Happy Reading ♥
Alisha menidurkan Eza di kasur. Bayi berusia satu tahunan itu terus tersenyum pada Alisha.
"Sekarang Eza bobo ya, besok kita main bareng."
"Mama, mama." Eza seakan mengisyaratkan ingin di gendong.
"No, sekarang Eza bobo dulu." Alisha menepuk pelan punggung Eza.
Eza berbaring miring, dimainkannya wajah Alisha. Ia tertawa senang. Sedangkan Alisha, menatap Eza sedih.
"Mama kamu tega banget ninggalin kamu Za. Dia nggak tau apa bayi yang ditinggalinnya itu tumbuh sehat terus lucu." Alisha tak sadar, air matanya sudah menetes. Ia mengusap wajah Eza penuh sayang.
"Sekarang Eza bobo ya, tante temenin."
"Mama." Ujar Eza, mengoreksi ucapan Alisha.
"Iya. Ma... Mama, mama temenin." Alisha kembali menepuk pelan pungging kecil Eza. Lama kelamaan, keduanya terlelap.
Rama memasuki kamar putranya, disana ia melihat Alisha dan Eza tertidur dengan lelap. Pria itu berjongkok disamping Alisha, menatap dalam diam gadis cantik ini.
Tanpa ia sadari, jemarinya bergerak menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Alisha. Dalam dekapannya ada Eza yang tertidur dengan pulas.
Rama terus menatap wajah Alisha. "Cantik." Seakan terpesona dengan kecantikannya hingga membuat pria itu bergumam.
"Makasih." Suara serak Alisha menyadarkannya. Gadis itu membuka matanya, ia menatap Rama yang tercengang.
"Lo bayar gue berapa? Gue berhasil nidurin anak lo."
"Kamu mau minta apa? Akan saya kabulin." Jawab Rama.
"Gue mau apartemen yang ada di Gangnam Korea." Kata Alisha.
"Deal. Nanti saya suruh asisten saya buat nyariin kamu apartemen terbaik yang ada di Korea. Ada lagi?"
Alisha sontak berujar, "gue cuma bercanda."
"Tapi saya lagi nggak bercanda. Besok kita cari apartemen untuk kamu."
"Nggak usah!" Alisha sedikit meninggikan suaranya, membuat Eza menggeliat pelan. Untung saja bayi itu tidak terbangun.
"Saya tulus ngasih kamu hadiah. Karena kamu udah mau bantu saya buat nidurin Eza."
"Nggak papa, gue seneng kok main sama Eza."
"Hm?" Rama menatap Alisha.
"Setiap haripun gue mau main sama Eza." Ujar Alisha.
"Atau gimana kalau kamu jadi mama Eza aja." Celetuk Rama.
"Gila lo ya!!"
"Dasar duda nggak tahu diri! Udah gue bantu nidurin anaknya, malah minta lebih. Sialan!" Alisha mendumel sembari masuk kedalam rumahnya. Di dalamnya ada Rasya yang hanya bisa menggeleng sembari tersenyum geli.
"Yakali gue yang masih tersegel rapat gini mau sama sosis yang udah dicelup-celup!"
Plak!!
"Mulut lo! Jaga mulut lo!" Rasya menempeleng pelan mulut Alisha.
"Kan yang gue omongin fakta! Temen lo itu juga gila, udah tau umurnya tiga dua, malah dia mau sama cewek umur dua satu kayak gua! Gila ya!" Kesal Alisha.
"Mau ditaro dimana muka gua! Yang ada temen gua pada ngeledekin. Udah gua jomblo seumur hidup, sekalinya ketemu cowok udah duda terus punya anak." Lanjutnya.
"Tapi dia kaya." Sambung Rasya.
"Sialan, kalau yang ini gue nggak bisa nampik lagi." Gumam Alisha dalam hati.
Ia memicingkan matanya. "Kok lo kelihatan mendukung teman lo itu ya? Dibayar berapa lo?"
"Lo nggak tahu, semenjak gue jagain Eza, Rama setiap bulan transferin gue duit lima ratus juta." Ucap Rasya.
Mata Alisha membulat, "lima ratus juta? Yang bener lo?"
"Iya." Jawab Rasya. "Bayangin dah lu nikah sama dia. Lo sambil kayang terus minta duit bakalan langsung dia kasih."
"Bodo, gue udah kaya juga. Ngapain nikah sama duda. Lo aja deh." Alisha meninggalkan Rasya, menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kena karma baru tau rasa lo."
Rama merapikan rambutnya, tak jauh darinya ada Eza yang sudah mengemut empeng sambil menatap papanya. Rama mendekati anaknya kemudian berjongkok, "maafin papa ya. Papa titipin kamu lagi, soalnya hari ini ada tamu penting di kantor papa."
Respon Eza hanya tertawa, ponsel Rama bergetar. Ada nama Rasya disana, ia langsung mengangkatnya.
"Udah siap?" Tanya Rasya.
"Iya, sepuluh menit lagi gue nyampe di rumah lo."
"Oke."
"Senyum dikit napa." Rasya menyikut Alisha.
"Gue udah telat ya! Bagi kunci mobil lo deh, gue naik mobil sendiri ke kampus." Alisha menjulurkan tangannya, mengisyaratkan agar Rasya menyerahkan kunci mobilnya.
"Nggak! Lo nggak inget, sebulan lalu ada orang bego yang nggak sengaja bikin mobil lambo gue nabrak batang pisang?" Sindir Rasya.
"Gue nggak sengaja ya!" Sewot Alisha.
"Nggak sengaja mata lo juling. Sabar dikit napa, bentar lagi Rama nyampe."
Dan benar saja, tak lama setelahnya sebuah mobil bmw berhenti di halaman rumah Alisha. Rama muncul dengan memakai setelan berwarna biru malam dan sebuah kacamata bertengger manis di hidung mancungnya. Dalam gendongannya ada Eza, yang bersemangat saat melihat Alisha.
"Mama, mama."
"Sori gue telat Sya. Tadi Eza pup jadi gue bersihin dulu." Ucap Rama.
"No problem." Rasya mengambil alih Eza.
"Mama, mama." Eza mengisyaratkan agar Alisha menggendongnya.
"Sori yah, gue lagi buru-buru. Gue ada kuis pagi ini. Buruan Sya, anterin gue."
"Lo nggak liat, gue lagi jaga bayi?"
"Terus gue gimana?!" Alisha nyolot.
"Sama saya aja, kebetulan saya mau ke kantor."
"Ogah! Nanti lo perkosa gue di mobil."
Sontak Rama melotot, "astaga, saya nggak ada pikiran kesana loh. Kok kamu bisa mikir gitu?"
"Sekarang lo emang nggak mikir gituan. Tapi beda lagi kalau kita udah berdua di mobil."
"Saya juga nggak nafsu kali sama kamu."
"Dih."
"Benaran." Rama menatap Alisha lekat. "Tepos gitu, mana nafsu saya."
"Sialan!"
Jangan lupa tinggalkan jejak 🐾
Luv you gaes ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
RomanceAlisha pernah mendengar sebuah pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula. Namun ia memiliki pepatah lain, yaitu sudah menikah dengan duda langsung jadi mama muda pula. Hidupnya yang semrawutan malah jadi makin awut-awutan dengan kehadiran duda gila...