2:1

232 25 0
                                    

bumi datang bersama si bungsu dan amara sang kekasih "kath disini sama kak amara ya, kakak mua ngobrol sama kak febri dlu"

bumi hanya mengangguk febri yang paham segera membuntuti bumi agar sedikit menjauh dari ruangan

"untuk beberapa saat gue titip tara jangan biarin dia ketemu sama bokap"

"aman, tapi kak sampe kapan? gue rasa sekarang zee udh keterlaluan"

"feb lo boleh maki dia gue izinin, tapi masih banyak yang belum lo tau jadi tolong jangan ngehakimin tara berlebihan"

febri hanya menghela nafasnya "gue bakal cari dan bawa dia ke bengkel, lo tenang aja kak" jawab febri

"makasih" ucap bumi yang hanya dibalas anggukan oleh febri

***

bumi memasuki ruang rawat milik aldean suasana yang lumayan ramai tiba2 menjadi sunyi saat ia masuk mereka berdua hanya saling menatap amara yang paham situasi ini pun mengajak kathrina dan marsha menyusul feb ke kantin rumah sakit

"gimana"

"gue hampir mati kak"

"gue tau"

"lo juga tau alesan dia sebenci ini sama gue"

"dia gak benci-"

"tapi gue hampir mati." selak aldean

hening.....

aldean tak lagi menatap bumi
"banyak yang kalian umpetin dari gue dan sikap dia termasuk elo buat gue ngerasa gue pelakunya gue orang jahatnya"

"bukan lo, bukan dia-"

"siapa? elo atau siapa? kasih tau gue"

"besok papah baru bisa kesini, ceritain semuanya kalau lo mau tara ngerasain hal yang sama." ucap bumi langsung pergi

***

"kath, ra" panggil bumi pada kedua orang yang tengah bercerita

"yuk pulang udah malem, kath kamu dirumah aja ya, dirumah ada bi ijah"

"loh yang jaga kak akash siapa? trus emang kak tara gk ada dirumah kok sama bi ijah"

"ada onel yang temenin, kakak anter kalian setelah itu kakak balik lagi buat temenin akash, tara lagi ada urusan katanya nanti kamu telphone aja tanya dia ada urusan apa" jelas bumi panjang lebar

"gak mau. aku gak mau sendiri dirumah"

"kamu gak sendiri kath ada bi ijah"

"tapi tetep aja aku gak mau aku mau disini aja bareng kak akash sama kam bumi"

"gimana kalau sama kakak nanti kakak ajak cyra ikut nginep gimana setuju gak"
bumi yang mendengarnya menatap amara dengan geleng-geleng pelan ia merasa sudah banyak merepotkan kekasihnya itu

"aku gak papa kok ndra lagian cyra juga pasti seneng di ajak nginep" ucap amara memegang punggung tangan bumi berusaha meyakinkan nya

***

bumi sudah menjemput cyra adik amara dan meminta izin kepada sang kedua orangtua

ganendra bumi sangat beruntung mempunyai kekasih seperti amara dan keluarga nya

"kalian masuk duluan" ucap bumi mengangkat hp nya yang berdering sedari tadi

panggilan telepon
"saya sudah ada di rs bersama akash kamu gak perlu datang lagi kesini, besok datang ke kantor"

"itu salah bumi maaf bumi lalai"

"bagus kamu mengerti berhenti melindungi anak itu nagendra bawa dia bersama kamu besok"

panggilan terputus

"dari siapa" tanya amara yang dari tadi menunggu bumi di ruang tamu

"papah dia bilang sudah di rumah sakit jadi saya gak perlu kesana" jawab bumi

"dra" panggil amara memecah lamunan bumi amara memegang bahu bumi dan mengelusnya amara tak pernah tau jelas tentang masalah yang bumi hadapi tapi ia tau betul jika bumi sedang tidak baik2 saja

"kamu bersih2 gih nanti aku buatin teh biar lebih rileks atau mau sekalian cerita? bocil2 udah pada dikamar

ANTARGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang