Kini Lina sedang menunggu sahabatnya di sebuah kafe. Walau malam hari, Lina tidak pernah takut pergi atau pulang sendirian. Jadi dia memilih pergi ke kafe pada malam hari karena menurutnya waktu paling cocok untuk bertemu sahabatnya.
Entah kenapa ia rindu sekali pada sahabatnya ini.
Tiba-tiba, Hyunnie datang sambil memeluk Lina dari belakang.
"Lina-ssi!" Lina terpenjat kaget lalu berbalik untuk melihat siapa yang memeluknya.
Ia terkejut ketika melihat sahabatnya yang cantik ini sedang memeluknya.
"Oh? Hyunnie? Kau membuat aku kaget saja." Kesal Lina.
Hyunnie yang melihat sahabatnya kesal malah tertawa.
"Ne...Mianhae....kau lucu ketika marah, Lina-ssi." Ucap Hyunnie sambil tertawa..
"Sudah jangan tertawa lagi." Lina menatap tajam sahabatnya.
Hyunnie dengan sigap langsung berhenti tertawa karena takut jika nantinya sahabatnya akan marah.
Hubungan Lina dan Hyunnie sangat dekat. Bahkan sudah seperti saudara. Lina lebih tua dua tahun dari Hyunnie, tapi kadang sikap Lina bisa berubah seperti anak-anak jika bersama sahabatnya. Jadi dia banyak yang mengira mereka kakak-beradik dengan Hyunnie sebagai yang tertua.
"Jadi? Kenapa kau meneleponaku untuk datang kemari?" Tanya Hyunnie sembari duduk di kursi di dalam kafe tersebut.
Lina juga ikut duduk di kursi.
"Hyunnie-ya..... apa kau tahu dimana tempat yang membuka lowongan pekerjaan?" Tanya Lina sambil menunduk.
Hyunnie kini terdiam. Ia memang sudah mengetahui kalau hubungan Lina dengan orang tuanya tidak begitu baik....salah, ini bukan tidak begitu baik, melainkan tidak baik sama sekali....
Lina bahkan mengidap Deep Depression karena hubungan kekeluargaan yang sudah rusak itu. Hanya Lina, Innie dan Hyunnie yang tahu soal penyakit Lina. Bagaimana dengan orang tua Lina? Ouh....mereka tahu. Tapi mereka tidak peduli sama sekali. Bagaimanapun mereka ingin sekali Lina menghilang dari hadapan mereka, jika bisa hilang dari bumi untuk selamanya.
Kejam? Tentu saja.Keluarga mana yang tega melakukan itu pada anak mereka sendiri? Kenapa mereka membenci Lina? Apa yang sudah Lina lakukan sehingga mereka ingin Lina tiada dari dunia ini? Kenapa mereka tidak membenci Innie juga? Apa mereka juga membenci Innie hanya saja tidak sebenci pada Lina? Temukan jawabannya di episode selanjutnya😁😁
S
K
I
PHyunnie tersadar akan lamunannya ketika ia melihat sahabatnya ini menunduk ke bawah sambil meremas kain bajunya hingga kusut.
"Lina-ssi...." Ucap Hyunnie cemas.
"Tolong....aku benar-benar ingin lepas dari mereka berdua....tapi aku juga butuh uang agar bisa membiayai hidupku nantinya....apalagi Innie juga sebentar lagi akan lulus....aku harus bisa membiayai kehidupan kami." Lirih Lina dengan nada yang terdengar bergetar.
"K-kau berencana membawa Innie pergi juga?" Tanya Hyunnie khawatir.
"Tentu saja! Aku tidak bisa membiarkan adikku hidup dengan dua orang gila itu!" Gerutu Lina.
Hyunnie akhirnya pasrah....jika sudah begini, ia tidak bisa berbuat banyak.
"Um....suamiku mempunyai perusahaan bernama "Han Departemen Store." Kau bisa kesana untuk mendaftar lowongan pekerjaan karena ia benar-benar butuh karyawan saat ini." Saran Hyunnie pada Lina.
"Han Departemen Store....aku seperti pernah mendengarnya." Ucap Lina sambil mengingat-ingat.
"E-eh...tapi jika kau tidak mau bekerja disana kau bisa bekerja di Rumah Sakit terbesar di Seoul." Ucapan Hyunnie membuat Lina tersentak kaget.
"T-tapi~~ Rumah Sakit itu tidak akan mau menerima aku....lagipula~~" Perkataan Lina terpotong karena Hyunnie menyela dengan tegas.
"Tidak! Mereka pasti menerima dirimu." Hyunnie berkata penuh ketegasan.
"Kenapa kau yakin sekali?" Tanya Lina bingung.
"Karena yang mempunyai rumah sakit itu adalah ayah mertuaku." Jawab Hyunnie santai.
"M-mwo?!" Lina terbelalak.
Sungguh, Hyunnie sangat beruntung menikah dengan Keluarga besar yang isinya orang kaya raya semua. Tapi apalah daya Lina. Dia hanya bisa meratapi nasibnya yang menjadi bagian dari keluarga yang jahat.
"Wae? Kau kenapa kaget seperti itu?" Tanya Hyunnie penasaran.
"A-ah...aniyo....hanya saja....apa bisa? Aku bukan lulusan kedokteran." Lina tampak ragu-ragu.
"Hey, adik iparku yang menangani rumah sakit itu sekarang. Jadi, pasti dia akan menerima dirimu bekerja di rumah sakit itu." Hyunnie semakin yakin dengan perkataan nya.
"Adik iparmu?" Lina mengerutkan dahinya.
"Iya...adik iparku. Dia punya perusahaan farmasi yang terkenal di Seoul, lalu ayah mertuaku menyerahkan rumah sakit itu. Jadilah adik iparku yang mempunyai rumah sakit itu sekarang." Hyunnie bersikap santai namun tidak dengan Lina, ia sama sekali tidak santai.
Kenapa Lina jadi insecure sekarang? Apa karena ia baru tahu jika keluarga Hyunnie ini seorang yang berpengaruh? Haduh....ia merasa malu sekarang...
"Lina?" Hyunnie melambaikkan tangannya di depan Lina. Lina sedang melamun karena banyak pikiran berkecambuk dalam otaknya.
Tentu saja Hyunnie tidak akan membiarkan sahabatnya ini stres atau memikirkan hal-hal yang berat. Itu bisa memengaruhi kesehatan Lina, bahkan bisa membuat penyakit nya kambuh.
"Lina!" Teriak Hyunnie dengan nada nyaring.
Lina langsung menutup telinganya karena suara nyaring milik sahabat cantiknya.
"Mwoya?!" Geram Lina sambil menatap tajam Hyunnie.
"Hehehe, habisnya kau melamun, sih...." Hyunnie tampak tertawa canggung.
"Sudahlah." Kesal Lina.
"Mianhae...jadi? Kau jadi melamar pekerjaan di mana?" Tanya Hyunnie.
"Mungkin aku perlu memikirkan hal ini terlebih dahulu." Ucap Lina penuh tekad.
"Baiklah....semoga berhasil." Hyunnie menyemangati Lina.
"Ne, Gomawo...." Lina tersenyum kecil.
"Oh, ya. Aku harus pulang dulu....hari semakin malam...keluargaku pasti sudah menunggu aku." Ucap Hyunnie.
"Um...baiklah. Sampai jumpa lagi..." Lina melambaikkan tangannya pada Hyunnie sebagai tanda perpisahan begitu pun sebaliknya.
Akhirnya kedua wanita itu berpisah jalan lalu pulang ke kediaman mereka masing-masing.
안녕하세요 요러분!
Hey! ey'yo! what's up readers....
Gimana nih kabarnya? Suka gak sama ceritaku?
Kalau suka jangan lupa vote dan komen, ya? 😄
Bye-Bye readers ❤️
감사합니다🙏🏻
Salam hangat dari pecintanya Tumin (2min) Love Gangwanz 🩷