Rain terbangun dari tidurnya, karna tiba-tiba dia merasakan tenggorokannya kering dan dia haus. Gelas air yang biasa ia taruh di atas nakas telah kosong, jadi mengharuskannya untuk turun ke lantai bawah menuju dapur untuk mengisi kembali air di tengah kantuk yang melanda.
Dengan piyama bermotif Moomin yang ia kenakan. Rain beranjak bangun dari ranjang dan melangkah ke luar menuju dapur. Rain baru saja tidur dua jam lalu setelah dirinya berhasil mengerjakan tugas sekolah dan menulis catatan yang ia pinjam dari teman sekelasnya, karna dirinya banyak tertinggal pelajaran sebab kesibukannya dengan kegiatan osis dan sering dispensasi.
Setelah selesai mengisi gelas, dia melangkah kembali ke lantai atas tatapi bell rumahnya berbunyi. Rain mengerut alis bingung. Tidak mungkin orang tuanya kembali lagi secepat itu. Ia dengan berat mendekat ke arah pintu dan membukanya.
Klek!
"Lo?!"
Cakra yang tanpa merasa bersalah langsung masuk ke dalam rumah, tak memperdulikan sang tuan rumah. Rain kembali menutup pintu. Kedua matanya mengarah ke arah lelaki gemini itu. Rain menaruh kedua tangannya di pinggang.
"Lo ngapain tengah malem ke sini?"
Cakra melepaskan jaketnya lalu berbalik arah menghadap Rain, membuat pria kecil itu membulatkan mulutkan karna terkejut melihat ke adaan Cakra.
"Itu kenapa?!"
Rain menghampiri Cakra dengan cepat dan segera duduk di samping laki-laki itu. Rain memegang luka di lengan Cakra, lalu kembali menatap Cakra.
Dia menangkup wajah Cakra dan melihat keadaannya.
"Muka lo juga kenapa jadi bonyok jelek gini?!"
"Oh jadi sebelumnya gue ganteng?" tanya Cakra yang sedikit menggoda Rain
"Pede amat lo. Justru muka jelek lo tambah jelek banget" Cakra memutar bola matanya malas
"Obatin gue, buruan"
"Minta obatin tuh ke dokter, pergi ke rumah sakit bukan ke rumah orang lain. Lagian siapa lo berani nyuruh gue"
"Calon suami lo"
"Pede amat, itu juga belum resmi ya!"
Cakra berdecak malas karna Rain terlalu banyak bicara.
"Buruan, jangan banyak omong"
Rain berdecak kesal namun dia tetap menurut dan beranjak bangun mengambil kotak p3k. Cakra menyungging senyum miring karna berhasil membuat Rain menurutinya.
Dengan kotak obat di tangannya dan sebuah air hangat serta handuk kecil di wadah, Rain kembali duduk di samping Cakra.
"Sini tangan lo, gue bersihin dulu habis itu baru gue bisa obatin"
Cakra menurut dan membiarkan Rain dengan telaten membersihkan lukanya dengan handuk yang di rendam air hangat.
Dalam proses membersihkan luka Cakra dengan telaten, sesekali Rain mendumal dan membuat Cakra menahan gemas karna melihat bibir kecil itu sibuk menasihatinya, Rain tidak tahu jika Cakra sedang memperhatikannya.
"Lo bisa stop buat berantem ga sih? Kasian Om Baskara sama Tante Tian yang selalu khawatir sama lo"
Rain mengambil sebuah kapas kemudian ia berikan beberapa tetes antiseptik, tangannya meraih wajah Cakra agar dapat mengobati luka di sudut bibirnya. Rain tak sadar bahwa jaraknya dengan Cakra kini semakin dekat.
"Secara kalo di pikir lo udah kelas dua belas, harusnya fokus buat nilai kelulusan dan banyak belajar. Bukan banyakin memar biru di muka lo. Lo juga harus nurut sama peraturan sekolah, point lo banyak minusnya. Jadi, tolong jangan banyak buat ulah, paham?"
Rain reflek memundurkan wajahnya saat Cakra dengan cepat mendekatkan wajahnya.
"Bawel, gue cium lo"
Rain melempar kapas itu ke wajah Cakra dengan kesal.
"Gue tuh lagi nasehatin, lo bisa serius ga sih?!"
Cakra tak mendengarkannya. Dia memilih untuk merebahkan dirinya di atas sofa, membiarkan Rain yang masih mengomelinya.
"Nyebelin lo!"
Rain berdiri dan membereskan semuanya.
Ia sangat ingin marah, Cakra adalah laki-laki yang sulit di nasehati, ia sungguh keras kepala.
Beberapa saat kemudian Rain terdiam memperhatikan wajah tenang Cakra yang kini jatuh ke dalam alam mimpi. Ia menghela napas pasrah, setelahnya dia meninggalkan pria itu untuk beristirahat.
Rain kembali ke lantai bawah dengan satu bantal dan selimut tebal. Pria kecil itu lantas memberikan selimutnya untuk menyelimuti tubuh Cakra. Dengan perlahan dan tanpa membuat Cakra terbangun, Rain mengangkat sedikit kepala si gemini lalu menyelipkan bantal itu di bawah kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA BUANA [HYUCKREN]
Fiksi PenggemarRain merupakan murid berprestasi dan juga menjabat sebagai ketua osis di sekolah. Tetapi, kehidupannya tidak lagi mulus semenjak dia mengenal Cakra, murid yang selalu tidak mematuhi aturan sekolah. [HYUCKREN] • BXB • hc!dom rj!sub ©cyerries 🐝 Nov...