Keesokan harinya Freen sadar. Saat membuka mata, ia melihat sekeliling "aku dimana? Apa aku di rumah sakit?" Batinnya
Pandangannya beralih pada istrinya yang sedang membaringkan kepalanya di sampingnya
Freen perlahan-lahan mengulurkan tangannya membelai istrinya "sayang" Panggil Freen lembut namun tidak membuat Namtan terbangun
Freen tersenyum "teerak" Panggil Freen sekali lagi
Namtan mengernyitkan dahinya lalu perlahan-lahan membuka matanya. Ia terkejut saat menyadari Freen sudah sadar "sayang, kau bangun" ucap Namtan dengan mata berkaca-kaca
Freen mengulum senyumannya lalu mengangguk
Namtan menangis sambil memeluk Freen "hiksss... Syukurlah. Aku mengkhawatirkan mulai sayang"
Freen mengelus punggung istrinya yang bergetar "kho tho, aku sudah membuatmu khawatir"
Namtan melepaskan pelukannya lalu membelai wajah Freen "kau tidak perlu minta maaf Freen. Yang penting sekarang kau baik-baik saja"
Freen mengangguk sambil tersenyum "Kha"
***
Dokter memeriksa keadaan Freen
"Keadaan pasien sudah membaik. Pasien sudah bisa pulang" Ucap dokter
Namtan tersenyum senang "baik terima kasih dokter"
"Silahkan anda mengurus administrasinya"
"Kha"
"Sayang aku pergi sebentar ya" ucap Namtan sambil mengelus tangan Freen
Freen mengangguk lemah "kha"
"Kau istirahat saja dulu kalau masih pusing"
Freen mengulum senyumannya "kha"
Saat Namtan pergi, Freen memilih untuk tidur lagi
Keluar dari ruangan Freen, Namtan bertemu dengan seorang wanita asing yang sedang berjalan menghampirinya
Wanita yang dilihatnya adalah Becky"Apa benar ini kamar khun Freen" Tanyanya
Namtan memperhatikan penampilan wanita arogan di depannya itu dari bawah sampai atas. "Siapa sih dia? Tidak sopan sekali" Batin Namtan
"Hellooo" Becky menjentikkan jarinyanya di depan wajah Namtan karena Namtan hanya diam saja
Namtan terkesiap "ah.. Kha.. Ini kamar Freen. Aku istrinya. Anda siapa ya?"
Becky tidak menjawab pertanyaan lalu nyelonong masuk ke kamar Freen begitu saja
Namtan menahan lengan Becky "Yak! Kau siapa? Bisa-bisanya kau masuk begitu saja ke kamar suamiku"