Rentenir

23 13 2
                                    


Dirumah Adisha.

Malam itu , Adisha berbaring dikasurnya sambil menatap langit-langit kamarnya dan masih berfikir tentang Biantara.

Kata-kata yang Biantara masih membekas difikiran Adisha.

Hidup lo,hidup gue.

" Emang benar ya kata bunda?." Gumam Adisha.

"Kalo memang iya,Biantara sama Areksa ga beda jauh mereka cuma obsesi." Gumam Adisha lagi dan langsung menarik selimutnya lalu mematikan lampu kamarnya.

Ketika Adisha mencoba memejamkan matanya tiba-tiba diluar rumahnya ada suara gedoran yang sangat keras dari luar pintu rumahnya.

Tokkk!!,tokk!!,tok!!,

Seketika Adisha yang ingin tidur mendadak terbangun pun dan berjalan menuju pintu kamarnya.

Tak sempat keluar dari kamarnya tiba-tiba Adisha melihat bundanya yang membukakan pintu tersebut seperti orang panik hingga membuat Adisha memutuskan untuk mengintip dibalik celah pintu kamarnya saja.

"Woi!! buka ga!." teriak orang dari luar.

Bunda membukakan pintu tersebut dengan tangan yang gemetaran.

"I-iyaa! sebentar." jawab bunda sembari memutar kunci agar pintu terbuka.

Ketika pintu dibuka,dibalik celah pintu kamar. Adisha melihat sosok pria berbadan besar dengan tato yang memenuhi tangannya,dengan raut wajah yang sangat sangar melotot kearah bunda sembari menggebrak pintu rumah.

"Mana Samuel!." teriak pria tersebut pada bunda.

"sampai kapan dia ga bayar hutangnya , udah 3 tahun nunggak." ucap pria tersebut sembari berjalan kearah bunda sembari menunjukkan kertas yang berisi jumblah hutang yang bernilai cukup besar.

" Iya kang,pasti nanti saya bayar untuk sekarang saya lagi gaada suami saya lagi kerja." ucap bunda dengan suara gemetar.

"Nanta nanti nanta nanti." bentar pria tersebut seperti muak menagih hutang ayah dan bunda yang tak kunjung dibayarkan.

Dibalik celah pintu kamarnya Adisha terkejut ternyata selama ini Ayah dan bundanya merahasiakan hutang mereka.

Pantas saja setiap ada orang yang ingin datang untuk menagih,Adisha selalu saja disuruh pergi untuk berbelanja atau alasan yang lainnya.

Tak lama kemudian ketika bunda berusaha meyakinkan pria tersebut agar memperpanjang tempo pembayaran, pria tersebut langsung menjambak rambut bunda sambil mengancamnya.

Melihat bunda yang meringis kesakitan Adisha langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri bunda dan pria tersebut lalu menarik tangan pria itu agar melepaskan tangannya dari rambut bunda.

"Lepasin tangan kotor lo dari bunda gue!." teriak Adisha dengan lantang berusaha melepaskan tangan pria tersebut.

Adisha sudah berusaha,tetapi tenaganya tak dapat menyaingi pria tersebut. Bunda meringis kesakitan menahan sakitnya jambakan dari pria tersebut sampai meneteskan air mata.

"Gue peringatin sekali lagi sandra, bilang sama samuel buat lunasin semua hutangnya." Menunjuk bunda dengan jari telunjuk tangan kanannya.

"Kalau sampai kalian telat lagi.." ucap pria tersebut lalu menatap Adisha.

"Terpaksa anak lo gue bawa." Ucap pria tersebut lalu melepaskan jambakannya dengan kasar.

"Iya kang nanti aku lunasin , tapi jangan bawa Adisha." ucap bunda sambil menangis.

Pria tersebut tak acuh dan langsung pergi meninggalkan rumah mereka. Bunda seketika duduk lemas dilantai sambil menangis, Adisha meratapi kesedihan bundanya lalu duduk didepan bundanya dan berusaha menenangkan bunda.

ALASTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang