Bagian 8

255 42 2
                                    



"Hati-hati lo cak, nanti jatuh cinta duluan sama Rain" ucap Nevian jenaka

Cakra kembali mendapat giliran untuk bermain, dia diam dan berpikir sejenak
sebelum kemudian mengeluarkan sebuah kartu As seraya mengatakan

"Udah"

"Hah! Udah suka lo sama Rain?"

"Udah mainnya, gue mau cabut"

Jawabnya dengan mudah membuat Ezio mendengus sebal.

Cakra memakai kembali leather jacket miliknya dan melangkah pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya.

Cakra mengendarai motor besarnya di sepanjang jalan sepi. Rahang tegas dan mata tajamnya menerawang menatap awas pada jalan raya. Jalanan sepi dan ruko-ruko yang sudah tutup serta hembusan dinginnya angin menemani sepanjang jalan perjalanan, lagipula tidak ada toko yang buka di jam dua pagi. Namun, Cakra mempunyai salah satu tempat khusus langganannya tiap ia selesai berkumpul dengan teman-temannya.

Motor besar itu berbelok ke arah gang sempit dan gelap. Setelah sampai di tujuan ia segera mematikan mesin motor dan membuka helmnya, kemudian turun dan masuk ke dalam sebuah ruko kecil. Jika di lihat dari depan, ruko yang baru saja Cakra masukin adalah sebuah tempat membuat tatto.

Saat dirinya masuk ke dalam. Terdapat dua orang, salah satunya memiliki porposi tubuh yang tinggi dan besar, serta terdapat tatto di lengan atasnya. Dan satu lagi, tidak memakai baju sehingga terlihat sebuah tatto kupu-kupu di sisi pinggangnya. Kedua orang tersebut seakan sudah terbiasa akan kedatangan Cakra.

"Gimana di lapangan?"

Cakra menoleh sekilas pada salah satu dari mereka yang sedang mengepulkan asap vape yang telah di hisapnya. Sedangkan dia memilih untuk merebahkan diri di sofa panjang.

"Aman" Jawabnya dengan sangat singkat.

"Dia kasih kabar ke lo ga, kalo dia mau balik?"

Joni terus memperhatikan anak itu sedari tadi, melihatnya bagaimana ia menutup mata.

"Engga"

Yuda menatapnya dengan heran.

"Masih ga akur juga lo?"

Pertanyaan Yuda tak dijawab oleh yang bersangkutan. Cakra mengedikkan bahunya sekilas.

Joni dan Yuda hanya bisa pasrah dengan sifat Cakra. Mereka berdua bertatap muka hingga mendesah pasrah.

Sore hari telah tiba membuat Rain sudah hampir dua jam lamanya di landa kepanikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore hari telah tiba membuat Rain sudah hampir dua jam lamanya di landa kepanikan. Dirinya sedari tadi mengacak dan mencari seluruh isi pakaian dalam lemari membuat semuanya berserakan. Rain bergerak kesana kemari, layaknya setrikaan Bi Marni asisten rumah tangganya yang bergerak hanya pada dua arah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAKRA BUANA [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang