SWB ~ 5

1.6K 102 2
                                    

Jestiyan terdiam saat ia sampai didepan rumah Zizi sambil menenteng kresek hitam, merasa ragu dengan tindakannya yang pagi-pagi sudah mencari dan membeli sarapan untuk sekretarisnya.

"Kalau zizi tidak suka bagaimana?"

"Kalau zizi tidak suka bubur ayam bagaimana?"

"Kalau zizi ilfil bagaimana?"

"Kalau dia dicap sok baik oleh zizi bagaimana? "

Banyak pertanyaan-pertanyaan absurd yang mengintari kepalanya saat ini. Jestiyan menghirup nafas dalam-dalam, meyakinkan dirinya kalau Zizi berbeda dengan Rania yang tidak menghargai effortnya.

"Bukan masalah, Ini hanya sarapan" Batin Jestiyan

Ia bergegas masuk lalu berjalan masuk kedalam kamar Zizi, terlihat pemiliknya yang masih tertidur dengan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.

"Zi? " Panggil Jestiyan sambil menggoyang kecil lengan Zizi

"Zi bangun! Sarapan" Jestiyan

Nihil, zizi tidak menjawab dan tidak terganggu sama sekali dengan interupsinya, mungkin karena terlalu lelah dengan kegiatan semalam, Jestiyan merasa tidak enak.

"Zi ayo bangun.. " Ucap jestiyan didekat telinga Zizi

"Heunggg" zizi bergumam ringan, ia mengerjap lucu ketika berusaha membuka matanya, merasa heran karena ada orang yang membangunkannya, seingatnya Sesa kan dirumah sakit.

"Mr.? " Zizi terkejut melihat Jestiyan dan segera bangun dari tidurnya

"Kenapa Mr. Disini? Saya telat kerja? Astaga jam berapa in.. " Zizi panik kalang kabut

"Tenang dulu! " Ucap jestiyan sambil menahan lengan zizi yang hendak bangun

"Tenang dan coba mengingat" Nasehat Jestiyan penuh perhatian

Zizi terdiam dengan wajah bingung namun setelahnya bola matanya bergerak gusar karena potongan ingatannya tentang kejadian semalam mulai muncul satu persatu.

"Tidak usah diingat-ingat! Maaf! " Sesal Jestiyan sambil mengusap lengan kurus Zizi

Hening sejenak, mereka berdua tenggelam dengan pikiran masing-masing.

"Ayo kita segera sarapan! " Jestiyan membantu Zizi berdiri pelan-pelan

"Sakit? " Tanya jestiyan

"Sedikit" Jawab Zizi  yang mencoba berjalan tapi telihat kesusahan

"Saya gendong saja" Tanpa meminta persetujuan, Jestiyan menggendong Zizi menuju meja makan, yang digendong jelas terkejut dan hanya pasrah menerima itu

"Bau detergen" Gumam Zizi bingung karena mencium semerbaknya aroma detergen khas lnya yang berbau Lavender, perasaan dia belum mencuci dari kemarin.

"Saya cuci seprei karena ekhem.. banyak darahnya" Ucap Jestiyan karena paham melihat zizi seperti mengendus sesuatu

Tak

Zizi menganga sambil menjatuhkan garpu dan sendoknya terkejut, tak mengira kalau atasannya malah mencuci di rumahnya, tidak etis sekali.

"Maaf kak maaf! Malah kakak yang nyuci, harusnya saya" Sesal zizi dengan gurat panik

"Ini bukan masalah besar, sudah jangan dipikirkan! Lanjutkan sarapanmu! " Jestiyan tersenyum diakhir lalu kembali fokus dengan makanannya

Sesekali mereka mengobrol kecil membahas sesuatu yang random, entah film ataupun makanan, tapi sebenarnya itu hanya alibi Jestiyan saja karena ia tak suka suasana canggung.

Secretary with Benefits (Nosung) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang