SWB ~ 3

1.5K 96 1
                                    

"APA? " Jelas Zizi dan Jestiyan terkejut saat mendengar maksud Riana untuk meminjam rahim milik sekretaris suaminya

Sungguh, Zizi akui dirinya memang sudah gila tapi ternyata ada orang yang lebih gila lagi dari dirinya.

"Rania! Kamu gila hah? Aku tidak mungkin menghamili sekretaris ku sendiri! " Murka Jestiyan

"Ayolah Jestiyan! Tidak ada cara lagi, waktu kita tidak banyak, eung?? " Pinta Rania

"Tidak akan! Dari awal saja rencana ini sudah tidak nalar, dan kamu membuatnya semakin tidak masuk akal, aku tidak setuju! Terserah apa yang mau kamu lakukan setelahnya." Akhir Jestiyan lalu pergi keluar dari ruangan kerjanya, tak habis pikir kenapa Rania malah menyuruh Zizi untuk mengandung anaknya?

"Haisshhh sial!! " Teriak Jestiyan setibanya ia di rooftop, nafasnya menggebu-gebu tak teratur, dirinya benar-benar marah sekarang, tak pernah terlintas sedikitpun pikiran untuk menjalin hubungan dengan sekretaris galaknya itu, dan istrinya malah meminta ia menanam benih di rahim Zizi

"Maaf Bu saya juga tidak bisa melakukan ini" Lirih Zizi

"Kamu yakin tak mau membujuk Jestiyan dulu Zi? Bagaimana dengan Sesa?" Rania

"Apa yang dibilang Mr. Jestiyan itu benar, ini tidak masuk akal, untuk Sesa saya akan cari cara lain, mohon maaf saya undur diri" Pamit Zizi

-Secretary with Benefits-

"Jestiyan.. Yuhuu!!! " Teriak Rania setibanya ia di mansion mencari sang suami

"Tidak ya tidak Rania" Kesal Jestiyan yang sedang anjing samoyed kesayangannya

"Padahal aku belum bilang tapi kenapa kamu sudah tahu? Kamu memang benar-benar sahabat sejatiku" Cengir Rania

"Terserah! " Jestiyan

"Ayolah Jes, mau ya? Please?" Rania masih tetap kekeuh membujuk Jestiyan

"Aku tahu kamu sedang setres, mending kamu pergi ke psikiater atau cek otak kamu! Mungkin saja sudah miring 90°" Kesal Jestiyan

"Enak saja! Lagian ya Jes, kamu memang tidak kasihan dengan Zizi? " Rania

"Tidak! " Sentak Jestiyan

"Dih boss jahat, kamu gak tahu setelah pulang dari kantor dia lanjut kerja di restaurant dari jam 8 malam sampai pagi lagi? Karena aku baik..ini aku kasih alamat restaurantnya, tenang saja restaurant itu buka 24 jam! Ayo temui dia! " Bujuk Rania

Jestiyan diam tak menjawab sambil terus menggosok badan anjing peliharaannya

"Ternyata dia lakuin itu buat bayar tagihan rumah sakit sahabatnya yang lagi koma tahu, aku baru tahu juga Zizi itu dari panti asuhan dan tidak punya keluarga, kasihan sekali ya dia. Pantas wajahnya selalu pucat dan badannya kurus kering ternyata dia jarang tidur. Padahal aku cuma niat bantu tapi kalian berdua sama-sama gak mau, ya udah deh.. " Rania mulai beranjak pergi setelah cerita panjang lebar

"Tunggu! " Cegah Jestiyan

Mendengar itu Rania tersenyum senang lalu membalik badannya kearah Jestiyan. Ia paling tahu sisi lemah suami sekaligus sahabatnya itu, Jestiyan tipe orang yang tidak tegaan dan berhati lembut meskipun terlihat galak dan dingin.

"Berapa tagihan rumah sakitnya? "
jestiyan

"75 juta, itu belum dihitung dengan obat dan tagihan bulan ini. Kenapa? Kamu mau meminjaminya uang? Ohh tidak bisa! Aku akan bilang ke orang tua kita kalau kamu selingkuh dan membari banyak uang pada Zizi" Ancam Rania

"Yak! Sifat licikmu tidak pernah berubah.. " Teriak Jestiyan frustasi

"Pikirkan dulu Jestiyan! Kamu tahu kan tidak akan pernah bisa melawan seorang Rania, wleeeee... " Ledek Rania sambil menjulurkan lidahnya

Secretary with Benefits (Nosung) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang