2. Teman Kelas

561 55 6
                                    

Keadaan saat ini membuat Jake bingung antara harus bersyukur atau malah mencaci maki takdirnya.

Ia heran kenapa dari sekian banyaknya kelas ia harus disatukan lagi dengan pangeran es berwujud Park Sunghoon. Teman—atau musuh juga rada benar, mereka kini disatukan lagi di kelas yang sama.

Bagi Sunghoon tentu ini merupakan sebuah keberuntungan. Ia sangat khawatir apabila sekelas dengan orang-orang baru yang pastinya akan menguras energinya lagi untuk bersosialisasi.

Jake dan Sunghoon masuk ke dalam kelas yang sama—XI.2 di mana mereka juga bertemu dengan salah seorang cowok bernama Park Jongseong alias Jay.

Mereka memang baru berkenalan ketika masuk kelas, tetapi hubungan mereka yang sangat akrab tampak seperti ketiganya sudah menjalin pertemanan yang cukup lama. Ralat, cuma Jake saja yang tampak akrab dengan Jay.

"Anjay! Ternyata lo anak band?" Seru Jake antusias. Ia sebenarnya mengenal nama Jay karena cukup sering berseliweran di sekolahnya.

"Iya, gue gitarisnya. Masa kalian gak tahu?" Jay bertanya balik seraya mengerutkan alisnya.

Sunghoon mendelik. "Lah, dipikir situ terkenal." Ia kemudian melirik Jake yang saat ini atensinya telah terfokus penuh menatap Jay—terlihat sangat bersemangat untuk mendengar cerita lebih dari cowok yang katanya 'gitaris band' tersebut.

"Emang gue terkenal anjir. Makanya hidup jangan nolep-nolep amat! Kali-kali nonton konser noh," ujar Jay memberikan siraman rohaninya. Membuat Sunghoon sedikit tertampar, tapi lebih ke emosi dengan kepedean Jay.

"Ohhh... terus kalian manggung lagi kapan?" Jake tak memusingkan adu mulut antara Sunghoon dan Jay. Ia memang sangat penasaran akan band yang digeluti oleh teman barunya itu.

Sunghoon hanya menatap keduanya malas. Mereka sibuk sendiri dengan urusannya, tanpa mempedulikan Sunghoon yang juga masih berada di sana.

Jay mulai bercerita panjang lebar tentang konsernya. Mulai dari jadwal manggung, memperkenalkan anggota-anggota bandnya, bahkan mengajak Jake untuk menonton mereka.

"Hoon, ayo ikut! Kayanya seru," ujar Jake kini menoleh pada temannya yang sudah menatapnya dengan dingin—mungkin kesal seperti tak dianggap sedari tadi.

"Males, lo aja." Sunghoon mengalihkan pandangannya ke jendela kelas. Mengamati ramainya para murid dengan aktivitas mereka masing-masing.

Jake menghela napas. Sebagai teman yang sudah sangat paham akan sifat Sunghoon, ia tahu betul untuk mengatasi pangeran es tersebut hanya perlu bersikap sabar.

Cowok mungil itu beralih lagi menatap Jay. "Ya udah, ntar lo kabarin aja kalau jadi. Beneran gratis kan buat kita berdua?"

Jay mengangguk. "Amanlah, gue kan orang dalam." Cowok itu mengedipkan matanya sebelah seraya tersenyum miring.

Jake mengangguk. "Oke. Kalo gitu gue tunggu kabarnya." Cowok itu memberikan kode agar Jay membalas salamnya.

Sunghoon yang mengamati interaksi keduanya hanya dapat memberikan tatapan mematikan di ujung sana.

Sejujurnya ia masih belum terlalu akrab dengan makhluk bernama Park Jongseong itu. Namun, mau bagaimana lagi. Karena Jake juga terlihat senang berteman dengan orang tersebut, mau tak mau ia pun harus mencoba untuk berteman juga dengan Jay.

Setelah puas mengobrol dengan Jay, Jake pun kembali ke tempat duduknya semula—di samping Sunghoon. Lebih tepatnya persis di samping jendela.

"Hoon, coba sana lebih akrab sama Jay. Banyakin ngobrol biar terbiasa," ujar Jake ketika sampai di samping lelaki jangkung tersebut.

𝐃𝐄𝐍𝐈𝐀𝐋 - 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘫𝘢𝘬𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang