bab 2 - "hidup sebenarnya apa?"

257 30 2
                                    

Hari yang baru, setelah diskusi mengenai praktikum yang akan segera dilaksanakan. Kemarin Reva dan Zee sama sekali belum membicarakan mengenai praktikumnya, dan kini hubungan mereka semakin canggung karena hal lalu. Membuat perencanaan praktikum sedikit rumit.

"Gimana cara gue bicara sama si Zee?" tanya Reva
"Hah? Lo tanya begituan?"
"Lo tuli Lla?"
"Olla, Olla, kemarin kan ada tragedi" sahut Oniel
"Gitu doang jadi canggung amat sih"
"Dia nangis tumbuhan bodoh, gimana kaga canggung"

Ditengah-tengah percakapan yang dilakukan Reva and friends, Zee datang dengan membawa kertas dan menuju kursi Reva.

"Siap-siap nona Reva, byeee"

Kondisi sekarang hanya Reva dan Zee, hanya berdua saja di kursi Reva. Dengan posisi Reva duduk dan Zee berdiri, sedangkan teman-teman Reva pergi begitu saja.

"Eh iya kenapa Zee?"
"Udah ada listnya, nanti tinggal beli"

Heh? Dia udah bikin listnya, duh gaenak gue, beban lo Rev.

"Lho kok udah jadi? Bukannya harusnya diskusi ya"
"Kamu kelamaan" jawab Zee

Kamu?

"Eh, maksudnya lo kelamaan Reva, lelet"
"Hehehe maaf ya, nanti gue aja yang beli semua, kerjainnya bareng-bareng lho ya tapi"
"Serius kam-, serius lo yang beli semua?"
"Santai aja"
"Gue perlu ikut ga?"
"Mau? Kalau mau sok atuh, ayo"

Zee mengangguk menandakan iya, dia ikut.

"Jam berapa?" tanya Reva
"Nanti aja sorean, gue masih ada band, lo bawa motor?"
"Lo band? Eh iya deng, lo gitaris grup A2 ya hahhaha, ga sadar"
"Lo bawa motor Reva?"
"Bawa, bawa. Nanti gue tungguin lo band aja, gue kan ga ada jadwal hari ini"
"Ga pulang?"
"Ngapain?"
"Ya serah lo lah, rumah-rumah lo kenapa tanya gue"

Reva hanya menjawab dengan tertawa, bukan tertawa lepas tetapi seperti dipaksakan untuk tertawa.

Diskusi antara mereka sudah selesai, tentu saja Zee kembali ke kursinya yang jauh di seberang sana, sehingga meninggalkan Reva di kursinya sendiri. Seperti ada dua dunia di dalam kelas ini sekarang.

Matahari sudah berada diatas, bukan diatas tepat tetapi sedikit turun. Menandakan hari sudah sore, bel sudah berbunyi, berarti sudah pulang sekolah. Murid-murid melakukan kegiatannya masing-masing, ada yang bermain basket, voli, pacaran, belajar, ekskul, dan bahkan ada yang hanya diam. Reva lah yang diam itu. Teman-temannya pada pergi menjalankan ekskulnya masing-masing, Oniel dan Flora satu grup A2 dengan Zee, dan hanya tersisa Olla.

"Woi! Diem-diem bae neng"
"Paan"
"Dingin banget bosskuuu"

Olla datang dan memecahkan keheningan yang Reva ciptakan. Sebenarnya di dalam lubuk hati Reva ia senang, walaupun ditunjukkan dengan ekspresi dan gerak-gerik yang berkebalikkan.

Untung hidup gue ada temen-temen.

"Rame tuh diluar, ikutan Rev"
"Pada ngapain emang"
"Ribut tuh"
"Ribut-ribut apaan dah"

Reva masih duduk di kursinya tanpa bergerak sedikitpun, sedangkan Olla masih melihat sekumpulan orang yang ribut disana.

"Rev..." Olla menoleh ke Reva
"Paan sih, jangan gitu ah muka lo, kek ada apa aja"
"Zee.., Zee ribut sama Gita, Reva!"
"HAH"

Dengan perasaan yang sangat terkejut Reva sontak berdiri dan berlari kencang kearah sekumpulan orang itu. Terlihat Zee ditengah-tengah sedang dicekik oleh Gita disana.

Reva datang dengan amarah yang sedikit naik, lantas apa hubungan antara Zee dan Gita, karena sepengetahuan Reva mereka sama sekali tidak ada hubungannya, saling mengobrol saja tidak. Karena Gita juga kakak kelas mereka.

once again, and it will be perfect.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang