Plakk!!
Lagi-lagi wajahnya terkena tamparan keras oleh wanita yang sama. Ia tau hal ini akan terjadi. Selain itu ternyata Abang pertamanya sedang ada dirumah.
"KAMU BERANI MEMBULLY CILA LAGI?! Hari ini cila pulang baju nya basah kuyup wajahnya pun biru kamu apa kan dia?!!!"
Abbiyya menatap kearah cila. Ya.. kalau bajunya basah memang kerena dia namun wajah nya biru?
Tanpa sepatah kata pun ia berjalan kearah cila dan
BUGH!
Semua yang ada disana menatap tidak percaya apa yang abbiyya lakukan didepan mereka. Liam pun terkejut dengan apa yang abbiyya lakukan.
Bidzar dengan cepat hendak memukul abbiyya namun dengan mudahnya abbiyya menghindar dan membuat bidzar terjatuh.
"Sekarang impas kan. Tadi saya belum memukul anak anda dan sekarang saya memukul nya sesuai perkataan anda. Secara tidak langsung saya mengurangi dosa anda yang memfitnah saya" ucap abbiyya dengan santai lalu pergi dari sana diam-diam Jaiz tersenyum tipis.
Berbeda dengan Liam yang merasa kan perasaan asing dihatinya. Sejak kapan adiknya pandai beladiri? Walaupun ia senang karena adiknya telah berubah namun sifatnya ini sangat berbanding terbalik dengan Biya yang ia kenal.
•••
Malam harinya..
Kini abbiyya sudah mengenakan pakaian tidurnya hingga ketukan dipintu mengalihkan perhatiannya.
Clekk....
"Kenapa?" Tanya abbiyya saat ia melihat Edwin yang sudah berdiri didepan kamarnya.
"Tuan muda dipanggil untuk makan malam"
"??"
"Ini perintah dari tuan muda Jaiz"
"Hm. Saya kesana sebentar lagi" ucap abbiyya lalu mulai kembali masuk untuk mengambil ponselnya.
Kini abbiyya nampak berjalan santai menuju ruang makan dengan wajah datar. Ternyata disana sudah lengkap hanya tersisa dirinya.
"Cih, kenapa Abang manggil dia sih" ucap bidzar yang dibalas tatapan tajam oleh Liam membuat bidzar diam seketika.
Sementara abbiyya hanya acuh. Toh bukan kemauannya. Biasanya juga ia makan didapur.
"Malam" ucap abbiyya sekedar formalitas.
"Malam juga Biya" jawab Liam dengan senyum tulus. Sementara Jaiz hanya mengangguk pelan. Namun tidak direspon oleh abbiyya. Mereka pun mulai acara makan malam mereka dengan tenang.
"Bang Biya cila mau ayah goreng yang ada di abang"
Hah... Drama dimulai lagi.
Abbiyya menatap potongan ayam yang ada di piringnya dan yang ada di piring gadis itu. Apa perutnya terbuat dari karung. Bahkan dipiring gadis itu lebih banyak dari pada dirinya.
Dengan santai abbiyya memakan ayam dipiringnya tanpa peduli dengan gadis itu hingga cila mulai terisak pelan membuat bidzar, Aliya dan abidzar menatapnya tajam. Kecuali Liam dan Jaiz.
"Maksud Lo apa kayak gitu hah?! Adek gua pengen punya Lo apa susahnya sih?!" Geram bidzar namun abbiyya hanya acuh.
Dan saat bidzar hendak kembali bicara ia memasukan potongan ayam kedalam mulut bidzar.
"Berisik. Tinggal makan aja ribet banget" ucap abbiyya dengan nada datar dan melanjutkan makannya.
Sementara Liam menahan tawa nya dan Jaiz yang diam-diam terkekeh tanpa suara. Mereka tidak menyangka abbiyya akan melakukan hal itu pada bidzar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy_ABBIYYA
Teen FictionKisah seorang pria bernama abbiyya yang berpindah jiwa ketubuh seorang anak SMA yang memiliki postur tubuh tak jauh berbeda dengannya dan bahkan namanya pun hampir sama. •• "njir cius gw jadi anak SMA lagi?! mana dibadan orang lagi! sial amat hidup...