9 - ( first kiss Sea )

36 1 0
                                    

Seharian ini hujan tidak berenti membuat Sea sedikit malas untuk bekerja untung saja produksi hari ini tidak terlalu banyak jadi di jam 5 sore semuanya sudah beres termasuk pasang stiker. Sea seharian tidak bertemu Agas lelaki itu sibuk di belakang dengan mesin lemon nya bersama Riko juga.

Tapi saat menatap hujan di teras tadi keinginan untuk mandi hujan tiba-tiba muncul tapi masa iya dia mandi hujan sendiri. Kakinya melangkah ke belakang, Agas sudah beres dengan pekerjaan nya begitupun Riko keduanya malah tengah merokok dan duduk santai di halaman belakang.

Sea menghampiri Agas lalu berbisik di kuping laki-laki itu. "Gas, aku mau mandi ujan."

Agas menoleh. "Jangan Se nanti sakit, aneh aneh aja kamu."

Sea mendengus kesal dan akan beranjak pergi tapi ditarik lebih dulu oleh Agas sehingga dia berdiri diantara kedua kaki cowok itu.

Riko yang peka langsung beranjak pergi. Tidak ingin mengganggu soalnya dia tau rasanya di ganggu sangat tidak enak.

"Sekali doang gak bakalan bikin sakit."

Agas terkekeh lalu menyentil dahi Sea. Mana bisa dia menolak permintaan gadis ini lalu Agas mengangguk terpaksa.

"Boleh tapi aku temenin ya."

Sea berteriak girang berlari ke depan di ikuti Agas dengan langkah santainya di belakang.

Sea beneran mandi hujan dengan kaos hitam oversize dan celana legging hitamnya sangat pas di tubuh mungilnya yang agak berisi itu. Agas melepas celana selututnya menyisakan boxer dan bergabung dengan Sea.

Sea berlari menjauh saat Agas akan menghampirinya dan di kejar cowok itu dengan hati-hati sambil memperhatikan langkah Sea takut terjatuh.

Agas mengelap mukanya kasar yang dipenuhi air. "Pelan-pelan Se, jangan lari kaya gitu nanti jatuh."

Sea berenti berlari menumpukan tangannya pada kedua kaki. "Aku bukan anak kecil ya, Gas."

Agas lalu berlari kencang di saat Sea lengah karna tengah melihat sekitar. Lalu dipeluknya tubuh itu saat sudah terjangkau tangannya, keduanya tertawa bahagia di bawah langit yang menurunkan air hujan itu menyambut rasa bahagia keduanya.

Terasa sangat indah dan semoga waktu memberi izin untuk berhenti sejenak. Sea merasa beruntung dicintai dengan tulus oleh cowok ini. Dia sangat baik bahkan terlalu baik.

****

Hari-hari terasa sangat menyenangkan rasa itu tumbuh semakin menyubur di dalam hati Sea. Bagaimana tidak Agas terlalu ahli membuat dirinya bahagia bahkan kini hal kecil pun jika dilakukan bersama cowok itu rasanya sangat membahagiakan.

Tapi karena terlena dengan kebahagiaan tersebut tanpa sadar Sea bergantung sepenuhnya dengan Agas. Selain bergantung dia lupa bagaimana pertahanan dirinya dahulu di saat ada orang baru yang akan masuk ke hidupnya. Sea seakan lupa semuanya dan yang ada di pikirannya hanya Agas yang akan selalu menemaninya kapanpun itu.

"Se, yakin gak mau ikut main keluar?" Kak Lisa sekali lagi bertanya, memastikan.

"Ngga kak, mau istirahat aja lah."

"Mumpung libur lho Se kapan lagi bisa keluar nonton bioskop gini."

Sea tetap menggeleng. Alasannya tidak ikut adalah karna belakangan dirinya memang tidak sedekat itu dengan yang lain termasuk kak Lin dan Kak Lisa dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Agas.

"Ouh karna Fera ikut ya kamu jadi gak ikut?" Tebak kak Lisa, dia memang agak blak-blakan.

Sea mendengus. "Ngga gitu juga kak Lis," kesal Sea.

"Gimana sih masa sama kakak ipar gak akur," goda kak Lisa.

"Apaan sih, udah sana katanya mau pada nonton bioskop."

Kak Lisa tertawa puas lalu berlenggang dari kamar Sea. Meninggalkan dia seorang diri ya karna kak Fia juga ikut. Kecuali dirinya dan Agas.

Tebak Agas tidak ikut karna apa? Agas bilang dia udah bosen nonton bioskop karna sudah terlalu sering dulu pas jaman sekolah kalo pacaran di bioskop mulu apalagi yang di tontonnya film horor dia mana mau, soalnya Agas penakut sangat tidak sesuai dengan perawakan nya yang tinggi.

Hapenya berdenting ada pesan masuk dari Agas yang menyuruh dirinya ke ruang santai. Dengan semangat Sea turun dari kasur dan berjalan ke sana.

"Mau gak?" Tawar Agas yang tengah makan mie instan.

"Mauuu," seru Sea yang langsung mengambil alih mangkuk Agas.

"Jangan semua lah, sayang."

"Kamu masak lagi aja sana," Sea nyengir sambil memakan mie nya.

Agas menghela nafasnya kasar meskipun begitu dia tetap menurut memasak lagi mie nya di dapur. Berjam-jam mereka menghabiskan waktunya di sana Sea kini sedang melihat Agas bermain game di ponselnya dia duduk di pangkuan Agas dengan punggung bersandar pada dada laki-laki itu.

Karna jika tidak begitu dia akan merasa di anggurkan apalagi kalo sudah main game Agas udah gak inget apa-apa. Sea iseng bosan dan berkali-kali dia mengganggu Agas dengan mencium rahang cowok itu. Lucu sekali kalo lagi main game gini.

"Se, diem dulu Se plis."

Sea terkekeh lalu saat duduknya merosot dengan sigap Agas membenarkan posisi duduk Sea mamakai satu tangannya yang di taruh di perut Sea dan kembali fokus main game.

"Se, jangan banyak gerak."

Sea mendongak mendengar suara serak Agas. "Pegel Gas," rengek Sea.

Agas menghentikan main game nya karna kasian juga Sea sedari tadi hanya menontoni dirinya.

"Kamu tau gak?" Tanya Agas, Sea menggeleng. "Kamu ngedudukin adik aku Se dari tadi," lirihnya.

Sea terkejut dan segera duduk di samping Agas, melihat Agas yang menghela nafas lega membuat Sea bingung sendiri kenapa juga Agas tidak ngomong sedari tadi.

Menurut Sea, Agas itu cowok yang tidak berbahaya buktinya selama mereka pacaran yang hampir satu tahun ini dia tidak pernah berlaku berlebihan.

Otaknya berpikir bagaimana caranya meminta maaf pada Agas lalu Sea mengecup pipi Agas sebagai tanda permintaan maafnya tapi tengkuknya malah ditahan oleh Agas dia memiringkan kepalanya dan mengecup kecil bibir gadis itu awalnya hanya kecupan kecupan kecil tapi lama kelamaan menjadi ciuman yang brutal.

Sea memukul mukul dada Agas, ini gila belum pernah sebelumnya Agas seperti ini sepertinya ini kali pertama mereka melakukan ini dan ini frist kiss untuk Sea. Sea menutup mulutnya dengan kedua tangan takut Agas tiba-tiba melakukan nya lagi bahkan saat Agas menarik nya kembali ke pangkuan Sea tidak sadar dengan itu.

"Se, maaf aku kelepasan," Agas membenarkan Surai Sea yang berantakan lalu perlahan melepaskan tangan gadis itu yang sebelumnya
menutupi bibirnya rapat-rapat.

Sea tampak menatap takut ke arah cowok di depannya. Agas merasa bersalah tentu saja di rengkuhnya tubuh gadis itu untuk menenangkan Sea. Lama mereka berpelukan sampai suara Sea yang ingin ke kamar membuat Agas dengan sigap menggendong gadis itu.

Di gendong di depan tentu saja, Sea hanya diam saja antara mengantuk dan masih was-was dengan kejadian tadi.

Lihatlah padahal yang lebih tua Sea tapi sepertinya Agas malah yang lebih berpengalaman jauh. Sea meskipun umurnya sudah dibilang dewasa dia masih polos meskipun tidak sepenuhnya.

MOVE ON (Hiatus) 18+ ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang