0.04 : Nitimur in Vetitum

151 39 17
                                    

"Kita menginginkan apa yang di larang."

Senin, 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 09.10

"Katanya sekarang ada anak baru."

"Cowok atau cewek?"

"Cowok, bertiga. Ganteng."

"Kelas mana?!"

"Kelas sebelas, sayangnya bakal di tempatin di kelas sebelah."

"Ck, gantengan gue kali."

Sorakan demi sorakan anak cewek lontarkan pada lelaki yang berbadan gempal. Semuanya mendengar kabar itu, termasuk Garviell yang dari tadik bermain kartu bersama Felix dan menyimak.

Remaja itu seketika diam, tak bergerak dan pikirannya langsung mengingat kejadian dimana Elang menemuinya.

"Dia-Mark punya informasi tentang ibu lo. Kalau mau informasi itu, tunggu hari Senin tiba."

"Gue udah liat, gantengan Garviell kok." Remaja itu mengerjap bingung saat suara-suara toa mencie-ciekannya dengan gadis yang barusan berucap-Chelsea.

Felix menjitak kening kawannya, "Lanjut gak nih? Ck, udahlah gak mood gue." Keluhnya dan berpindah tempat ke belakang.

Garviell menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Felix. Arthur yang baru masuk kelas itu berdehem keras supaya suara-suara ini diam, dan benar saja semuanya langsung diam lalu suara meja dan kursi yang di geser terdengar. Semuanya sudah tenang, duduk di tempatnya masing-masing.

"Ini tempat udah kayak pasar aja." Gumamnya lalu melangkah ke tempatnya bertepatan dengan Pak Guru yang masuk, selaku wali kelas mereka.

"Silahkan keluarkan alat tulis kalian, hari ini kita ulangan Fisika." Ujar pak Marsel.

"Apa?!"

Suara rengekan langsung terdengar dari murid-muridnya, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba saja ulangan. Pak Marsel menghela nafas berat, "kalau kalian masih berisik saya akan tambah soalnya."

"Gak seru pak. Unfriend kita." Itu suara Felix.

"Lah, emangnya kita temenan?" Balas Pak Marsel geli.

"Ai Bapak kunaon?" Ucap Sadam dan langsung meminta maaf karena Walkes-nya melotot.

"Memang berapa soalnya, Pak?"

"Sedikit kok, Vel. Cuman 35." Garviell tersedak ludahnya sendiri mendengar itu, yang lain juga langsung bersorak tidak terima.

Garviell menaikkan alisnya saat Felix menatapnya, keduanya saling melemparkan senyuman misterius dan keduanya beralih menatap kebelakang. Arthur sedikit memiringkan kepalanya saat kedua kawannya menatap padanya, dia tersenyum seakan berkata. "Tenang ada gue."

Ternyata Ulangan Fisika itu cukup mengurus tenaga otak, bahkan Garviell sendiri pun sedikit kesusahan dalam mengerjakannya. Untungnya, dia sesekali menengok ke belakang pada Arthur saat Guru itu lengah. Arthur itu memang pintar, bagaimana tidak dia selalu mendapat peringkat pertama.

TURBULENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang