[23]

7 3 0
                                    

🌟🌟🌟

Kita butuh waktu untuk menenangkan diri, bila mengalami sebuah masalah. Karena, itu bisa membuat hati serta perasaan lebih tenang.

🌟🌟🌟

Mama Selena tersenyum sinis mendengar perkataan River. Tak menyangka, bila cowok yang pernah menyukai anaknya. Selana. Sekarang mengaku menyukai Berlian. Wanita paruh baya itu tak habis pikir kenapa banyak yang menyukai Berlian daripada anaknya.

"Benar-benar murahan, semua cowok yang dekat dengan anak saya kamu ambil, Berlian." Mama Selena kembali berkata sinis pada Berlian, yang masih berusaha menenangkan dirinya dengan situasi di sana.

"Tante, berhenti berkata kasar kepada Berlian. Wajar saja, bila orang lebih perhatian ke Berlian. Karena, dia memang pantas mendapatkan itu daripada Selena." River kembali membela Berlian. Terlebih, ia memang tidak suka dengan perkataan yang keluar dari mulut Mama Selena.

Mama Selena kali ini beralih menatap Banyu, yang terdiam. Sedari awal, wanita paruh baya itu berpikir bila Banyu lebih menyukai sosok Berlian daripada Selena. Padahal, sudah terlihat jelas bila Banyu sangat perhatian serta tulus mencintai Selena. Meskipun, cowok itu tetap memberi sebuah perhatian pada Berlian. Sahabatnya. Karena, kedekatan Banyu serta Berlian memang sudah erat terjalin sejak kecil.

"Mulai sekarang, jangan pernah dekati anak saya lagi! Kamu mengerti, kan? Lagipula, sekarang kamu sudah tidak mempunyai hubungan apapun dengan Selena." Mama Selena memperingatkan Banyu. Membuat, Banyu benar-benar harus sabar menghadapi serta menerima perkataan kasar dari Mama Selena. "Dan, satu lagi saya yakin selama kamu menjalin hubungan dengan Selena. Sebenarnya, kamu lagi pansos, kan? Karena, keluargamu tidak sepadan dengan keluarga anak saya."

Sepertinya, semakin lama perkataan Mama Selena benar-benar sudah keterlaluan. Bahkan, bisa dibilang sangat menyakiti hati Banyu. Sedari tadi, kata-kata yang keluar dari mulut wanita paruh baya itu hanyalah sebuah hinaan pada Banyu.

"Saya memang bukan berasal dari keluarga kayak maupun aktris. Tapi, saya selama ini tulus menyayangi serta mencintai anak tante. Dan, saya harap tante berhenti menghina saya, keluarga, ataupun orang terdekat saya." Kali ini, Banyu berusaha tegas membalas segala kata-kata hinaan dari Mama Selena.

"Bagus kalo sadar, saya nggak perlu ngomong panjang lebar lagi." Mama Selena beralih menghampiri Selena. Anaknya. Kemudian, ia melangkah pergi meninggalkan Berlian, River, serta Banyu.

Setelah kepergian Mama Selena, Selena, serta Rio. Suasana di sana perlahan mulai kondusif. Banyu beralih menatap Berlian, merasa tak enak dengan segala hal buruk yang sudah terjadi. Meskipun, Mama Selena ternyata memiliki kebencian serta dendam sendiri terhadap Berlian. Akan tetapi, ia tetap tak tega melihat sahabatnya dilibatkan dalam masalah yang ada.

"Sori, Ly. Situasi tadi bikin lo tertekan. Gara-gara gue, lo jadi--"

Berlian beralih menatap Banyu, tahu sahabatnya itu pasti merasa bersalah atas keadaan yang ada sekaligus terjadi sebelumnya.

"Nggak apa-apa, Nyu. Gue baik-baik aja, cuma pusing dikit. Tapi, gue udah bisa mulai berdamai sama segala hal yang berhubungan sama masa lalu. Jadi, jangan salahin diri lo, ya. Mama Selena emang udah keterlaluan." Berlian berusaha menenangkan diri sendiri serta Banyu. Meskipun, ia juga masih dalam situasi pusing harus teringat masa kecil kelamnya. Karena, merasa bersalah telah mengakibatkan kepergian kedua orang tuanya.

Love Syndrome [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang