Clarin masih termenung dan sibuk dengan pikirannya sendiri sejak Miko memberikan kabar bahwa dia lulus wawancara kerja part time.
Gadis itu duduk di ujung kasurnya, menatap layar handphone yang setiap kali mati akan dia nyalakan kembali. Pesan langsung dari Wafda juga diabaikannya. Dia sengaja membaca pesan hanya di notifikasi pop-up tanpa membuka ruang obrolan mereka.
Ekspresi Clarin datar, terlalu banyak emosi yang dirasakan hingga tak mampu mengekspresikannya. Satu sisi dia merasa senang akan pekerjaan barunya tapi, di lain pihak dia juga merasa ketakutan.
Clarin membuka aplikasi pesan singkat dengan ikon hijau. Tapi, dia belum berniat membalas pesan Wafda. “Pengen cerita, tapi ke siapa? Terlalu remeh nggak sih kalau hal kaya gini aja harus aku ceritain?” gumamnya lirih. Pada akhirnya dia tak mengirim pesan pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinner and Soul Mate
RomanceSemester pendek sudah hampir berakhir. Sudah saatnya Clarin membayar uang kuliahnya. Clarin tak tahu harus meminta uang pada siapa. Papanya yang pamit pergi ke luar kota karena urusan proyek ternyata hilang tanpa kabar. Ibunya yang tinggal di kota b...