itu bukan sebuah cerita, rangkaian kejadian hingga tara dibawa dengan mobil febri semua terekam jelas oleh kamera milik tara hingga pengakuan ayah soal membunuh istrinya sendiri pun ada disana
"gue gak bohong soal malem itu kak, lo yang bawa gue pergi dari kamar, lo juga pasti masih inget waktu bunda bilang buat jaga aldean dan kathrina"
"lo juga inget waktu perjanjian kalau kita harus nurut sama dia kalau mau kathrina gak ngerasain apa yang kita alamin"
"gue yang harus jadi pemberontak dan benci aldean biar dia bisa selalu keliatan positif dimata orang brengsek itu"
"mau sampe kapan? buku diary bunda yang selama ini gua simpen di kamar. itu bukan cmn tulisan, semua cerita tentang tersiksa nya bunda bahkan bukti hasil visum kekerasan orang itu ada disana"
"itu alasan lo gak mau ada orang masuk ke kamar lo dan buat lo Semarah itu" tnya feb
"kak apa lagi" tanya tara
"saya tau semuanya tar, saya tau tapi gimana kathrina dan akash kita tunggu sebentar lagi setidaknya sampai kathrina lulus"
"gue juga tau lo udh punya kafe mengatasi namakan kak onel kan? berkas nya gak sengaja gua baca, berarti lo udah siap kalau gak hidup bareng dia?
"jangan kelewatan batas tara"
"capek" ucap tara menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
"tara"
"ndra udahn kasih tara waktu" bujuk amara
"feb titip tara ya kakak Mau keluar dulu"
"udah pergi feb" tnya tara dari balik selimut
"lo ngapain nangis bjir"
"gak ada kelilipan kentang goreng gue***
"ndra gak harusnya kamu marah kayak tadi dia baru sadar loh"
"aku takut dia beneran ngelakuin yang lewat batas ra aku tau tentang dia, gak seharusnya dia ngalamin semua ini"
"kak gue boleh gabung" tanya febri
"kak lo inget sepuluh tahun lalu waktu alde di buly anak komplek waktu gue arah pulang gua liat mereka lagi nangis buset mukanya babak belur apa jangan2 itu" ungkap feb
"itu tara dia pulang penuh lumpur bukan karna dia main tapi buat nutup lukanya" jelas bumi
"lo tau semua yang dia lakuin"
bumi menggaguk
"dia lebih dari yang kamu pikirin feb"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARGATA
Short StoryCAPTHER tolong anggap aku~ saya mencoba bertahan~ lihatlah sisi berbeda~