Chapter 3

13 1 0
                                    

Seorang pemuda tampak berjalan menuju kos-kosannya, dengan menenteng plastik putih berisi makanan pemuda itu menaiki tangga kos-kosan menuju kamarnya yang terletak dilantai dua. Ia merogoh saku celananya untuk mengambil kunci kamarnya. Saat akan memasukkan kunci kedalam lubangnya, ia terhenyak mendengar suara nyaring benda terjatuh diikuti dengan suara jerit tangis seorang perempuan dari kamar kos paling ujung sebelah kanan.


Lagi-lagi pria yang tinggal dikamar paling ujung itu melakukan kekerasan lagi pada istrinya. Pemuda itu sungguh capek harus mendengar setiap hari suara pria tersebut yang membentak istrinya. Jujur ia merasa iba dengan teriakan perempuan itu, setiap bertemu dengannya ia selalu diajak mengobrol oleh perempuan tersebut dengan suara serak. Bahkan, nyaris tak terdengar suaranya.


Min Daeyoung, seorang pemuda sebatang kara dan merupakan murid SMA terbaik di kelas informatikanya memutar knop pintu kamar kosnya. Sesaat sebelum ia memasuki kamar, ia mendengar suara perempuan itu memanggil dengan berlari menghampirinya.


"Daeyoung! Tolong aku!"


"Berhenti dasar jalang! Mau kabur kemana lagi kau!"


Daeyoung dengan cekatan menarik tangan perempuan itu untuk masuk kedalam kamarnya dan mengunci perempuan itu dari luar. Kini tinggal tersisa Daeyoung dan suami perempuan tersebut.


"Mau jadi pahlawan kau? Cih anak bau kencur sepertimu sebaiknya jangan ikut campur dengan urusan keluargaku! Menyingkir dan serahkan kunci kamarmu!" Hardik si pria berusaha meraih Knop pintu kamar kos milik Daeyoung. Namun niat pria itu terhalang oleh cekalan Daeyoung pada pergelangan tangannya.


"Lepaskan! Hei bocah, kau mau cari mati?!"


"Tutup mulut sampahmu itu!"


"Apa katamu!" Pria itu mengepalkan tangan kirinya ke arah wajah Daeyoung, pemuda dengan postur lebih kurus itu segera menunduk dan menjegal kaki pria tersebut. Tak lupa tanpa rasa belas kasih, Daeyoung mematangkan pergelangan tangan pria. Raungan keras kesakitan menambah suasana sepi dimalam itu menjadi semakin mengganggu.


"Paman, jika mentalmu belum matang maka janganlah terburu-buru menikah. Jika pada akhirnya, kau hanya bisa menyakiti anak orang." Daeyoung kemudian menunggu balasan pria tersebut sambil memasang sikap waspada.


"Berisik! Kau tahu apa memangnya?! Orang tua jalang itu yang menyerahkannya kepadaku sebagai tebusan hutang-hutang mereka. Jadi itu bukan urusanmu jika aku mau berbuat sesuatu kepadanya," Hardik pria itu. Mendengar kata jalang, emosi Daeyoung kembali mendidih. Sepertinya ia pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, dengan tetap menjaga wajahnya tenang.


Daeyoung mengeluarkan sebuah teaser dari dalam sakunya dan menyengatkan listrik tersebut ke leher pria di bawahnya hingga terkapar pingsan. Daeyoung lantas menyeret tubuh pria itu kembali ke kamarnya, seolah pria itu tertidur karena mabuk.


Daeyoung mengambil kembali plastik putih yang sempat ia jatuhkan ke lantai, dengan satu tarikan nafas dan hembusan nafas. Daeyoung memutar kunci pintunya dan mendorong pelan ke arah dalam. Tampak sosok perempuan itu meringkuk ketakutan dengan tubuh dipenuhi oleh bekas-bekas luka dan lebam.

There No Ending Between Us| @Rea x @ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang