Dua keluarga yang bertamu malam ini diantar oleh keluarga besar Khai didepan pintu. Senyum indah terpatri dibibir Raya-ibunda Khai sebelum melepaskan genggaman tangan Miranda saat perempuan itu hendak masuk kedalam mobil.
"Lo gak salah milih pendamping,dan plusnya lo dapat mertua yang banget sama lo." batin Sheira
"Saya pamit dulu Sheira,semoga kita bertemu lagi dilain waktu."Miranda melambaikan tangan pada wanita itu,Sheira sebenarnya agak kikuk membalas lambaian tangan gadis yang baru dikenalinya beberapa jam lalu.
"Ayah sama Sheira langsung pulang?"Khai akhirnya angkat suara setelah mobil kedua orang tua Miranda keluar dari perkarangan rumahnya.
Rei mengangguk,sedangkan Sheira spontan menggeleng membuat lelaki itu kebingungan.
"Shei mau kerumah kakek sebentar. Ada yang perlu kami bicarakan."
"Ayah temenin."pinta Rei
"Shei cuma sebentar kok,gak lama. Lagipula ini udah waktunya ayah istirahat,kali ini aja dengerin Sheira."ucap Shei memohon
"Janji gak lama."kata Rei diangguki langsung oleh Shei. Sebenarnya Rei ragu membiarkan anak gadisnya itu bertamu kerumah sang ayah,melihat hubungan mereka membuat dirinya sebagai ayah khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada anak gadisnya itu.
"Gak akan terjadi apa-apa sama Shei."kata Shei,berusaha menenangkan Rei dengan segala bentuk kekhawatirannya.
Dengan berat hati,mau tak mau Rei membiarkan Sheira pergi. Meyakinkan hatinya jika Sheira akan baik-baik saja.
Sheira melangkahkan kaki sedikit terburu-buru,berusaha mengontrol emosi yang kapan saja bisa meledak jika gagal dikendalikannya. Dia telah berjanji tidak akan menginjakkan kaki ke rumah ini,namun pesan dari Gio lima menit sebelumnya dengan berat hati Sheira harus meluruskan semua yang berlaku.
Anda : Shei udah dibawah!
Dibaca
Pesan terkirim dua menit lalu,dan belum ada tanda-tanda Gio menampakkan diri.Setelah pesan yang dibaca tadi dibalas oleh sang empu lima menit setelahnya, akhirnya Gio turun menghampiri Sheira.
"Gue minta lo temuin gue didalam,kenapa harus diluar.Masuk yuk,biar gue bikinin kopi hangat."ajak Gio,tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Sheira.
"Gue gak suka basa-basi Gio,gue kesini cuma mau meluruskan masalah kita!"tegas Sheira
Gio-alias Giondra Adipati cucu kedua dari keluarga Allaric itu terkekeh,berjalan pelan mendekati Sheira dengan tatapan tak sukanya.Gio itu liar,dan Sheira sedikit mewanti-wanti jika raut wajah Gio mendadak berubah dalam sekejap.
"Sepertinya informasi itu tidak membuat gadis manis ini bahagia."
"Hapus nama gue dari surat pemegang perusahaan,gue gak bakal ikut campur dalam masalah perusahaan yang lo impi-impikan itu."tegas Sheira
Gio terkekeh sembari menyugar rambut hitamnya kebelakang "Masalah perusahaan gue yang tangani,lo tinggal duduk manis selagi memantau perusahaan. Gue cuma mau lo disisi gue Shei,kemana pun gue pergi lo harus ikut!"
Sheira menatap tajam kearah Gio,mata tajam itu mengingatkannya pada beberapa hari lalu saat gadis itu menampakkan ketidaksukaannya pada sang kakek.
"Sakit jiwa lo."
Bukannya gentar dengan ucapan Sheira,lelaki itu malah gencar mendekatkan diri pada perempuan manis didepannya.
"Of course dear."tangannya hendak menggapai wajah mulus Sheira,sebelum Sheira mengintrupsi lelaki itu "Gue mentolerir apapun itu kecuali seseorang yang melakukan kontak fisik dengan sengaja tanpa izin dari gue."ucap Sheira penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Story : Deep Wounds are Silent
أدب المراهقينDikeluarga Allaric tidak ada namanya pernikahan sepupu. Nenek moyang mereka membuat aturan tersebut agar darah keturunan dapat terjaga dengan baik tanpa harus ada pertikaian didalamnya. Itu berlaku untuk siapapun dan tidak boleh di langgar. Kenyataa...