"Loh, kok pada teriak gini?"
"Ih! Mbak, kaget tau!" Marah Jidan yang menggosok area dadanya. Perempuan itu terkekeh. Lantas ia bertanya, "Kalian pada kenapa, pulang-pulang kok bajunya kotor semua?""Kita di kejar orang gila, Mbak." Ungkap Mahesa. "Kenapa?" Pertanyaan itu membuat seluruh atensi mengarah pada Alana yang tepar paling mengenaskan diantara yang lain.
Setelah paham dengan tatapan anak-anak di rumah itu yang langsung tertuju pada satu oknum Mbak Rumi mulai paham. "Ouh, ya udah. Kalau gitu pada mandi ya, setelah keringatnya udah lumayan kering. Mbak bikinin teh dulu buat kalian." Kata Mbak Rumi yang di angguki para pemuda di depannya.
"Eh bentar! Kok bisa ada Mbak Rumi di rumah? Kata Bunda, mbak lagi pulang kampung." tanya Mahesa lagi membuat Mbak Rumi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jadwal penerbangannya di undur, Sa." anggukan Rumi dapatkan dari anak majikannya itu. Lantas, ia mendekat dan menepuk pelan pundak Mahesa yang bergetar kecil karena lelah sehabis berlari.
"Mbak denger orang tua kamu keluar, makanya mbak balik buat jaga kamu ..." bisik mbak Rumi, perlahan membuat Mahesa terkejut namun setelah itu ia segera mengajak temannya ke lantai atas. Tapi sebelum itu, Mbak Rumi menghentikan langkah seluruhnya.
"Eh iya, mau nambah makan juga gak, Dek?" tanya beliau tulus.
"Ga perlu Mbak, tadi kami semua udah makan. Mbak Rumi istirahat aja biar gak kecapean." tolak Mahesa lembut, sembari memegang tangan Mbak Rumi.
"Kalau gitu, kalian istirahat dulu deh, tapi inget! nanti klo keringatnya beneran lumayan kering langsung bersih-bersih terus juga jangan lupa sikat gigi, nanti bolong di cabut Monster loh!!" peringat Mbak Rumi yang langsung di balas dengan pose hormat dari keenam anak di depannya.
"Laksanakan komandan!"
🐇:𓈒ㅤׂㅤ𓇼 ࣪ 𓈒ㅤׂㅤ⭒ 𓆡 ⭒ㅤ𓈒ㅤׂ 🫧
SULUNG
🐇:𓈒ㅤׂㅤ𓇼 ࣪ 𓈒ㅤׂㅤ⭒ 𓆡 ⭒ㅤ𓈒ㅤׂ 🫧
Malam yang seharusnya sunyi berbanding terbalik di kamar tamu yang berisikan oleh dua pemuda berdarah keturunan cina.Terlihat Alana sudah pulas dalam mimpinya, namun Arjuna justru sebaliknya, dari tadi ia tidak bisa hanya sekedar untuk menutup matanya.
Suara-suara aneh terus terngiang di kepalanya, tidak ada ketenangan sedikitpun di kepalanya, kepalanya terus saja ribut, seakan tak memperbolehkan jika pemuda berkulit putih itu tenang sedikitpun.
Suara itu terus-menerus meneror isi kepala Arjuna. Akibat tidak tahan alhasil ia memanggil patner satu kamarnya. Alana.
"Lan, shht, Alana!" panggil Arjuna namun tak digubris oleh temannya itu. Tidak punya pilihan lain ia turun dari ranjang mendekati ranjang Alana, anak itu terbalut oleh selimut hangat dengan mata terpejam.
"Lan ... Alan! Lana, Alana!" Guncangan hebat terjadi di kasur Alana hingga membuat pemilik ranjang di renggut paksa dari mimpi indahnya.
"Ck, apaan sih, Ko?!" sulut Alana, tengah malam seperti ini ada saja yang mengganggu. Padahal dirinya ingin beristirahat pasca mengalami hari yang buruk namun juga menyenangkan.
"Ish, gue ga bisa tidur nih!" kesal Arjuna mengadu dengan manja pada Alana.
"Tidur mah tidur aja, Ko ... tinggal tutup mata, beres kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulung
FanfictionFondasi terkuat dari tiap pasangan yang ada di muka bumi ialah seorang anak. Di anugrahi seorang anak memanglah membahagiakan tapi bukan berarti anak itu harus di kucilkan apabila ia tak sanggup tuk raih apa yang orang tuanya mau. Seperti anak sulun...