CHAPTER 18

11 0 0
                                    

POV - STARRY

Anjing. Goblok. Kenapa aku gituin Diandra sih?! Goblok. Aku langsung naik kekamarku dan mengambil beberapa barangku dan juga membuang 4 kondom yang berserakan di lantai. Aku baru inget kalau aku meminjam mobil Arnold, aku langsung menghidupkan mobil dan pergi, aku bingung apakah harus ke rumah Diandra? Tapi kalau nanti ada mamanya? Yang ada aku habis sama mamanya, aduh goblok. Tiba-tiba aku terbesit aku melihat jam masih menunjukkan 5.40, pasti Diandra akan pergi ke sekolah, aku langsung memacu kerumahku untuk bersiap-siap kesekolah.

Rumahku seperti biasa masih terlihat sepi, semua sepertinya masih belum bangun. Aku langsung masuk ke dalam rumah, rupanya Mami sedang minum teh pagi sembari memasak sarapan. Aku tidak menyapanya dan langsung naik kekamarku dan bergegas menggunakan baju. Setelah siap aku langsung turun dari kamarku dan pergi, tiba-tiba saja ada papa yang sedang duduk dimeja makan bersama mami.

"Pulang pagi, terus pergi lagi, bener-bener anak nggak punya adab" ucap papa dingin

"Sayang udah, dia nginep dirumah temennya, ini dia mau kesekolah, Star minum susunya sama bawa rotinya yaa makan dimobil" ucap mami sembari tersenyum

"As always bela terus" ucap papa

"Nggak usah mi, udah telat" ucapku sembari mencium tangan mami dan saat aku hendak mencium tangan papa, dia langsung berdiri dan menepuk belakangku tanda disuruh pergi saja.

Aku langsung pergi dan menghiraukan hal itu, aku memacu mobil dengan cepat agar bisa bertemu dengan Diandra. Rupanya gerbang sekolan sudah ditutup jadi aku harus melewati beberapa hukuman terlebih dahulu agar bisa masuk kelas.

Sesudah berakhirnya hukuman, aku langsung pergi ke kelas dengan terburu-buru dan saat aku memasuki rupanya bangku Diandra kosong, kemana anak itu pergi?

Aku duduk ditempatku setelah diperbolehkan oleh guruku, tiba-tiba saja Nilo memberikan ku parfum dan bilang kalau bau alkohol masih sangat kuat disekitarku.

Aku melihat ke samping kanan dan kiriku, tidak ada Diandra dan anak-anak yang kemarin ikut minum bersama. Tak terasa aku mengikuti kelas selama 15 menit hingga bel pergantian jam pun berbunyi.

"Diandra nggak masuk?" Tanyaku pada Vito

"Nggak katanya dia izin sih tadi, ortunya yang langsung ngehubungin call center"

"Gara-gara apa?" Tanyaku

"Mana gua tau, sakit kali dia"

Aku mencoba untuk menelponnya, rupanya nomorku sudah diblock olehnya, sialan. Saat bel tanda istirahat aku bergegas untuk keluar dari sekolah, aku melemparkan tas ku keluar gerbang sekolah bagian belakang dan melompat. Aku mulai bergegas ke mobil dan pergi menuju rumah Diandra.

Sesampainya aku dirumah Diandra aku mulai menekan bell rumahnya. Keluarlah seorang lelaki paruh baya dari pintu garasi menuju gerbang.

"Kenapa mas?" Tanya pria itu

"Pak maaf, Diandranya ada nggak pak?"

"Ada, tapi mas Diandra ngelarang buat nerima tamu kecuali temannya Beatrice mas"

"Diandra kenapa pak?"

"Mas Diandranya demam mas, lumayan tinggi jadi dia mau istirahat"

Aku hanya mengangguk mengerti dan aku menitip salam untuk Diandra. Aku masuk kedalam mobil dan pergi menuju rumah Arnold untuk mengantarkan mobilnya. Sepanjang jalan aku membayangkan kejadian malam itu. Aku merasa benci dengan diriku karna tidak bisa melawan hawa nafsuku kepadanya, namun disisi lain aku masih bisa merasakan bagaimana sensasi malam itu, sontak membuat mukaku memerah. Sepertinya aku harus memberikan space waktu untuk Diandra.

Sesampainya aku dirumah Arnold, aku langsung menelpon Arnold untuk turun. Aku menaruh mobilnya di garasi miliknya, Arnold turun dan memberikan kunci motorku.

"Gimana Diandra?" pertanyaan ini sontak membuatky bingung untuk menjawabnya. Aku sempat berdiam terlebih dahulu hingga Arnold bertanya kembali.

"Lu nggak ngapa"in dia kan? tanyanya

"FUCK! gua nggak sengaja gituin dia, Nold" jawabku

"ANJING?! YANG BENER, STAR?!" tanya Arnold sembari menarik kerah bajuku

"Iyaa anjing" jawabku sembari menundukkan kepalaku

"Duh gila anjing lu, Star. Sakit lu"

"Ada yang masukkin obat diminuman gua sama punya dia"

"Kalau gitu seharusnya lu- AHH nggak tau lah gua, gila lu"

Arnold langsung berjalan masuk kerumahnya, aku sontak menarik bahunya dan meminta tolong untuk memberitahu Beatrice kalau Diandra sakit. Arnold awalnya enggan untuk membantuku, tapi aku memohon kepadanya hingga akhirnya dia mau membantuku. Dia mulai menelpon Beatrice dan memberitahu kalau Diandra sakit dan rupanya Beatrice memang sore itu sudah janji akan main kerumahnya Diandra. Aku meminta tolong pada Arnold untuk pergi bersama Beatrice untuk melihat keadaan Diandra, jujur aku sangat ingin tahu bagaimana keadaannya.

Arnold menyuruhku untuk balik saja biar nanti dia dan Beatrice yang melihat keadaan Diandra. Aku pergi menuju kearah apartmentku, sepanjang jalan aku berfikir keras bagaimana caranya untuk meminta maaf pada Diandra, kali ini aku menyadari kesalahanku, bagaimanapun aku sudah membuat dia kehilangan kesuciannya, aku benar-benar brengsek.

Disaat perjalanan tiba-tiba saja HP ku berdering dan sontak aku meminggirkan motorku, rupanya yang menelponku adalah Stephanie.

"Haloo, cutie, wassup?" jawabku

"haii ganteng, tadi kamu kemana, kata Nilo kamu cabut yaa?"

"Iyaa, haha"

"Jadinya kamu besok sama siapa ke promnya?" tanya Stephanie

"Kan jadi bareng kamu kan"

"REALLY!, Okay besok kabarin aku lagi yaa, jangan sampe omdo!"

"Of course not, babygirl, besok i will let you know, lanjut sekolah, aku mau main"

"Okay, see you soon"

tut..tut..

FUCK! aku rasanya tidak ingin pergi ke prom itu padahal aku pengen mengajak Diandra, namun dengan keadaan seperti ini pasti Diandra tidak akan mau pergi bersamaku. Aku pergi langsung menuju apartmentku. Sesampainya aku langsung membuka seragam ku dan berbaring ditempat tidurku dan tidak terasa aku lun tertidur.

Me and himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang