendudukan bokongnya di sebuah kursi lusuh disana.

Tak lama terdengar suara motor menghampiri mereka, dari situ turun seorang pria yang memakai helm full face.

Pria itu membuka helmnya, wajahnya tidak jelas karna masker hitam yang dikenakannya. Dia mulai berjalan mendekat kearah mereka, ah tidak, maksudnya mendekati Rosa.

"Akhirnya lo datang juga, tuh mainannya, kali ini lo harus buat gue terkesima" tutur Rosa pada pria itu sambil melirik kepadanya.

Pria itu mulai berjalan kearah Ayara, gadis itu menatap ketakutan pada pria itu dan mulai merayap mundur, jangan lupakan tangannya yang sedari tadi masih terikat kuat membuatnya tidak bebas saat ini.

Pria itu sampai didepannya dan berjongkok didepan wajahnya.

Srak!

"Akh! "

Tampa diduga, pria itu tiba tiba menjambak rambut Ayara dengan sangat kasar. Tangan satunya ia gunakan untuk membelai pipi Ayara lembut.

"Cantik, sayang banget ada lukanya" ujar pria tersebut.

Cup.

Hal mengejutkan lainnya, pria itu mencium bibir Ayara dan melumatnya dengan kasar. Ayara sangat panik, dia memberontak dengan menggoyangkan badannya dan menarik diri mencoba lepas dari dekapan pria asing itu.

Tapi bukannya terlepas, pria itu malah semakin mempererat dekapannya, dan semakin memperdalam ciumannya. Tangannya mulai memaksa membuka pakaian yang Ayara kenakan.

Rosa dan kedua temannya hanya menonton dari kejauhan tampa berniat untuk ikut campur.

Menyadari apa yang akan pria ini lakukan, Ayara mulai terisak, air matanya mengalir deras, dadanya sesak. Tidak pernah sekalipun terlintas dibenaknya akan terjadi hal seperti ini.

Ayara harus bagaimana sekarang, tubuhnya sudah tidak bisa melakukan perlawanan apapun, hanya bisa menangis dan meringis kesakitan.

Apakah ini akhir hidupnya, semua yang sudah dia rencanakan telah hancur total pada hari itu, barang berharga yang selalu ia jaga sedari dulu di rusak begitu saja oleh orang yang tidak punya perasaan sama sekali.

Saat kesadarannya hampir hilang, Rosa menghampirinya, pria tadi sudah menjauh dan memperbaiki penampilannya.

"Sebaiknya lo tetap ingat kejadian hari ini, supaya lo selalu sadar, Riko gak mungkin mau sama cewe kotor kaya lo" Rosa tersenyum bangga, bahkan sampai tertawa terbahak-bahak. Sangat kejam dan menyeramkan.

"Gue udah kirim bayarannya, senang bisa bekerja sama. Oh iya, Nayla tolong bukakan tali ditangannya ya, sepertinya dia sangat kesakitan karna itu, kasian sekali" lanjutnya dengan memasang wajah sok kasian kepada Ayara.

Penampilan Ayara sangat jauh dari kata baik, ia hanya bisa terdiam saat Nayla melepaskan ikatan ditangannya.

Nayla yang menyaksikan itu, merasa sedikit iba. Dia membantu Ayara menutupi tubuhnya yang kotor dan memar dimana mana, terutama dibagian kewanitaannya.

Setelahnya Nayla pergi menyusul Rosa dan Mela kedalam mobil lalu beranjak dari tempat itu, sedangkan pria tadi sudah pergi sedari ia menerima bayaran dari Rosa.

Ayara terbaring lemas, ia menatap langit-langit bangunan itu, kesadarannya masih bertahan meski sekarang kepalanya terasa sangat pusing, dia sudah tidak terisak lagi tetapi air matanya sedari tadi tidak berhenti mengalir.

Mulutnya tidak bisa berbicara apa apa lagi, setelah berteriak sedari tadi, dadanya kembali sesak setiap mengingat apa yang terjadi barusan. Matanya memejam bersamaan dengan dengungan ditelinganya.

Sepertinya ini akhir dari hidupnya, sungguh kejam dunia ini menghakiminya, kesalahan apa yang dia lakukan sampai semesta menghukumnya seperti ini.

Maafkan Ayara semuanya, mama, papah dan kak Yushi. Ayara tidak bisa bertahan lagi, ini sangat sakit, badannya sudah sangat kotor dan tercela, tidak akan ada yang menerima kehadiran wanita kotor seperti dirinya.

"AYARA!!"

.
.

Tbc.

jangan lupa vote+komen💋

FALL IN LOVE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang