"udah bangun lo" tanya febri pada teman nya yang tengah terbaring di rumah sakit
matanya kembali ia pejamkan
"pengen nya sih gak bangun, yaudah gue merem lagi kalau lima menit gue gak melek langsung kubur aja ya feb" ucapnya dengan nada lemasfebri menendang kasur hingga bergoyang cukup keras tapi tak ada respon dari temannya "woi bangsat jangan beneran mati, bangun gak lu"
"berisik lu feb, gue mau mati tenang aja susah bangsat" kesal nya
"bukan gak tenang tapi emang blm waktunya masih mending dikasih hidup sama tuhan"
"kalau boleh requests ke tuhan mending gk hidup feb"
"jangan gitu anjing, dah lah gak guna ngomong ama orang kayak lo"
"kak bumi mana" tanyanya saat melihat sekitar tak ada siapapun kecuali teman aneh nya itu
"sama kak amara" jawab nya santai
"kemaren dia juga kena feb"
"tapi gak separah elo gua pikir lo mati kemaren gue liat lo di gotong kak bumi buset kemaja putih nya full darah bro"
"pake stik golf bro yaaa sama vas bunga lah pecah satu" jawab nya bangga
"yeee bangga lo?, lagian kak bumi kayak nya udah di obatin kak amara gue liat twt nya udah ganti baju"
"gue blm ngabarin kath lagi"
"dari kemaren nanya ke gue
"lo bilang apa"
"lagi ada urusan penting"
"aldean gimana"
"gue kira lo gak inget"
"gue denger dari rashel sih udah boleh pulang tapi lagi nunggu konfirmasi dari bokap lo mau rawat jalan apa stay"
"kira-kira dia benci gue gak feb"
"abis di getok pake vas bunga efeknya emang gitu kah"
"bahkan dimata lo gue sejahat itu"
"gak gitu, tapi sikap lo yang selalu keliatan gak bukan keliatan tapi emang beneran jahat, gue gak tau apa alesan lo sebenci itu sama dia"
"tara" panggil bumi dari arah pintu yang datang bersama amara
flash back kantor
satu pukulan tongkat baseball mengenai punggung si sulung nyeri mulai terasa pada area punggung saat pukulan kedua hendak melayang pintu terbuka dia alzean tara "saya pelakunya yang buat anak kesayangan kamu masuk rumah sakit"
"anak brengsek berani juga kamu dateng"
samata memukul tara dengan membabi buta memang beberapa pukulan ia bisa hindari tapi tak jarang pukulan itu terkena tubuhnyabumi tak mungkin diam ia mendorong ayah nya agar berhenti bukan berhenti bumi malah kembali terkena pukulan dari sang ayah
"bumi saya tidak pernah mengajari kamu untuk melawan, berhenti melindungi anak brengsek ini" ucap nya murkatara menarik bumi keluar dari ruangan ayah nya menutup dan mengunci pintu ruangan milik ayahnya "jangan bawa kath pulang kak"
tersisa tara dan ayahnya
"mau tau sesuatu" tanya tara"berhenti bermain-main"
"saya tau tentang kematian bunda dan kamu pelaku utama nya
samata tak berkutik ia semakin berapi api tongkat baseball yang sudah berganti menjadi stik golf itu mulai di layangkan secara brutal kepada tara, ia hanya mampu menghindar sesekali melawan
sementara di luar bumi sibuk medobrak pintu dengan sekuat tenaga dan dibantu oleh beberapa ob disana pintu berhasil terbuka bumi melihat tara yang mencoba bangkit dengan darah mengalir dari pelipis nya saat samata ingin kembali memukul bumi dengan cepat menahanya ia mendorong kuat ayahnya itu membawa adiknya pergi dari sana
flash back off
itu bukan sebuah cerita, rangkaian kejadian hingga tara dibawa dengan mobil febri semua terekam jelas oleh kamera milik tara hingga pengakuan ayah soal membunuh istrinya sendiri pun ada disana
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARGATA
Historia CortaCAPTHER tolong anggap aku~ saya mencoba bertahan~ lihatlah sisi berbeda~