Estu dan Karol adalah teman masa kecil dengan karakter bagai langit dan bumi. Suatu hari mereka bersinggungan kembali membawa keduanya pada rasa yang mereka hindari selama ini. Akankah mereka bersatu ?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Estu x Carol Past
Kisah mereka dimulai ketika keduanya masuk dalam sekolah dasar yang sama. Karol adalah anak yang berprestasi, cantik, dan kaya. Sebuah deskripsi yang sempurna. Lain halnya dengan Estu, ia brandalan sekolah yang meski masih kanak - kanak. Ia bergaul terlalu jauh hingga sering terlibat perkelahian dengan anak - anak yang lebih tua bahkan nongkrong bersama mereka. Usut punya usut, Estu hanya tinggal bersama ayahnya, ibunya pergi entah kemana. Kesibukkan ayahnya bekerja membuatnya lepas dari pengawasan. Sebuah kehidupan yang bertolak belakang dengan Karol yang berasal dari keluarga cemara.
Oleh karena guru mereka yang mengharapkan anak yang dicap bandel dapat mencontoh para murid teladan. Berakhirlah Karol dan Estu menjadi teman sebangku.
"Gua gamau satu tempat duduk sama orang udik kayak lu," itulah kata pertama Estu pada Karol saat mereka duduk bersama.
"Terserah kamu mau ngomong apa, silahkan protes ke bu guru karena mereka yang ngatur," jawab Karol kala itu sembari tetap fokus pada buku yang ia baca tanpa menengok Estu membuatnya mencak - mencak.
Hari demi hari berlalu keduanya tak pernah mengobrol, suatu hari Karol yang dalam perjalan pulang kerumahnya melihat Estu dibawa oleh 3 laki -laki berpakaian SMP. Melihat gelagat yang mencurigakan, Karol diam - diam mengikutinya. Benar saja, Estu dipukuli oleh mereka entah untuk motif apa. Menyadari hal tersebut gawat, dengan cepat ia menelpon polisi.
Namun, Karol sadar jika tidak berusaha menghentikan. Estu akan berakhir dalam keadaan yang parah. Berbekal dengan stungun, Karol nekat menyerang. Ia berhasil menumbangkan satu orang, tetapi tentunya daya tarung anak SD dibandingkan dengan SMP berbanding jauh menghasilkan dirinya juga babak belur. Beruntung, polisi datang sebelum kondisi mereka makin parah.
Polisi mengamankan pelaku, sementara kondisi Karol dan Estu yang mengkhwatirkan membuat keduanya dilarikan ke rumah sakit.
"Ngapain lu nolong gua," tanya Estu saat mereka diperjalan.
"Aku ngeliat kamu dalam bahaya jadi aku tolongin," jawab Karol.
"Ngga guna nolongin brandalan kayak gua. Liat lu sekarang jadi babak belur begitu," Estu memarahi Karol.
"Berguna atau engga itu ngga penting yang penting kamu selamat. Lagipula kesusahan sendirian ngga enak bukan? Setidaknya meski sama - sama sakit ditanggung berdua," jelas Karol membuat hening diantara keduanya.
"Terima kasih," sebuah ucapan yang tidak pernah Karol kira akan kelur dari mulut Estu terucap.
"Hehehe kamu bisa baik juga, biasanya mukanya serem," balas Karol yang membuat Estu mengerutu.