Chapter 15 - Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

24 15 0
                                    

Estu Side

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Estu Side

Estu berlarian dilorong rumah sakit. Telepon tadi mengabarkan bahwa ayahnya mengalami kecelakaan dan saat ini sedang berada di rumah sakit. Disisinya ada Shani yang memaksa untuk ikut meski Estu sudah menolak dan menjelaskan kegawatan yang ia alami.

"Permisi, pasien bernama Josef dimana ya? Saya keluargannya," tanya Estu ketika menginjakkan kakinya ditempat informasi.

"Bapak Josef saat ini sedang berada diruang operasi. Kecelakaan yang dialaminya membuat trauma dikepalanya sehingga memerlukan operasi darurat. Anda bisa menunggu diruang tunggu disana," petugas yang ia tanyai menjelaskan dan mengarahkan Estu. Ia pun mengikuti arahan tersebut.

Layar informasi menujukkan bahwa ayahnya masih dalam proses operasi. Dengan cemas, Estu menunggu.

"Estu lu tenangin diri lo, semoga gapapa ya bokap lu. Lu butuh sesuatu ngga? Biar gue beliin," ucap Shani padanya. Jujur saja dia sudah tidak mood melakukan apapun karena rasa khawatirnya.

"Aman, gue gapapa kok. Lu tenang aja disitu," jawab Estu

Detik, menit, jam keheningan menyelimuti mereka. Estu heran mengapa operasi ayahnya tak kunjung selesai. Pikiran buruk mulai menghantuinya.

"Keluarga bapak Josef?" Seorang petugas rumah sakit memanggil nama ayahnya. Dengan cepat, Estu berdiri dan menghampirinya. Ekspresi harap - harap cemas terlihat jelas pada wajahnya.

"Saya keluargnya dok," ucap Estu ketika berhadapan dengan petugas rumah sakit yang ternyata dokter tersebut.

"Baik, saya dr. Azri  yang menanggani Bapak Anda. saat ini Bapak Josef sudah melewati masa kritisnya, sekarang masuk kedalam ruang observasi. Jika dari hasil observasi sudah membaik kami akan kabarkan pada Anda agar bisa dipindahkan ke ruang perawatan," jelas dokter tersebut membuat hati Estu lega

"Terima kasih dokter," Estu sungguh berterima kasih.

"Sudah menjadi tugas kami. Sebelumnya,  kamu Estu ya? Masih ingat saya? Terakhir kita ketemu waktu saya masih dokter umum," ucap dokter itu membuat Estu menggali ingatannya.

"Astaga dokter maaf tadi saya ngga ngenalin. Makasih sekali lagi dok udah nolong papa saya," Estu yang baru saja mengingat bahwa dokter ini adalah kenalannya tercengang.

"Tidak apa - apa senang membantumu. Wajar aja kamu lupa, terakhir ketemu waktu jaman kalian masih kicik - kicik, kamu nanti diseret sama Nona Karol karenal babak belur. Lucu juga kalau diingat," dr. Azri bernostalgia. Estu hanya bisa meringis mengingatnya, kalau dipikir - dipikir dia kurang kerjaan dulu seliar itu. Namun, semenjak bertemu Karol hidupnya jadi tertata. Tidak langsung memang, tapi Karol terlalu rajin menangkapnya jika ia berbuat menyeleweng.

"Kamu sendiri?" tanya dr Azri lagi.

"Engga dok, sama temen," terang Estu sambil menujuk Shani.

"Oho, temen apa temen," goda dr. Azri.

"Temen dok beneran suer," kekeh Estu padanya sambil membuat tanda peace ✌️ dengan jarinya.

"Yah yaudah saya anggep temen deh, saya pamit yah nanti kita ketemu lagi pas saya ngecek kondisi Papamu," dr. Azri berpamitan

"Baik dokter," balas Estu.

———— To Be Continue

You're My YellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang