3. Nasi Goreng

419 47 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya sih Sunghoon memang tidak mau melakukan apa yang disuruh Jake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya sih Sunghoon memang tidak mau melakukan apa yang disuruh Jake. Sayangnya, ia keduluan salbrut alias salting brutal oleh ketikan pemuda itu.

Anggaplah Sunghoon bulol—bucin tolol. Bedanya ini masih dalam konteks teman. Ya, walaupun ia sendiri merasa obrolan mereka tampak seperti orang pacaran.

Atau ia saja yang gampang baper dengan ketikan? Namanya juga manusia. Apalagi laki-laki semanis Jake yang menghujaninya dengan kata 'sayang' dan emot cinta bertubi-tubi. Mustahil hati Sunghoon tidak meleyot.

Ia pun langsung bersiap untuk keluar rumah dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh sahabatnya itu. Kebetulan lokasi nasi goreng agak jauh dari komplek mereka, sehingga ia pun terpaksa menggunakan motor untuk mencapai tujuannya.

Sesampainya di tempat nasi goreng, Sunghoon mulai memesan 5 bungkus nasi goreng—sesuai permintaan Jake. Kalau boleh jujur, ia heran kenapa porsi makan temannya itu sangat banyak tetapi tinggi badannya tak kunjung bertambah.

Mungkin bawaan genetik, pikirnya. Lagian tak peduli seberapa tinggi atau pendeknya Jake ia akan terlihat sama di mata Sunghoon.

Lucu.

"Pesan sebanyak ini untuk keluarga mas?"

Beberapa detik tak ada jawaban.

"Mas?"

Sunghoon yang baru merasa ternyata ia yang dipanggil tersebut langsung menoleh. "Maaf bang, kenapa?"

"Pesan 5 bungkus buat sekeluarga?" Tanya penjual nasi goreng dengan tangannya yang sibuk berkutat dengan wajan dan sudip.

Sunghoon tertawa kecil. "Oh enggak, buat temen saya."

"Rame juga berarti ya. Kenapa gak makan di sini sekalian?" Tanya abang nasi goreng itu lagi—yang kalau Sunghoon boleh membatin, apa tidak ada basa-basi yang lebih berbobot lagi?

"Temen saya satu, bang. Makannya aja yang banyak." Akhirnya Sunghoon menjelaskan, tetapi malah membuat penjual nasi goreng tersebut menoleh kaget.

"Ealah, banyak juga nih temennya makan. Tapi beneran temen toh, mas?" Ujar penjual nasi goreng lagi memastikan.

"Maksudnya?"

"Bukan pacar...."

Penjual nasi goreng itu menaikturunkan alisnya. Meskipun sudah dicap sokab alias sok akrab oleh Sunghoon, tetapi pertanyaan terakhir dari pria itu membuat ia berpikir sejenak.

"Mungkin nanti bang."

•••

Jangan lupa vote & komen...
Mohon kritik sarannya juga ya maaci (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

𝐃𝐄𝐍𝐈𝐀𝐋 - 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘫𝘢𝘬𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang