bab 5 - "Marsha"

232 29 0
                                    

Hari yang baru, suasana baru, kejadian baru. Pagi ini Zee meminta untuk tidak dijemput oleh Reva entah kenapa, Zee tidak menjelaskan alasannya dan menurut Reva itu tidak apa-apa karena mereka juga tidak berpacaran.

Pagi hari, baru saja turun dari kamarnya dan akan membuat sarapan untuk dirinya sendiri, Reva terkejut dengan kehadiran orangtuanya, lantas mereka selalu tidak ada saat pagi. Walaupun sarapan sudah tersedia di meja, Reva tetap membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

"Misi, Reva mau bikin sarapan"
"Ada makanan Reva, kamu ga liat?"
"Oh" jawab Reva singkat

"Reva bawa sarapanmu kesini, kumpul sama kita. Ada yang mau papa bicarakan sama abang-abangmu"

Reva menuruti saja apa kata papanya.

"Kali ini aja, kalian dengerin papa. Papa mau kalian pindah, karena kerjaan papa mama juga akan pindah"
"Aldo disini, gamau pindah"
"Apalagi Rizky"
"Robby mah ikut Reva"

Reva hanya diam dan tidak menjawab, tetapi seharusnya ekspresi wajahnya itu bisa menjadi jawaban.

"Reva diem aja, ikut berarti ya"
"Apasih?! Dikira diem itu ngikut apa?!"
"Siapa yang bolehin bentak papa?"
"Kalian itu papa mama ajak pindah biar bisa bareng terus, ga kayak sekarang" timpal mama Reva
"Gue juga ga wajibin papa mama di rumah terus"
"Reva, Robby, Aldo, Rizky ga ikut, kita disini aja" jawab Robby

Lalu Reva pergi begitu saja tanpa memakan sarapannya.

"Reva siapa suruh pergi" ucap papanya dengan tegas
"Waktunya berangkat"
"Pamit yang bener" papanya menghampiri Reva
"Gue udah lupa" jawab Reva lalu membuka pintu beranjak pergi

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi Reva.

"Maaf, Reva pamit mau berangkat sekolah"
"Ya"

Lalu Reva pergi dan berangkat sekolah, tanpa menjemput Zee dahulu.

Apasih Pantjoro, dateng-dateng suruh pindah, main nampar-nampar aja lagi.

Sesampainya di sekolah, dan kini sudah mendarat di kelasnya. Reva sudah disuguhi pemandangan Zee dan Marsha di kursinya.

"Pipi lo" tanya Olla
"Biasa, ada papa tiba-tiba di rumah"
"Tumben?"
"Suruh gue sama abang gue pindah, udah ga punya otak kali dia?" ucap Reva dengan keras agar Zee mendengar, tetapi ternyata itu gagal
"Wah anjing bokap lo?"
"Gagal tapi, gue sama abang-abang tetep disini, biar mereka aja noh pindah"

"Apa gue pindah kelas aja?" tanya Reva tiba-tiba
"Si itu pacaran di kursi gue" lanjutnya
"Lo CEMBURU?" jawab Olla dengan mengencangkan kata akhirnya
"Lo anjing Lla!" teriak Reva
"Mulut siapa tadi?" jawab Zee
"Maaf" jawab Reva

Dan tentu saja ditertawai oleh teman-teman Reva, sekaligus ledek-ledekan mulai bermunculan dan Reva hanya bisa sabar tanpa membantah itu. Lalu seketika bel berbunyi, otomatis Marsha pergi darisana.

"Pipi kamu kenapa?" tanya Zee karena saat ini Reva sudah berada disampingnya

Reva hanya diam saja dan tidak menjawab, ia meletakkan kepalanya di meja dengan sisi bekas tamparan diatas dan terlihat jelas oleh Zee.

"Baru masuk, bangun"

Tetapi karena tidak mendapat jawaban lagi, Zee memutuskan untuk bertanya pada Olla, di depannya. Dan akhirnya Zee sudah mendapat jawabannya. Pertama, bekas tamparan adalah berasal dari papanya, berarti Reva memiliki masalah dengan papanya, kedua ia langsung tidur karena ingin melupakan masalah itu, atau karena ia malas dengan kejadian tadi pagi, bisa dibilang cemburu.

Habis berantem sama papanya ya, mana gue tadi malah sama Marsha lagi. Ngambek lagi dia habis ini pasti.

Dan di sepanjang pelajaran itu Zee hanya memainkan rambut Reva, sesekali mengusap bekas tamparannya, tetapi Zee masih memperhatikan pelajaran, beda dengan Reva yang sudah terlelap.

once again, and it will be perfect.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang