~ Chapter 9 : Yang Penting Cari Dulu ~

7 5 0
                                    

Suara kicau burung terdengar begitu merdu di telinga, membangunkan ku dari tidur ku yang nyenyak sekali. Mata ku berkedip pelan, menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. Saat sudah terbiasa, aku kaget karena posisi tidur aku dan laut yang aneh. Ia merangkul ku dan tidur sambil mengendus kepala ku, sedangkan aku sendiri memeluknya sampai wajah ku menempel di dada langit.

Posisi aneh ini benar-benar membuat ku memerah,sungguh ini tidaklah lazim. Akibat salah tingkah dan tidak dapat berpikir lagi, aku malah mendorong langit hingga terjatuh.

*burgh!*

"Aduhh! Aduh.... Ada apa, laut? Kenapa mendorong ku?" Ucap langit yang terbangun dan menggosok hidungnya. Kurasa dia jatuh dengan wajah menghadap ke lantai.

"M-MAAF! Kamu baik-baik saja? Aku tidak sengaja, maaf!"

Aku panik karena hidung langit tampak merah karena terjatuh. Namun berbeda dengan si korban, langit malah tidak peduli dan kembali tidur sambil memeluk ku.

"Huftt... Ku kira ada apa, sudah sudah, ayo kembali tidur"

"L-langit...."

Pikiran ku semakin tidak mampu untuk berpikir. Aku ingin mendorongnya kembali, namun aku tidak ingin melukainya lagi. Namun...

"Ada apa!? Aku mendengar suara gaduh! Apa terjadi sesua-... Tu?"

Ailee tiba-tiba saja membuka pintu dan menatap ke arah ku yang di peluk langit. Sepertinya langit menganggap ku sebagai gulingnya yang empuk.

"H-haii.... Pagi, ailee" Ucap ku gugup

"Ahahah! Laut, ada apa ini? Mengapa langit memeluk mu begitu?" Ucap ailee sambil mendekati ku

"Tolong... Semalam aku membiarkan dia tidur bersama ku, sebab itu mungkin dia mengira ku guling" Ucap ku dengan nada pasrah.

"Ahaha! Ada-ada saja kalian!"

Ailee menarik tangan ku agar aku dapat terlepas dari pelukan langit. Namun pelukannya semakin erat dan mengunci ku.

"T-tolong.... Aku... Sulit bernafas... Ugh..."

"Yaampun, langit, hei! Bangun" Ailee pun memutuskan untuk menguncang tubuh langit dan meminta nya untuk bangun. Namun, bukannya mendapatkan sang empuh bangun, langit malah mengigau dengan damai.

"Heumm... Nyaman... Zzz..."

"Hei? Bangun, langit!"

Ailee kembali menguncang tubuh langit, kali ini lebih kuat. Karena guncangan itu, langit sedikit terbangun dan membuka matanya.

"Huh? Ada apa? 5 menit lagi, ku mohon..."

"Lepaskan laut terlebih dahulu. Kamu menguncinya seperti dia sebuah guling saja!"

Mendengar itu, langit membuka pelukannya dan membiarkan ku bebas. Tentu kesempatan itu aku gunakan sebaik mungkin karena kesempatan tidak datang dua kali. Aku langsung saja berdiri dan membiarkan langit tertidur kembali. Dasar...

"Hahaha, sudah bebas? Mandilah terlebih dahulu, laut. Kurasa kalian sangat kelelahan, ya? Maaf ya, karena aku, kalian sampai kesiangan begini"

"Eh? Siang?"

Ucapan ailee membuat ku kaget. Aku segera melirik ke luar jendela dan melihat langit yang sudah menjadi biru cerah dengan matahari yang bersinar terang diatasnya.

"Maaf ya, kalian menjadi sangat lelah karena perjalanan semalam" Ucap ailee yang menghampiri ku.

"Tidak, tidak apa-apa, ailee. Aku tidak menyangka kami tidur sampai kesiangan begini. Maaf tidak bisa membantu mu menyiapkan sarapan"

Laut & LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang