[1] 4 PILAR

68 9 0
                                    

Happy reading

“Hidup itu bertergantung pada takdir, dan takdir ngga ada yang tau gimana ending nya, entah itu sad atau happy. Tapi boleh ngga kalau gue berharap— hidup gue happy ending?”- Kevin Belvano.


Pemuda itu berjalan dengan pandangan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu berjalan dengan pandangan kosong. Dirinya sedang memikirkan berbagai macam hal. Langkahnya sangat lambat, wajahnya yang putih begitu pucat. Hari ini dirinya berangkat sendiri, tanpa di antar oleh supir pribadi keluarganya. Sebenarnya ibunya sudah melarang, tapi dirinya keukeuh ingin berangkat sendiri, dan mengatakan pada sang ibu, bahwa hanya hari ini saja ia berangkat tanpa diantar seperti biasa. Akhirnya mau tidak mau ibunya pun mengizinkan.

Saat tengah asik berjalan sembari melamun, tiba-tiba ia mendengar suara teriakan seseorang, yang menyuruh dirinya menyingkir. Otomatis iapun berbalik, melihat ke arah sumber suara. Bisa dirinya lihat, beberapa jarak darinya ada seorang pemuda, yang melaju ke arahnya menggunakan sebuah sepeda berwarna hitam. Tangan pemuda tersebut terus menyuruhnya menyingkir.

“EH MINGGIR WOYYY!!” Teriak si pemuda dengan wajah paniknya.

Lama-kelamaan pemuda tersebut semakin mendekat ke arahnya, dan kecepatan sepeda milik si pemuda juga semakin bertambah, karena jalan yang ia lalui saat ini merupakan penurunan.

Beberapa detik kemudian dirinya tersadar, matanya membulat dan—.

Bruggh.

Terlambat!. Sebelum dirinya benar-benar menyingkir, ia sudah tertabrak deluan oleh sepeda milik pemuda tersebut.

Sedikit meringis, sepertinya kakinya terkilir?.

“ADUH JIDAT GUEEE!!” bisa ia dengar pemuda yang menabraknya mengeluhkan dahinya.

Dari sudut matanya ia bisa menebak bahwa pemuda sepeda tersebut berjalan sedikit terseok ke arahnya, mungkin kakinya juga terkilir?, pikirnya berasumsi.

“Eh Lo ngga papa?” tanya si pemuda sepeda dengan tangan yang menutupi dahinya sendiri, sembari berjongkok di hadapannya. Ia hanya bisa menanggapi pertanyaan pemuda tersebut dengan gelengan singkat.

“Sorry bro, rem sepeda gue rusak, jadi ngga bisa nge-rem” ucap si pemuda sepeda terkekeh hambar.

Dirinya hanya bisa terdiam, tanpa merespon ucapan pemuda yang menabraknya.

Pemuda sepeda yang tidak mendapatkan respon apapun, dari orang dihadapannya, menjadi tidak enak. Ia berfikir, mungkin pemuda yang ia tabrak saat ini marah padanya.

Tapi sesaat kemudian ia menyadari bahwa pemuda yang ia tabrak, juga menggunakan seragam SMA yang sama dengannya.

“Eh seragam kita sama! Lo dari SMA Harta Bangsa juga?” tanya si pemuda sepeda sedikit excited, tapi kembali tidak mendapatkan respon apapun dari orang yang ia tanyai.

4 PILARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang