Hari Rabu, hari paling membosankan sepanjang minggu. Maruko sebal sekali harus menghadapi pelajaran kelas lima yang semakin sulit. Belum lagi Bu Guru yang terus mengoceh tanpa henti, meski Maruko tak paham satu kata pun yang ia jelaskan—sebenarnya dia hanya tidak fokus dan hanya memikirkan makan siang.
Namun, jika tak sengaja melirik Tamae di sebelahnya, ia merasa malu sekaligus kagum pada teman berkepang duanya itu. Gadis itu selalu fokus dan serius dalam memperhatikan pelajaran yang diajarkan—berbeda sekali dengan Maruko.
Bosan melihat papan tulis yang permukaannya terdapat banyak tulisan dari batangan kapur, Maruko mengalihkan fokusnya ke sekeliling kelas. Formasi duduk mereka banyak berubah sejak mereka naik kelas, tapi dia dan Tamae masih setia duduk bersebelahan di baris belakang.
Hanawa juga masih duduk di seberang bangku Maruko bersama Yamane—yang entah bagaimana masih sering sakit perut dan keluar masuk ruang kesehatan. Di depan meja Maruko dan Tamae sekarang ditempati oleh Ono dan Sugiyama yang--entah bagaimana ceritanya--sekarang nyaris sepopuler Hanawa.
Maruko mengela napas panjang, menyedihkan sekali hidupnya ini. Bukannya nyaman di bangku belakang karena bisa bengong dan lebih santai, tapi ia malah lebih sering kena imbas dari perbuatan penggemar ketiga anak itu yang berkerumun dan berdesakkan—yang menurutnya sendiri aneh dan berlebihan--untuk mencari perhatian.
Suatu waktu pada minggu pertama mereka di kelas lima, baju Maruko ketumpahan teh karena fans Ono saling mendorong dan menyenggol mejanya. Yang lebih menyebalkan dari bajunya yang basah, maupun noda di baju yang membuatnya dimarahi ibu ketika pulang adalah puding miliknya juga turut tersiram teh yang tentu menghilangkan cita rasa sempurna puding itu. Syukurnya, Ono langsung meminta anak itu agar segera meminta maaf dan dia sendiri mengganti puding Maruko—yang tentu mengundang tatapan iri kearahnya.
Pernah juga fans Sugiyama membuat Tamae kesakitan ketika mereka secara tak sadar mendorongnya hingga jatuh ke lantai sewaktu berpapasan di pintu belakang kelas--saat itu Sugiyama baru akan keluar untuk bermain bola di lapangan. Jika ditanya kenapa tidak lewat pintu depan kelas, alasannya karena disaat yang bersamaan, Hanawa juga lewat di sana bersama fansnya--mereka jauh lebih menakutkan ketimbang fans Ono atau Sugiyama. Dan masih banyak lagi kejadian buruk yang menimpa Maruko dan Tamae karena mereka.
Padahal ini baru bulan pertama di kelas lima, tapi rasanya sudah bukan sekali dua kali kedua gadis itu terluka dan terkena sial karena ketiga anak laki-laki sok keren itu. Yah, sebenarnya bukan salah mereka para gadis-gadis itu menggila, cuma siapa lagi yang harus disalahkan Maruko kalau bukan mereka bertiga.
Bel istirahat segera menyadarkan Maruko dari lamunannya, diikuti tepukkan ringan Tamae di bahunya. "Maruko, ayo mengantre makan siang. Hari ini menunya spaghetti dan jus jeruk. Oh ya, dan puding juga!"
"Hm!" Maruko mengangguk. Ia berdiri dan menggandeng tangan Tamae menuju barisan yang terbentuk untuk mengambil makan siang yang mulai dibagikan satu persatu oleh anak kelas yang bertugas.
"Tamae, kau berdiri di depanku saja!" Maruko dengan senang hati mundur ke tempat Tamae, mempersilahkan sahabatnya itu maju ke posisinya.
"Terima kasih, Maruko!" Tamae tersenyum tulus. "Baik sekali Maruko, membiarkanku mengantre terlebih dulu." Pikirnya dalam hati.
Tamae yang malang. Jika saja dia tau Maruko membiarkannya duluan karena ingin menghindari Fuyuta dan Maeda, dia pasti kecewa.
"Oh Hello, Baby!" Si bocah flamboyan menyapa, mengibaskan jambulnya yang masih terlihat sama dari dulu.
"Sial, tahu begini lebih baik berurusan dengan Fuyuta dan Maeda!" Teriak Maruko dalam hati. Ia berbalik dan memasang senyum yang terlihat dipaksakan ke arah tuan muda kaya raya itu. "Halo, Hanawa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Cherry-Blossom
FanficDisclaimer : I don't own the characters of Chibi Maruko-Chan. They belong to Momoko Sakura and the production house. ----- Ini adalah cerita saat Maruko berada di kelas 5 SD. Saat mereka semua mulai memasuki usia remaja. Kisah romansa yang baru mula...