Autornya kaku klo soal basa-basi Yee༎ຶ‿༎ຶ jdi langsung ke inti👇
Happy reading ❤️🩹
*
*
*
*Suasana di depan sekolah lentera harapan terlihat padat dikarnakan bunyi bel pulang telat berbunyi sekitar dua puluh lima menit yang lalu.
Langit sore hari ini terlihat mendung, pertanda mungkin hujan sebentar lagi akan turun. Di ujung tempat penjemputan siswa, berdiri seorang gadis berambut sebahu. gadis itu terlihat hanya melamun sembari menatap kosong ke arah jalan raya yang mulai sunyi dan sepi.
Luna mengusap lengannya yang teras dingin akibat udara sore yang berhembus Santai namun tetap bisa membuat yang merasakannya kedinginan.
Ia mengecek jam tangan yang melingkar sempurna di lengannya. sebenarnya Luna tak sendiri, tadi ada Lily yang menemani dirinya namun anak itu sudah dijemput cepat oleh ibu dan ayahnya.
"Ibu dan ayah?" Luna Tersenyum masam, ia menghembuskan nafas panjang guna menghilangkan rasa iri yang tertinggal di dalam hati Munggilnya.
tangan kanan gadis itu beralih mengambil benda pipih berwarna hitam yang berada di dalam saku seragamnya untuk ia cek, mana tahu pesan yang dirinya kirimkan beberapa menit yang lalu sampai pada sang empunya, namun hasilnya tetap sama terlihat jelas tanda centang satu yang berada orang itu belum juga membacanya.
Luna menggeleng miris, ia mendongak menatap hamparan langit yang mulai mengelap."Beneran gue pulang sendiri lagi?" Tanya nya pada Semesta.
Gadis itu mengangguk paksa, ia tersenyum namun netra indah itu berembun, "bisa na Lo cewek kuat dan mandiri!!" Ucapnya menyemangati diri sendiri.
Baru saja kaki jenjang itu ingin melangkah, suara deruman motor seseorang sudah membuatnya kembali mengurungkan niat untuk berjalan.
Luna mematung mencoba memberanikan diri untuk melihat siapa pemilik suara motor itu.Dan..
Degh!
Gadis itu membatu, mengerjapkan netra linglung sembari menatap lekat laki-laki yang tak asing di penglihatannya, laki-laki itu tersenyum sangat tipis ia mendekat ke arah gadis yang ia incar sejak sekolah menengah pertama dulu sembari membawa helm pink lucu di genggamannya.
Laki-laki menyodorkan helm ke arah Luna, namun Luna hanya menatap dan tak mengambilnya.
"Amb-"
"Kenapa kak nata disini?" Tanya Luna cepat, raut wajahnya kini kembali datar sedatar tembok, nata yang melihat perubahan drastis dari raut wajah gadis yang dirinya sukai hanya tersenyum tipis.
Laki-laki itu menggapai lengan lentik Luna untuk dirinya berikan helm, "Andra nyuruh gue buat antar Lo pulang" jelasnya menepuk pucuk kepala gadis mungil di hadapannya lembut.
Luna menatap kaget, what?! nata mengetahui bahwa ia adalah adiknya andra? Tapi jika dia sudah mengetahuinya mengapa reaksi laki-laki itu biasa saja? Dan tak terkejut sedikit pun? Bukanya di sekolah tak ada yang mengetahui kebenaran ini kecuali dirinya dan kakaknya seorang?
Banyak spekulasi-spekulasi yang berterbangan di otak Luna namun gadis itu langsung terkejut dengan tepukan di bahunya, sial ia kembali ke pada kehidupan realitanya.
"Andra udah ngasih tau semuanya" ucap nata Tersenyum.
Luna memicing curiga, " sejak kapan Lo tahu?" Dan kenapa kakak gue gak nge-jemput?" Tanya nya sembari bersedekap dada.
"Sejak... pertama kali Lo sekolah Disini." Nata tersenyum.
"Dan Andra.... kakak Lo itu ada rapat OSIS, kebetulan gue kosong waktunya dan anggota inti cuma diperlukan empat orang yaa gue bisa pulang cepat" jelasnya menatap lekat raut wajah Luna yang kini menganguk.
"Bisa gue percaya omongan Lo?"
Nata menganguk, "tentu"
*
🥀🥀🥀
*"
Makasih" nata menganguk, laki-laki melirik-menatap mansion mewah gadis di hadapannya.
"Ini rumah Lo?" Tanya nya melirik sekitar bangunan bercat putih yang dimana sekitar pagarnya di tumbuhi bunga-bunga cantik.
Luna menganguk, "ya kenapa?" Nata menggeleng, "gak apa-apa, hm kalo gitu gue pulang" ucapannya sudah ingin menaiki motornya, namun ucapan Luan menghentikan pergerakannya.
"Gue mohon ka, don't tell anyone about me and my brother" ucapnya menatap memohon ke arah nata yang kini tersenyum kecil, laki-laki itu mengangguk, "Don't worry, I won't reveal it"
Perlahan kurva tipis melengkung indah di bibir merah nan tipis itu, Luna pamit ia melangkah cepat masuk ke dalam rumahnya meninggalkan nata yang tersenyum simpul di atas motor ninjanya."You make me crazy with that smile" Batin nata, laki-laki itu menginjak pedal gas mogenya meninggalkan pekarangan rumah besar gadis yang sudah membuatnya sedikit mulai gila?
Tok!
Tok!
"Assalamualaikum, Luna pulang"
Tak ada yang menjawab, semuanya terasa hening...
Gadis itu melangkah ke arah kamar Lia-bundanya, mengetuk pintu kamar itu pelan lalu mendorongnya secara perlahan.
Gadis itu berjalan ke arah nakas guna mengambil foto seorang wanita cantik, Luna Tersenyum."bunda belum kembali ya? Bunda marah sama Luna? Maaf bunda kalo Luna nyusahin" ucap penuh gemetar Luna sembari mengusap foto lia yang berada di nakas.
Sumpah demi apapun, ia begitu merindukan Lia, entah kemana wanita yang sudah melahirkan nya itu sekarang.
Setetes air mata jatuh mengenai foto lia, "bunda maaf ya Luna gak bisa bangain bunda.. Luna tahu kok Luna cuma anak sial yang gak di-"
"Grep"
"Cukup" perintah Andra mengusap lembut bahu adiknya yang bergetar menahan isak.
"Ka? Bunda marah ya sama gue? Kok dia gak balik ka?" Tanya Luna membenamkan kepalanya pada dada bidang Andra.
"Bunda butuh waktu.."
Luna mengangkat pandangannya tepat pada netra hitam andra, "bunda kenapa ka? Kasih tau gue ka bunda kenapa? D-dia baik-baik aja kan?
Andra kembali memeluk tubuh mungil Luna yang berontak,."iya, Bunda gak apa-apa."
TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Aluna [Tamat]
Ficção Adolescente❛❛dan pada akhirnya, aku telah kalah sebelum memulai❜❜ *** Sinopsis: Di paksa tumbuh dewasa di usia yang seharusnya masih memerlukan bimbingan orang tua bukan hal yang mudah untuk seorang "Aluna layara kayzee Dritama" Di usia nya yang baru 16 tahun...