Dua

31 7 1
                                    

HappyReading ❣️


Sepersekian detik Alisha terpana dengan ketampanan sosok pria yang ia taksir usianya sudah kepala tiga.

"Berat." Pria itu kembali mengulang ucapannya, membuat Alisha tersadar.

"Eh, eh. Sori." Ia hendak berdiri. Namun tak sengaja ia memegang sesuatu yang agak menyembul dari celana pria itu.

Karena penasaran, Alisha meremasnya.

"Ini, yang kenyal-kenyal ini apaan." Alisha mendongak. Menatap pria dihadapannya dengan tatapan polos.

"A... Apa yang kamu lakukan! Hey!!" Pria itu dengan sekuat tenaga mendorong Alisha hingga gadis itu terjungkang kebelakang.

"Anjir!!"

Pria itu berdiri, menatap Alisha. "Pelecehan!!" Tunjuknya.

Rasya yang sedari tadi menonton dua orang gila dihadapannya ini tiba-tiba menyahut.

"Nggak usah ngomong pelecehan. Itu lo aja udah sering diremas sama orang."

Pria itu mendelik, "jangan asal ngomong lo." Ia menatap Alisha, "pembantu lo ini udah ngelecehin gue!"

Alisha berkacak pinggang, "heh bencong! Lo ngatain gue apa tadi? Pembantu? Mana ada pembantu bodinya semok kayak gue?!"

"Dia adek gue." Ucap Rasya dengan nada malas. Dia sudah capek dengan pekerjaannya di kantor, kini ia harus menghadapi perdebatan dua monyet ini.

Pria itu menatap Alisha dari atas hingga bawah. "Jelek kali."

"Si bangsat ini." Alisha mengumpat dalam hati. "Gue nggak pernah ngatain lo jelek ya, kenapa lo malah bawa-bawa fisik?!"

"Mama?" Sebuah tangan mungil tiba-tiba memeluk kaki Alisha. Alisha menunduk, "gue bukan emak lo bocah!" Pekik Alisha, namun kedua tangannya terulur mengangkatnya.

"Bokap lo siapa sih? Capek banget." Alisha bergumam namun masih di dengar oleh pria disampingnya.

"Ekhm, ekhm."

Alisha hanya melirik.

"Ekhm, ekhm, ekhm!"

"Napa sih lo!" Alisha kesal sendiri.

"Papa." Alisha melotot kala bayi mungil itu hendak beralih ke pria sinting dihadapannya ini.

"Eza, sini sayang."

"Oh, nama anak itu Eza." Gumam Alisha.

Pria tersebut melangkah mendekati Rasya. "Sori ya Sya, ngerepotin."

"Nggak papa, kalau besok lo sibuk titipin aja ke gue."

"Lo juga bukan babysitter ya Sya, lo juga sibuk, banyak kasus kan di kantor lo." Alisha menatap bapaknya Eza.

"Lo kalau sibuk suruh istri lo buat jagain anak lo, jangan malah lo nyuruh orang lain buat jagain." Ucap Alisha.

"Alisha!" Tegur Rasya.

Rasya menatap sahabatnya itu, "sorry ya Rama. Adek gue mulutnya emang kayak gitu."

Rama tersenyum tipis. "Nggak papa." Ia menggendong sebuah tas ransel yang sepertinya adalah perlengkapan anaknya.

"Gue pamit dulu ya."

"Oke."

Rama menghembuskan napasnya, ditatapnya adik satu-satunya itu.

"Lisa, lo boleh ngatain rama apapun dia nggak bakalan marah. Tapi jangan pernah lo nyebut kata istri dihadapan dia."

"Kenapa emang."

Young MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang