Kecoa Tetangga

3 0 0
                                    

"Aja, tadi lo malu-maluin banget, sih!"

Rajasa yang dari tadi hanya fokus menyetir menghadap ke kiri, ke arah tempat duduknya Kinara. "Saya hanya mengikuti alur yang kamu buat, Kinara."

"Tapi nggak asik!"

"Kamu lapar tidak?" Tanya Rajasa mengalihkan bahan obrolan.

Kinara tidak menjawab, pertanyaan itu dianggap angin lalu olehnya.
Saat dirasa Kinara tidak memperdulikannya, Rajasa sekali lagi melihat ke arah perempuan itu. Rajasa melihat Kinara menumpukan kepalanya di pintu mobil dengan melihat keluar, bersenandung kecil dan meniup udara ke kaca mobil sehingga menimbulkan embun dan menggambar disana.

Rajasa menaikkan sudut kiri bibirnya, "Kekanakan."

Rajasa menepikan mobilnya disebuah taman yang cukup ramai. Memberhentikannya dan turun, dia mengitari mobil lewat depan mengetuk kaca jendela disamping Kinara.

"Kinara keluar atau saya tarik paksa!" Bukan pertanyaan melainkan perintah.

Kinara mendengar pertanyaan dari Rajasa tapi dia cukup malas untuk menjawabnya, dia masih dongkol perkara ice cream dan cara berpakaiannya yang diatur, makanya dia memilih untuk tidak menjawab.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia sangat lapar, sebenarnya dari tadi perutnya sedikit berbunyi. Sialnya, terakhir kali dia makan adalah makanan sisa dari dia membekalkan untuk Rajasa. Jadi mau tidak mau, dia ikut turun dari pada ditarik paksa oleh Rajasa atau lebih sialnya lagi dia pingsan didalam mobil sendirian dan kehabisan napas lalu koid, arwahnya gentayangan di warung-warung makan karena ia mati kelaparan. Sangat tidak apik kematiannya.

"Duduk disana," tunjuk Rajasa pada salah satu kursi panjang yang kosong. Sedangkan dia menyebrang ke seberang jalan untuk membeli sesuatu.

Kinara duduk sendirian dan terbengong disana. Sebenarnya tidak benar-benar terbengong, dia melihat-lihat orang lain juga disana. Tapi membosankan menurutnya, karena, ia lupa membawa handphone. Dia kira akan sebentar saja, ternyata lama dan lamanya itu karena dirinya sendiri. Tadi, waktu belanja dia sedikit bingung dalam membeli beberapa hal. Walau diberi kebebasan untuk memilih apa saja, tapi Kinara masih sangat tau diri sejauh ini walau dibeberapa kesempatan tau dirinya itu akan berubah menjadi tidak tahu malu. Intinya mereka lama berbelanja karena Kinara bingung memilih mana dulu yang akan dibeli.

Rajasa datang dengan kedua tangannya yang masing-masing memegang satu kantong.

'Beli apa saja dia?' tanya Kinara dalam hati.

Rajasa membukanya satu persatu. Salah satu tasnya ada dua buah kebab, dua roti pizza, susu putih dan kopi. Tas lainnya terdapat dua mangkuk besar ice cream coklat dan vanilla. Kinara tidak mau kepedean, tapi dia sudah sangat susah menahan senyum ketika melihat tas kedua ketika dibuka.

Rajasa menyodorkan salah satu kebab, sekaleng susu dan roti pizzanya pada Kinara tapi tidak dengan ice cream, pupus sudah harapan Kinara bahwa ice cream itu akan diberikan padanya. Setidaknya salah satu dari dua mangkuk itu.

Walau begitu Kinara tetap menerima, dia benaran lapar pake banget. Dia makan terlebih dahulu kebab lalu roti pizza. Setelah selesai Kinara bersendawa cukup besar. Diliriknya ke arah Rajasa yang juga melihat ke arahnya.

"Hehehe, nggak sengaja. Sumpah!"

"Tidak sopan."

Kinara mendengus kesal, jengah akan sikap kaku Rajasa. Tidak boleh ini, tidak boleh itu, tinggal sama Rajasa seperti tinggal di kamp militer. Banyak aturan.

Ditengah kekesalannya Kinara merasakan dingin di pipinya. Saat dilihat, ternyata dua mangkuk besar ice cream itu diletakkan di kedua pipinya oleh Rajasa lewat belakang kepalanya. Dia tidak ingin senyum sekarang tapi dia juga bahagia, tidak dipungkiri.

KinaRajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang