keputusan charlie

737 68 3
                                    

Ini sudah sore hari dan charlie masih belum bangun juga. Thanya semakin khawatir, tak lama ayah charlie datang setelah sebelumnya thanya menghubunginya.

Thanya mencabut semua jarum yang sedari tadi terpasang. Denyut nadi charlie masih lemah, nafasnya juga terdengar berat, dan jantungnya melemah

"tuan kit, aku harus melakukan cpr"

"apa?"

"mungkin dia mengaggap dirinya sudah mati, dia tidak menghiraukan suaraku"

"lalukanlah... bawa anakku kembali!!"

Thanya mulai mengatur nafas dan memposisikan dirinya untuk memompa jantung charlie , thanya dengan rasa bersalahnya membiarkan dirinya memberikan nafas buatan.

Satu hingga tiga kali akhirnya charlie mendapatkan kembali nafasnya, denyut nadinya kembali normal , thanya  akhirnya menghela nafas lega.

Tak lama mata charlie terbuka, tuan kit langsung memeluknya. Thanya menatapnya dengan wajah yang masih sedikit khawatir.

Setelah bebetapa menit, charlie di beri makan dan minum untuk selanjutnya Di wawancarai oleh thanya.

"kau sudah mendapatkan cahaya itu?"

Charlie mengangguk.

"bagus, artinya kau tinggal melatihnya"

"aku bisa menggenggam cahaya itu seolah itu adalah benda"

"untuk selanjutnya kau tidak perlu kembali kesana,kau hanya harus melatih kesadaran dirimu lalu melatih energimu,lalu beberapa kekuatanmu juga harus kau gunakan sesekali, agar tubuhmu bisa terbiasa"

"terima kasih"ucap charlie

Waktu terus berjalan, tak terasa ini sudah satu bulan lebih. Charlie semakin lihai dengan latihannya. Thanya menyuruh charlie menaiki gunung dan turun gunung sebanyak 3 kali setiap pagi.

Alasannya karena stamina charlie yang juga harus di latih, perlu tubuh yang kuat untuk menampung semua kemampuan itu

Lalu banyak bertapa di kuil , dan menenangkan diri di gunung.

Tampaknya semua ritual menyuruh charlie untuk menjadi biksu.

Charlie juga sempat protes,namun thanya dengan galaknya berhasil membungkam mulut cerewet orang itu.

Hingga dua bulan berlalu.. charlie sudah sepenuhnya sehat , kemampuannya juga tidak ada masalah lagi. charlie memutuskan untuk kembali..

"terima kasih atas kerja kerasmu sudah membantuku"ucap charlie

"hmm..baguslah, ingat ini!! Kau sudah menjadi alpha dominan,jadi jangan tidur dengan sembaran orang"

"apa aku seberbahaya itu?"

"Sebenarnya tidak juga, aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan aplha itu saat dia tahu bahwa dirinya tiba-tiba menjadi omega"

Charlie berpikir sejenak "terima kasih sudah mengingatkanku. Aku pergii..."

"Berhati-hatilah!!"teriak thanya.

***

Charlie dalam perjalanan pulang ke bangkok, dengan taxi seperti sebelumnya saat dia pergi. Ayahnya tidak bisa mengatarnya karena sedang sibuk di perusahaan, namun dia janji jika ada waktu luang dia akan segera mengunjungi charlie.

Beberapa lama kemudian, charlie sampai di gedung apartemennya. Jeff yang mendengar suara pintu di ketuk langsung membukanya.

"phi.."ujar jeff sedkit terkejut

Merekapun berpelukan menyalurkan rasa bahagia dan lega, Charlie lalu masuk dan merebahkan dirinya di sofa

"jadi sekarang semua sudah baik-baik saja?"tanya jeff

"hmm..aku sudah sepenuhnya sehat dan kekuatanku sudah bisa aku kendalikan"

"aku turun senang phi..."

"terima kasih jeff... nanti mungkin aku akan pindah darisini"

"ohhh tentu saja,kau akan menetap dengan p'babe kan?" mendengar itu charlie terdia sejenak sebelum kembali menjawab

"tidak..aku akan menyewa tempatku sendiri"ucap charlie lalu membenarkan posisi duduknya

"hah..kenapa?bukankah kau akan tinggal dengan p'babe?"

"jeff..."panggil charlie pelan

"kenapa phi, apa masih ada yang belum kau ceritakan?"

"seiring kekuatan itu menguasai tubuhku, itu juga sedikit merubah jati diriku"

"mkasud phi?"

"aku bukan alpha biasa lagi, beberapa kekuatan enigma berada di tubuhku itu yang mengubahkku menjadi aplha dominan, dimana aku bisa mengubah alpha menjadi omega"

"hah!!!phi..kau yakin?"jeff tampaknya sangat terkejut

"untuk itulah aku tidak bisa lagi tinggal denganmu,aku takut melukaimu"lanjut charlie masih denan nada rendah bercampur putus asa

"tunggu,jadi jika kau bisa melakukan itu, p'babe.."

Charlie mengangguk memberi jawaban atas semua prasangka jeff yang tidak terucap.

"lalu bagaimana kau akan mengatasi ini?kau tidak mungkin berpisah dengan p'babe kalian saling mencintai...itu akan sulit"

"tidak ada jalan lain jeff..aku tidak ingin mengubahnya, kau tahu sifatnya kan?aku tidak mungkin merenggut hal yang sudah menjadi hidupnya,aku tidak mau"

"phi..." jeff mengerti perasaan kakaknya, semua pilihan tidak ada baiknya, itu pasti sangat sulit untuknya.

"jeff untuk sementara jangan katakan apapun pada siapapun, aku akan mencari waktu untuk menakhiri semua.."

"phi...apa kau yakin dengan keputusanmu?"

"aku sudah memiikirkannya jeff"

jeff mengacak rambutnya frustasi, bagaiamanapun dia memikirkannya tetap tidak ada keputusan terbaik keduanyaseperti jebakan, dan jeff bisa merasakan kebingungan yang menguasai hati charlie saat ini.

***

Di tempat lain, babe sedang membuat kopi di dapur , dia ingat charlie belum menghubunginya hari ini. Babe duduk seraya mengetik nama orang yang akan dia panggil , namun tak di angkat.

Babe dengan kesal melempar hpnya ke sisi sofa lalu menyesap kopinya, lalu suara bel rumahnya berbunyi hinga dia dengan terburu-buru langsung beranjak dan itu menumpakan sedikit kopinya hingga mengenai bajunya

"sial.."umpatnya semakin kesal

Babe berjalan membuka pintu, dan membiarkan alan dan jeff masuk.

"babe kenapa kau berantakan seperti itu"tanya alan

"aku ceroboh, kalian duduklah...aku ganti baju dulu"babe berjalan menuju kamarnya, dia mengganti bajunya dan mengambil jaketnya,namun juga tidak sengaja menjatuhkan foto dirinya dan charlie yang berada di nakas samping tempat tidur ,

Babe berdecak kesal dan memungut kembali foto mereka dan kembali meletakkanya di tempat semula.

Other Story Charlie ❤️ babeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang