Bagian 5

629 79 9
                                    

Prang!!

Prang!!

Prang!!

Brak!!

Segerombolan remaja yang akan beranjak dewasa dengan pakaian serba hitam serta topi hitamnya, sedang menghancurkan sebuah rumah kosong. Rumah itu tidak berpenghuni tetapi rumah itu adalah sebuah markas dari musuh mereka.

Keuntungannya markas musuh mereka terletak jauh dari pemukiman warga sekitar atau bisa disebut letaknya tepat paling ujung dan harus masuk gang sempit untuk sampai ke markas itu. Maka dari itu, segerombolan remaja itu tak segan membuat keributan.

Nevian melempar sebuah batu bata dari tanah liat ke arah jendela rumah, sehingga kaca jendela tersebut pecah dan hancur dalam sedetik.

"Woy bangsat, keluar lo semua!"

Besok berteriak lantang seraya membawa sebuah bilah kayu yang sedari tadi menjadi alatnya untuk menghancurkan semua benda di sekitar.

Brak!!

Cakra dengan tidak santai langsung menendang pintu tua yang menjadi akses masuk ke dalam markas itu. Kakinya melangkah tanpa ragu ataupun takut akan keberadaan musuhnya, yang mungkin saja bisa menyerang tiba-tiba.

Nevian, Ezio, Juna dan juga Galih mengekor di belakang Cakra. Hingga mereka semua bertemu dengan musuh mereka. Bagas dan beberapa kawanannya sudah bersiap menyambut mereka.

"Wow ga nyangka ternyata gue dapet tamu jauh" kekehan sinis keluar dari mulut Bagas

"Selamat datang, Raden Cakra yang terhormat dan ke-empat budaknya"

Bagas tersenyum miring menatap remeh pada Cakra, Cakra tak memberi reaksi sedikit pun.

"Lo yang hajar andre sma sandi keroyokan kan?!" tanya Galih yang waktu itu sebagai saksi

"Lo juga kan yang ngebakar warda?!" tuduh Nevian kali ini

"Ck, ck. Padahal lo semua di sini statusnya sebagai tamu. Kok bisa seorang tamu nudub tuan rumahnya" sanggah Bagas dengan remeh

"Lo cupu! Selalu main keroyokan dan selalu bawa pasukan lemah lo. Kalo hidup lo masih butuh bodyguard mending diem di rumah duduk manis dan jadi anak manja mama papa"

Balasan ucapan yang keluar dari mulut Ezio berhasil menyinggung amarah Bagas. Dari gelagat yang Cakra lihat, dia dapat mengetahui jika Bagas sedang menahan diri untuk tidak menyerang saat itu juga.

"Kita nuduh kata lo? Itu fakta!" sambung Juna

"Gue sama Galih jadi saksi, dimana sahabat gue udah bonyok dan hampir mati di jalan tengah Malem, asal lo tau!" ucap Juna menggebu-gebu. Bagas terkekeh sinis.

"Yah.. Kalo udah ketauan gini, gue bisa apa" sahur Bagas mengangkat bahunya

Rahang tajam Cakra mengeras, bunyi geretukan giginya terdengar. Lelaki gemini itu mengepalkan tangan kencang hingga urat tangannya terlihat.

Cakra sangat marah saat ini dengan orang di hadapannya. Kedua temannya harus di rawat intensif di rumah sakit dan juga usaha kecil milik orang lain harus ludes terbakar di lahap api merah membara. Akibat tindakan Bagas itu sangat merugikan orang-orang terdekatnya. Maka dari itu disini lah ia untuk menuntaskan segala kemarahannya.

Dalam hitungan detik, Bagas terlempar ke belakang mengenai meja yang terdapat beberapa minuman keras hingga pecah. Bagas terbatuk-batuk sebab Cakra menendangnya dengan kuat tepat di dada.

Beberapa teman Bagas maju dan langsung menyerang Cakra setelahnya. Nevian dan yang lain juga tak tinggal diam. Mereka semua terlibat perkelahian di dalam markas musuhnya untuk membalaskan kemarahan mereka.

CAKRA BUANA [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang