05

48 4 3
                                    

"Oi! Bahaya, cepet minggir!" teriakan itu bertepatan dengan sebuah bola yang melambung tinggi ke arah pemuda lincah bak kelinci liar, Jemin Anuspati Gautama.

Selincah-lincahnya kelinci melompat untuk menghindari musuh, pasti ada saatnya mereka tidak bisa lagi menghindar dari kejaran musuh. Sama seperti Jemin, ia menatap bola itu tanpa bergeming sedikitpun dari tempatnya.

Bola itu semakin dekat, bahkan lebih cepat mengarah wajahnya. Sebelum itu, "Yosh!" dengan lincah Mahesa menendang balik bola itu tepat sebelum mengenai wajah seorang Jemin.

Dugh!! "Terima lagi nih!" soraknya yang memberikan operan pada anggota klub sepak bola di sekolahnya. Bola itu tentu di terima baik oleh anggota klub sepak bola.

"Makasih ya, Bang! Oh! Maaf juga buat yang tadi ya, Jemin!" Teriak Taro, anak yang tak sengaja membuat bola melambung tinggi dan nyaris mengenai wajah karismatik Jemin.

"Gapapa, Min?" tanya Mahesa langsung menghampiri Jemin yang terperosok ke bawah tiba-tiba usai bola itu nyaris mengenai wajahnya.

"Cih! Gak perlu nyentuh!" sarkas Jemin langsung berdiri menatap sengit ke arah Mahesa, "Gue gapapa, bukan urusan lo juga kalau gue luka." Setelah mengatakan hal seperti itu Jemin pergi dari sana meninggalkan Mahesa yang mati-matian menahan tawa.

"Bang Jemin kalau marah serem, ihh." kata Alana yang menunjukkan raut takutnya di balik kacamata hitam yang menutupi tatapan takut itu dengan aura penuh karismatik.

"Jun, nanti kita ada rapat OSIS, kan?" tanya Mahesa tiba-tiba membuat Arjuna terkejut.

"E—iya, Bang," reaksi Arjuna yang patah-patah itu berhasil membuat Mahesa langsung menatap penuh intens.

"Lo oke kan, Jun?" tanya Mahesa.

"Hehe, oke kok, Abang mah nyantai aja. Semalem gue gak bisa tidur gara-gara lagu yang gue sama Alan tonton di spotify mendadak ganti jadi podcasts yang bahas cerita horor. GOBLOK-NYA!  gue sama Alan malah nonton itu cerita sampe mampus, jadi gue masih kepikiran cerita itu sampe sekarang." jelas Arjuna membuat Mahesa bernafas prihatin.

"Nyantai aja kalik ngucapin goblok-nya, itu! Kuping gue sakit, nih!" sewot Alana yang kebetulan berada paling dekat dengan Arjuna hingga suara Arjuna membuat telinganya mengalami tuli sementara.

"Tau tuh, mana gue juga kena teriakan dolpin plus senjata iler andalan si Juna, lagi! Lo berdua juga ngadi-ngadi, sih! udah tau spotify itu ganti podcasts horor malah di tonton sampe mampus, mampus beneran kan jadinya." ejek Eiden membuat Arjuna menatap kesal ke arahnya.

"Udah-udah, kok berantem sih. Ayo cepetan, sepuluh menit lagi pelajaran mulai nih!!" teriak Mahesa dan Alana dari jauh, tanpa sadar Eiden dan Arjuna sudah ketinggalan jauh dari jejak kawan mereka yang lain.

"Gawat! Buruan, Ei!" kata Arjuna naik ke punggung Eiden, di saat seperti ini saja, dia baru akan berbaikan dengan Eiden agar tidak terlambat.

"Sialan Lo! Tapi ya udah lah! Pegangan yang kenceng!" mendengar itu Arjuna segera menuruti kemauan Eiden yang mulai tancap gas penuh berlari menuju gerbang sekolah.

🐇:𓈒ㅤׂㅤ𓇼 ࣪ 𓈒ㅤׂㅤ⭒ 𓆡 ⭒ㅤ𓈒ㅤׂ 🫧

SULUNG

🐇:𓈒ㅤׂㅤ𓇼 ࣪ 𓈒ㅤׂㅤ⭒ 𓆡 ⭒ㅤ𓈒ㅤׂ 🫧

"Pagi semuanya. Nah anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Kalian baik-baik sama dia, ya. Oh! by the way, temen kalian kali ini asal bandung, jadi tolong bimbing dia di sini nanti, ya?"

SulungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang