Sesi pembelajaran di sekolah masih sama seperti biasanya, hanya belajar, istirahat, lalu pulang. Siang itu, sapaan matahari yang memberikan perasaan panas menyelinap melalui jendela, menyinari lorong. Jam istirahat tiba, dan sekolah seketika berubah menjadi lautan kegembiraan dan aktivitas. Suara lonceng yang nyaring menjadi isyarat bagi para siswa untuk berhamburan keluar dari kelas, membawa serta tawa dan obrolan riang yang memenuhi udara.
Di halaman sekolah, beberapa kelompok siswa berkumpul di berbagai sudut, bermain dan bercanda tanpa henti. Di kantin, antrean panjang terbentuk, di mana para siswa dengan sabar menunggu giliran untuk membeli makanan favorit mereka. Suara langkah kaki yang tergesa-gesa, tawa yang riuh, dan seruan-seruan akrab dari teman-teman menciptakan simfoni khas yang hanya ada di saat istirahat. Staf yang bertugas mengawasi berjalan santai di sekitar, sesekali tersenyum melihat keceriaan para siswa. Di setiap sudut sekolah, kehidupan berdenyut dengan energi muda yang penuh semangat, membuat setiap momen menjadi waktu yang dinanti-nantikan oleh semua.
Bella dan Rasa berjalan berdampingan di lorong, di tengah-tengah kerumunan. Tiba-tiba, Rasa menyeletuk, "Lihat cowok langganan BK itu! Tatapannya kosong banget tau." Dia mengarahkan telunjuknya ke arah lelaki itu.
"Jangan nunjuk juga, dong, Rasa!" tegur Bella sambil tersenyum bercanda.
"Tapi kan, Bel. Lihat tuh! Tumben sendirian gak sama gengnya, kenapa sih?" tanya Rasa sambil mengangkat alisnya.
"Kamu tanya aku, aku tanya siapa, hah?" Bella mencibir.
Bella menghela napas panjang. "Udahlah, gausah ngomongin tuh orang. Mending kita cepet-cepet ke kantin aja, dari pada nanti kehabisan makanan yang kita incar," lanjutnya.
Mereka berjalan maju, mengikuti pergerakan kerumunan. Tetapi ... tiba-tiba, sebuah teriakan memecah keriuhan jam istirahat yang ceria. Suara gaduh datang dari lorong utama sekolah, menarik perhatian semua orang. Para siswa yang tadinya berlarian di halaman segera bergegas menuju sumber suara.
Di lorong, suasana berubah drastis. Seorang siswa yang Bella bicarakan tadi, malah menyerang siswa di sekitarnya, lelaki itu juga mengucapkan kata-kata aneh. Wajahnya terlihat pucat dan matanya terbuka lebar, tatapannya kosong. Oh Tuhan, makhluk apa yang memasukinya?! Kerumunan siswa berkumpul, wajah-wajah mereka penuh ketakutan dan kebingungan. Beberapa siswa mencoba mengintip dari balik bahu teman-teman mereka, berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Lorong yang awalnya dipenuhi dengan suara tawa dan obrolan kini berubah menjadi tempat yang sunyi namun tegang. Bisikan-bisikan penuh ketakutan terdengar di antara para siswa yang berdiri di kejauhan.
"Ini gimana, aku bener, kan, Bel!"
"Orang itu gak bener!" timpal Rasa yang bersembunyi di balik punggung Bella.
"Kita pergi sekarang, aku gamau ikut campur." Bella memberi instruksi.
Rasa mengerutkan keningnya, cemberut. "Tapi ini tontonan seru, Bel. Aku penasaran."
Lelaki itu semakin memberontak, beberapa orang yang mengenalnya, mencoba menahan tubuh lelaki itu agar tidak menyerang siswa tak bersalah.
"Astaga, gimana ini," geram salah satu siswa yang menahan lengan kirinya.
"Rel, sadar, Rel!" teriaknya. Namun tidak ada respon apa pun.
Farel tidak sadarkan diri, bahkan pingsan yang membuat seluruh siswa bertanya-tanya, mengapa, bagaimana, dan kenapa?
"Hem, itu pada kumpul. Kenapa? Ada apa?" tanya Alfa dengan penasaran, melihat bahwa di taman ramai sekali.
Hema serta Alfa, Alzen dan juga Irsyad tidak sengaja melihat, karena ketika melihat lorong sekolah terlihat sepi, bahkan berniat untuk menelurusinya. Dan, sampai di taman mereka terhenti, ada suara keributan sehingga mereka sama-sama penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELLICHOR MIRACLE
Teen Fiction"Jangan lari, nanti bisa mati." Bukan tentang ke mauan mereka, akan tetapi takdir yang Maha Kuasa. Bagaimana, jika bertemu dengan apa yang apa dilihat, didengar bahkan melewati batas kemampuan manusia pada umumnya? Mereka tidak menginginkan hidup de...