B

6 1 0
                                    

"Aime Jeza Rembulan"

Aku menoleh, seorang perempuan tengah membacakan namaku. Ia menghampiriku, kemudian memberikan secarik kertas kepadaku.
"Liat, Lo satu kelompok lagi sama Bintang"

Aku menarik kertas tersebut, tak perlu ditanyakan lagi bagaimana perasaan ku saat ini. Aku tersenyum lebar, rasanya seperti bibir ini akan robek dibuatnya.

"Gila si, ga terpisahkan lo sama dia Ja!" Seru teman ku sembari menepuk pundakku. Ia Adeera Khansa, Perempuan cantik dengan kulit hitam manis dan mata cantikknya.

"Haha, biasa aja si Dir" Ucapku.

Ia menarik tanganku, dan membaca kertas itu kembali. "Ah, gua iri Ja. Kelompok lo orang orang pintar semua" Dengusnya.

Aku tertawa, dan melenggang pergi meninggalkannya. Kulangkahkan kaki ku menuruni anak tangga, dan memasuki ruangan kelas pada siang hari ini.

Ku lihat sekeliling kelas "Masih kosong" Batinku. Tak lama, terlihat seseorang memasuki kelas. Ia Laki Laki itu, Bintang Seluas Angkasa. Laki laki yang katanya sangat baik, namun bagiku dia hanyalah 'Cowo Cuek'.

"Eh, udah dateng Bin? Tumben cepet" Ujarku kepadanya.

Ia melihat ku, lalu duduk disalah satu bangku kosong yang tak jauh dari tempatku berada.

"Haha, seharusnya sih lebih telat lagi ya?"

Aku tertawa mendengar ucapannya, dan hanya mengangguk setuju. Tak ada lagi percakapan diantara kami berdua, kulihat dia hanyak sibuk mengutak atik layar pada ponselnya.

Hening yang kurasakan, aku melamun, otakku berkerja sangat keras memikirkan banyak topik untuk membuatnya bicara. Hingga suara khasnya, membuyarkan lamunanku.

"Ohya, Ja. Kita satu kelompok lagi kan?" Ucapnya.

Aku tersentak, segera menganggukkan kepalaku lagi, bertanda bahwa aku setuju. Kulihat ia tersenyum. Matanya yang ikut tersenyum itu, tak bosan untukku melihatnya.

"Tolong kerja samanya ya, Ja?" Ucapnya lagi.

Ku layangkan jempol ku kepadanya, sembari berkata. "Aman, selagi ada kamu Bin hehe"

Ia mengangguk, dan kembali melihat layar ponselnya. Rasanya kesal, mengetahui bahwa percakapan kami hanya sebatas itu. Tapi sekali lagi aku katakan kepada kalian, bahwa Bintang itu 'Orang Cuek'. Jangan pernah kalian tertipu dengan semua sikap baiknya.

***

15.30


"Oke, sampai disini saja pembelajaran kita pada hari ini. Silahkan jika ingin keluar"

Aku membereskan alat tulis ku, dan dengan cepat bergegas keluar dari kelas.

"Huft, lama lama aku bikin lift disini. Sumpah deh" Gumamku.

Tiba tiba kurasakan, sebuah tangan mengetuk kepalaku. Aku menoleh, mencari tahu siapa pelaku tersebut. Kulihat matanya, mata kami bertemu. Ia tersenyum sembari berkata "Ngeluh mulu, neng" Tanpa menunggu jawaban ku, ia berjalan menuruni anak tangga yang sangat banyak tersebut. Mulutku tertutup, tak sempat mengatakan sepatah kata pun.

Sadar akan diam ku. Aku mengejarnya, kusetarakan langkahku dengan langkahnya. "Apasi, nguping aja!" Ucapku kepadanya. Kujurkan lidahku dan kemudian meninggalkannya.

Aku malu, sangat malu. Hingga dering ponselku, menghentikan langkahku. Kulihat ponsel ku, tertulis disana sebuah pesan singkat dari seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia, BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang