Malam ini mansion megah keluarga Vandaclau terlihat sangat ramai dan terang benderang, beberapa pelayan sedang mondar-mandir untuk mempersiapkan acara makan malam yang Intimate. Hal ini dilangsungkan karena sang pemilik Mansion sedang bersuka cita bahagia karena akan menyambut seorang cucu.
"Apakah dia wanita? Dia laki-laki? " Tanya sang pria paruh baya ke menantu kesayangannya dengan wajah antusias
"Papa.. Baru satu bulan" Rengek Rania
"Baiklah-baiklah, aku tak peduli mau dia laki-laki atau perempuan yang penting aku punya cucu... " Senang Tn. Arham Vandaclau
"Aku harap cucuku tak takut karena memiliki kakek yang aneh sepertimu" Jahil sang istri Ny. Silsila Vandaclau
"Lihat saja ya! Aku akan jadi kakek yang keren! "Sungut Arham
"Apakah kamu morning sickness nak? " Tanya Silsila ke Rania
"Tidak bunda, Jestiyan yang morning sickness" Rania
"Benarkah? Kalau begitu sama dengan ayah mertuamu, dulu saat bunda mengandung Jestiyan, dia juga yang morning sickness, artinya Jestiyan sangat mencintaimu, benarkan pa? " Tanya Silsila
"Kalau itu sudah pasti benar, aku sangat mencintaimu istriku" Cengir Arham
"Hadeh mulai deh alaynya, oh ya Rania, ngomong-ngomong kenapa Jestiyan belum sampai? Kenapa kalian tidak berangkat bersama? " Silsila
"Dia sedang banyak kerjaan, jadi Rania kesini dulu" Rania
"Haduh anak itu gimana sih, istrinya sedang hamil tapi kenapa malah dibiarkan pergi sendiri? " Omel Arham
"Rania juga sibuk kok pa, ini kebetulan jadwal Rania selesai duluan, ah itu Jestiyan.. " Tunjuk Rania
Silsila dan Arham segera menoleh kebelakang, disana ada Jestiyan yang datang bersama sekretarisnya. Mereka berdua tentu tidak kaget, karena sebelumnya mereka sudah mengenal Zizi. Beberapa kali Zizi yang mengurus kunjungan Arham dan Silsila saat datang ke mansion Jestiyan dan Rania di pusat kota.
"Hei anak nakal! kamu ya bisa-bisanya membiarkan istrimu pergi sendirian" Arham menjewer telinga Jestiyan
"Aw aw ampun pa aduhh.. " Adu Jestiyan tak bisa berkutik
Rania hanya tertawa kecil tanpa berniat membantu.
"Apa kabar nak? " Silsila memeluk Zizi dan mencium kedua pipinya, wanita itu sudah menganggap Zizi seperti anaknya sendiri
"Baik Ny., anda sendiri bagaimana? " Zizi
"Saya baik juga, kamu semakin cantik" Puji Silsila jujur, ia usap pipi bulat milik Zizi yang terlihat memerah seperti tomat ceri, mungkin kedinginan atau malu dipuji
"Terimakasih banyak, ah ya ini Tn. Jestiyan membawa oleh-oleh" Zizi memberikan sebuah bingkisan ke Silsila
"Aduh repot-repot sekali, kamu pasti lelah kan? Duduklah! Istirahat yang nyaman! " Silsila menuntun Zizi untuk duduk disebelah Rania
"Baik Ny. terimakasih banyak " Zizi
"Nginap kan? " Tanya Rania ke zizi
"Iya bu, Mr. Jestiyan maksa" Cengir Zizi
"Dia itu memang pemaksa, kolot, keras kepala, sekali dia nyuruh dia gak mau dibantah" Rania
Zizi mengangguk, untuk hal itu dia no comment karena itu memang benar adanya.
~Secretary with benefit~
"Jestiyan besok berangkat ke singapura Pa" Ijin Jestiyan
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary with Benefits (Nosung) 🔞
FantasíaDemi sahabatnya, Zizi akan melakukan apapun demi Sesa yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri, termasuk nyawa dan harga dirinya. Rate : 21+