Bagian 7

511 74 11
                                    

Pagi harinya Cakra sudah terbangun dari tidurnya. Dia menopang tubuhnya dengan kedua siku dan beranjak duduk. Perlahan memulihkan pandangan mata yang masih sedikit memburam. Alisnya bertaut bingung juga heran, mengapa ada sebua selimut dan bantal di sini? Dia bangun dari sofa dan berjala menuju dapur sebab, perutnya sudah berbunyi meminta asupan karna semalaman dia belum makan apapun. Apa lagi setelah berkelahi dengan musuhnya, sangat menguras tenaga.

Matanya menyimpit memperjelas perawakan tubuh lelaki mungil yang sedang berkutat dengan kegiatannya di dapur. Cakra berjalan mendekatinya.

"Lo lagi masak?"

Rain menjerngit kaget seraya mengusap dadanya dari keterkejutan.

"Lagi nanem padi!" sahut Rain dengan nada kesalnya sembari melirik Cakra dengan lirikan tajamnya

Cakra memutar bola matanya malas saat Rain menjawabnya dengan sarkas.

"Bisa masak emang lo?"

"Racunin lo juga bisa. Ga usah bawel masih pagi. Sana mandi dulu abis itu sarapan"

Cakra menurut pada perintahnya. Dia berjalan ke arah sebuah kamar tamu yang terdapat kamar mandi di dalamnya. Setelah beberapa puluh menit menghabiskan waktu untuk membersihkan tubuhnya, Cakra membuka lemari pakaian dan terdapat beberapa kaos serta celana di dalam lemari. Kedua netra coklatnya itu tak sengaja melihat sebuah jaket denim hitam dengan gambar mahkota merah yang tergantung dalam lemari. Tangannya terulur mengambil satu kaos lalu memakainya.

Dia kembali menutup lemari itu. Saat menelisik tiap sudut kamar, matanya menangkap sebuah bingkai figure foto. Kemudian Cakra memutuskan untuk keluar dan menghampiri Rain lagi.

Cakra dapat melihat lelaki kecil itu sudah selesai memasak dan sedang menata tiap sajian di atas meja makan.

"Udah cocok"

Rain menaikkan salah satu alis mata. Dia menatap lawan bicara yang kini sudah terduduk di kursi tepat di hadapannya.

"Maksud lo?"

"Udah cocok jadi calon istri gue"

Rain membulatkan kedua mata, lalu Ia melemparkan sebuah tissue yang sudah dia remas menjadi gumpalan pada lelaki gemini itu, yang mampu membuat sang empu terkekeh karna berhasil menggodanya.

"Gue benci banget sama lo"

"Nanti gue buat lo jatuh cinta"

"Halu! Ga usah ngelantur kalo ngomong"

Cakra tertawa sinis mendengar balasan dari laki-laki mungil di hadapannya.

Sedangkan Rain diam-diam menyembunyikan debaran asing yang hinggap di rongga dadanya. Dia mencoba menetralkan sudut bibir dan pipinya agar tidak terlihat salah tingkah. Rain tidak menyangka bahwa, laki-laki biang onar di sekolahnya sekarang bertambah menjadi menyebalkan yang terus menggoda dirinya.

Mereka berlanjut menikmati sarapannya, hanya berdua.

"Besok lo ga ada rencanakan?" tanya Cakra kemudian memecahkan keheningan, Rain menggeleng

"Gue mau ngajak lo ngedate"

Rain hampir tersedak makan oleh makanannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CAKRA BUANA [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang