Agas awalnya kaget saat terbangun melihat Sea yang terlelap di sampingnya, senyumnya merekah melihat wajah polos gadis itu. Sea itu definisi cewek idaman untuk Agas, tipe Agas tuh Sea banget. Yang jutek, sok jual mahal tapi ujungnya luluh juga, Agas jadi mesem-mesem sendiri kan.
Otak Agas sebenarnya belum sinkron dia masih ngantuk dan kehadiran Sea cukup berbahaya sebenarnya di saat baru bangun begini. Godaan yang sangat kuat apalagi melihat bibir merah mudanya yang sangat mungil itu rasanya Agas ingin menggigitnya.
Sejauh ini hubungan mereka sangat sehat. Hanya sedekedar curi ciuman di pipi, dahi lalu kadang juga Agas memeluk Sea yang tengah bersedih tidak lebih dari itu hanya untuk menenangkan gadis itu.
Ini sudah enam bulan dan Sea sejauh ini sangat membuat Agas terkagum. Sikapnya yang mulai menerima Agas lalu cara dia menempatkan diri setelah banyak larangan yang Agas utarakan. Meskipun tidak secara langsung berubah tapi Agas tau Sea berusaha tidak melakukan nya lagi.
Sea bukan tipe orang yang menunjukkan rasa sayangnya tapi dari perlakuan nya saja Agas sudah bisa membaca itu. Meskipun pas awal pacaran Agas dibuat kecewa dengan sikap cuek Sea yang keterlaluan tapi itu semua tidak sebanding dengan apa yang dirasakan nya kini.
Sea membuka matanya saat merasakan pergerakan kecil di sampingnya. Berbalik dengan Agas yang tidur seperti orang mati Sea malah sangat sensitif jika tidur Agas hanya merubah posisinya dari tengkurap menjadi miring ke arah Sea tapi malah membangunkan gadis itu.
"Suttttt... tidur lagi.. tidur lagi.. "
Agas menepuk punggung Sea perlahan seperti sedang menenangkan anak bayi tentu saja tidak mempan untuk Sea yang kini sudah membuka matanya lebar dengan kerutan di dahinya.
"Maaf jadi kebangun," ujar Agas pelan tepat di depan muka Sea.
Sea menggeleng. Keduanya hanya diam saling menatap dengan pikiran masing-masing. Posisinya tidur miring saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat bahkan Agas bisa merasakan nafas harum Sea, iya gadis itu selalu wangi.
Sea sendiri terdiam karna merasakan nyaman dengan usapan-usapan kecil di punggungnya.
Agas yang iseng dan kesadaran nya yang mulai terkumpul satu-satu mengikat kaki Sea dengan kedua kakinya. Lalu menarik gadis itu ke pelukannya gemas, entahlah Sea diam saja sudah membuat Agas segemas ini.
"Agas lepas," geram Sea kesal. Dia paling tidak suka saat Agas iseng padahal Agas diam seperti tadi dia sudah terpesona loh.
"Kenapa sih Se, lo gemesin banget pengen gigit jadinya."
Dan benar saja Agas mengigit kuping Sea. Membuat gadis itu meronta lebih kencang tapi pelukan Agas sangatlah erat. Sea yang kesal reflek menggigit bahu Agas yang terbuka iya cowok itu masih telanjang berteriak kencang emang pada dasarnya dia ini lebay.
"EH ANJIR!"
Sea langsung terduduk begitu Agas lengah dan matanya tertuju pada Riko yang sepertinya baru pulang tampak syok melihat posisi kami.
Sea panik dan tentu saja malu walaupun mereka tidak melakukan yang tidak-tidak tepat saja jika melihat posisi kami berdua pasti akan berpikir negatif.
"Sana Se, ke kamar."
Agas dengan santai memakai bajunya dan menyuruh dirinya masuk kamar, dia pasti tau kalo Sea sedang menahan malu saat ini.
Sea masuk kamar sebelum masuk dia sempat melihat tatapan iseng Riko pada Agas.
"Gue ganggu ya bro?" Riko cekikikan.
"Tai lo."
****
Sea menjadi agak cangung terhadap Riko padahal ya Riko biasa saja takut jika lelaki itu bercerita pada Fera. Mau ditaruh di mana mukanya.
"Terus Riko bilang apa kemarin pas aku masuk kamar?"
Belakangan Sea kalo lagi adem ayem sama Agas suka manggil aku-kamu sementara Agas sekarang lebih banyak lo-gue katanya biar keren gaya pacaran nya, agak gila emang.
"Gak bilang apa-apa," Jawab Agas santai sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Malam ini setelah beres produksi dan makan keduanya sedang duduk di ruang santai sementara yang lain sedang di teras.
Seperti ini lah, jika ada Sea maka tidak ada Fera di situ dan sebaliknya jika di teras ada Fera maka Sea tidak akan ada di tempat itu.
Jadilah keduanya berada di ruang santai dengan televisi yang menyala.
"Jangan bohong Gas, aku denger dia ngomong sebelum masuk kamar."
Agas tergelak sebab lucu melihat Sea penasaran seperti ini. "Riko bilang dia datangnya gak tepat dan ngerasa bersalah."
"Hah?" Cengo Sea.
"Iya, lagian kenapa sih Se? Itu mah biasa aja kali dia juga sering begitu."
Otak Sea berputar berpikir cukup keras, apanya yang sering seperti itu Riko dan Fera? Masa iya Sea melihatnya mereka menjalani hubungan cukup dewasa dan positif kok.
Apa hanya Sea di sini yang terlalu polos dan menganggap itu semua berlebihan karna jujur tidak pernah Sea berpacaran seintens itu dengan pacarnya dulu bahkan pegangan tangan saja itu sudah lebih dari cukup.
Memang banyak hal yang dilakukan pertama kali dengan Agas. Banyak lho dari hal kecil dan hal besar, tapi tidak tau Agas kayanya bocil bocil begitu dia pemain yang handal dulunya.
"Udah, gak usah terlalu dipikirin."
Sea menggeleng. "Maksud kamu Fera sama Riko?" Tanya Sea penasaran.
"Bagi orang pacaran itu normal Se, bahkan mereka udah lebih dari itu."
Sea tidak suka Agas berbicara seperti itu. "Ngga, seharusnya itu gak boleh."
"Kamu polos banget sih Se," greget Agas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON (Hiatus) 18+ ⚠️
Romance"Tidak ada cinta yang benar-benar cinta jika masih dilandasi nafsu," Tutur Sea penuh penekanan. "Tapi lo gak akan bisa tanpa gue Se, hidup lo udah sepenuhnya bergantung sama gue," Jawab Agas tegas. Dua manusia yang saling mencintai tapi hancur bersa...