🥕 [3] Dingin

161 28 34
                                    

Vote komen biar rajin update hehe


Happy reading ^^

























Setelah Jisung pulang dari rumahnya, Chris hanya menyandarkan wajahnya pada meja sembari menatap kelinci coklat gelap itu yang makan dengan pipi gembul nya.

Sesekali ia terkekeh gemas, saat melihat ekor mungil itu bergerak-gerak kegirangan.

Rasanya ingin Chris gigit saking gemasnya. Chris tidak tahu, bahwa memiliki hewan peliharaan akan begitu menyenangkan seperti ini. Orang-orang bilang memelihara hewan akan membantu menghilangkan stress.

Tapi melihat salah satu juniornya yang bernama Eyla, dia memelihara seekor biawak membuatnya berpikir bahwa memelihara hewan itu adalah hal yang ekstrim.

Yang benar saja jika ia harus memelihara kadal yang ukurannya cukup besar.

Lebih parah lagi banyak teman-temannya yang memelihara buaya darat berkaki dua. Uih, mengerikan!

'Mau heran tapi human.' batinnya.

"Makan mulu, gak mau main sama gua?" Ucap Chris, dia menyentuh tubuh mungil itu berkali-kali hingga sang kelinci risih.

'Caper banget sih jadi human!' kesal Changbin, bayangkan saja jika lagi nikmat nikmatnya makan malah diganggu.

Merasa diacuhkan oleh sang kelinci, Chris memutuskan untuk berjalan menuju kamar mandi. Menyiapkan air untuk si kelinci mandi, ia mengambil sebuah baskom yang tak terlalu besar untuk menampung air lalu ia nyalakan keran.

"Cara mandiin hewan gimana ya? Pake sabun manusia aman gak ya? Haduh gua gada pengalaman," Chris jadi bingung sendiri.

Ia merogoh saku celananya berusaha mencari benda pipih yang sering ia gunakan, namun hasilnya nihil. Sepertinya ponselnya tertinggal di kamar tidur, sedangkan Chris sudah terlalu malas berjalan menuju kamarnya.

"Mandiin pake air doang lah, males gua." Gumam Chris lalu ia berdiri dari posisi jongkoknya dan berjalan menuju dapur.

Sebelum membawa kelinci itu mandi, ia memberikan sang kelinci air untuk minum. Ia lupa memberi kelinci mungil itu air, untung saja Changbin tidak tersedak saat makan.

Selesai makan dan minum, Chris mengangkat sang kelinci menuju kamar mandi. Meletakkannya di dalam baskom yang hanya terisi tak sampai setengah, agar kelinci itu tidak tenggelam. Karena Chris tidak tahu, apakah kelinci bisa berenang.

'Dingin woi dingin!'

Changbin berusaha keluar dari baskom, namun Chris menahan tubuhnya untuk tetap berada di dalam baskom, tanpa memerhatikan suhu air. Jika Changbin adalah seekor kelinci sungguhan yang bukan hybrid, dapat dipastikan besok harinya ia akan sakit.

Tidak berperikekelincian sekali, pikir Changbin.

"Haduh, perasaan elu kelinci bukan kucing deh! Susah banget disuruh mandi doang." Keluh Chris, ia berusaha membasahi tubuh sang kelinci.

'DINGIN JING!' batin sang kelinci yang malang, apakah Chris bukanlah lelaki yang peka?

Lelaki itu membiarkan Changbin merasakan bulu-bulu halusnya dibasahi oleh air yang terasa begitu dingin, meskipun ia memiliki bulu, tetap saja air itu benar-benar dingin baginya.

Membuat sang kelinci menjerit mengeluarkan suara yang terdengar lucu, Chris terkekeh kecil mendengarnya. Sebuah senyuman pun muncul di wajah tampannya yang mempesona banyak gadis, wanita, hingga janda.

Menampilkan lesung pipi yang ia miliki saat sudut bibirnya terangkat

Sang kelinci terus saja memberontak membuat Chris menjadi kewalahan, kelinci mungil itu benar-benar menolak untuk dimandikan.

Hybrid; Kelinci Mungil || ChrisBin/ChanChangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang