00

193 35 9
                                    

Sore yang indah di pulau Rintis, dengan matahari yang hampir tenggelam membuat langit tampak bersinar menjadi gradasi warna oranye yang cantik.

Tepat di kedai tok Aba, seorang pemuda yang dielu-elukan sebagai adiwira galaxy tampak duduk dengan nyaman dibalik meja counter, matanya asik bergulir untuk membaca tiap deretan huruf pada novel yang sedang ia pegang.

Butler, judul novel tersebut. Boboiboy tampak hikmat dalam menikmati susunan kata yang tertulis dalam buku tersebut sebelum sebuah suara berhasil memecah fokusnya.

"Boboiboy, udah waktunya tutup. Tolong bantu atok beresin warung bentar ya." ucap sang atok dengan tangan keriputnya yang mulai sibuk mengemasi barang-barang di meja.

Boboiboy mengangguk, dengan segera ia menutup bukunya dan segera menolong sang atok mengemasi semua barang.

"Udah semua Boboiboy?" tanya tok Aba yang terlihat baru saja menutup kedainya.

Boboiboy yang baru pulang membuang sampah mengangguk, "Udah tok, kita langsung pulang?"

Tok Aba mengangguk dengan senyum hangatnya, "Iya, kita pulang."

Boboiboy balas tersenyum dan melangkah untuk mengikuti sang atok, tak lupa robot kuning kesayangannya yang ikut terbang disampingnya. Mereka asik berbincang dengan hangat tentang apapun, rasanya sudah lama bagi Boboiboy untuk berkumpul dengan atoknya seperti ini. Biasanya Boboiboy dan teman-temannya akan sibuk mengerjakan misi mereka hingga berbulan-bulan berada di angkasa lepas.

Terlalu asik berbincang, Boboiboy tak sadar jika mereka telah sampai didepan rumah mereka. Tempat yang kata ayahnya akan menjadi 'rumah sementara' Boboiboy tinggal, namun sekarang sang adiwira galaxy itu bahkan tak bisa lupa kepada setiap jengkal sudut bangunan ini.

"Kamu mandi dulu Boboiboy, biar Ochobot dan atok yang siapkan makan malam." ucap sang atok yang mengejutkan Boboiboy dari lamunannya.

"Oh ya, baik tok." jawab Boboiboy sembari melangkah masuk ke kamarnya yang berada diatas.

"Jangan kelamaan mandinya Boboiboy, nanti makanannya dingin." peringat Ochobot dengan sedikit teriakan.

Boboiboy menghela napas kasar, "Iya Ochobot." Setelahnya ia memasuki kamar dengan lunglai.

Boboiboy kembali membawa langkahnya menuju meja yang berada tepat didepan jendela kamarnya, ia meletakkan novel yang sedari tadi dipegangnya diatas meja itu dan berlalu untuk segera membersihkan diri, Boboiboy berencana untuk menghabiskan novel itu saat setelah makan malam nanti.

"Hah, lelahnya." gumam Boboiboy sebelum pintu kamar mandi tertutup.

Hampir 15 menit didalam kamar mandi, pemuda berusia 17 tahun ini melangkahkan kakinya menuju ruang makan dengan setelan baju kaos putih dan celana panjang berwarna hitam. Ochobot dan tok Aba tampak telah menunggu dirinya, setelah berkumpul mereka segera menikmati acara makan malam itu dengan hikmat dan diselingi sedikit candaan dari sang atok.



"Boboiboy." panggil Ochobot setelah mereka masuk ke kamar.

Boboiboy menoleh, ditangannya sudah bertengger sebuah novel yang ia baca tadi, raut sang adiwira galaxy itu juga tampak bertanya pada power shpera kuning itu.

"Tadi aku dapat pesan dari komender Kokoci, dia bilang kamu bakal balik ngerjain misi dua minggu lagi." terangnya sembari terbang menuju tempat istirahatnya.

"Kok cepet banget?" protes Boboiboy dengan wajah tak terima.

"Cepat apa? Kita udah hampir sebulan dibumi tau." amuk Ochobot dengan kesal.

Boboiboy merengek pelan, "Males banget balik ngerjain misi, andai aja aku bisa masuk ke novel ini." gumamnya sambil membuka buku itu dan melanjutkan bacaannya.

Ochobot hanya diam dan mulai beristirahat sedangkan Boboiboy sendiri tenggelam dalam dunianya, matanya terus bergulir ke setiap kata yang ada. Menikmati rangkaian kata dari penulis yang disusun sedemikian rupa, tak lupa, mulut Boboiboy terkadang kagum atau bahkan berdecak kesal akibat beberapa deret kata yang membuat emosinya membuncah.

"Pangeran ga tau terimakasih, masih untung Duke-nya mau nolong, bukannya balas budi malah bikin orang mati." decak Boboiboy dengan gumaman kesal yang tidak dapat ditahannya.

Hampir 2 jam ia menghabiskan waktu untuk menyelesaikan novel itu, tapi ending dari novel itu sendiri malah membuat Boboiboy kesal setengah mati.

Setelah selesai dengan kekesalannya, Boboiboy kembali memperbaiki posisi tidurnya, novel tadi sudah tergeletak tak berdaya dilantai akibat rasa geram Boboiboy. Si empunya sendiri sekarang malah bergumam dengan gumaman tak jelas.

"Andai aja aku yang jadi tuan muda kayak di novel ini, pasti seru! Tiap hari dilayani sama pelayan, dilindungi juga. Aku ga perlu susah-susah ngelindungi galaxy juga, andai aja kayak gitu." gumam Boboiboy asal, mata dengan manik coklat madu itu mulai sayu, menandakan dirinya akan segera bertemu dengan indahnya mimpi.

Dalam keheningan malam itu, Boboiboy tertidur akibat rasa kantuk tak tertahankan.

Dibawah tempat tidur Boboiboy sendiri, buku novel yang tadinya tergeletak tak berdaya itu mulai bersinar, cahayanya tak begitu terang namun dapat menyilaukan mata jika terus-menerus ditatap oleh mata telanjang. Cukup lama buku itu bersinar hingga akhirnya cahaya itu mulai meredup bersamaan dengan gerakan tertutup dari buku itu.

'Keinginanmu akan terkabul anak muda.'










































Halo cintaaaa
Akhirnya aku up juga cerita ini hahaha...
Sebenarnya aku terinspirasi dari trend tiktok yang 'yare-yare' itu, dan jadilah cerita ini ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

Konflik dicerita ini ga akan berat kok, yang ringan-ringan aja biar ga kebanyakan mikir hehehe, selamat membaca ya para cintaku, be smart reader cintaa!

Luv u and see u next chapter🤍

ButlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang