Note : for you
Halo !!
Sebelumnya terimakasih karna sudah memilih cerita ini sebagai teman kalian di dunia orens!cerita
"DIA DEWA, LUKISANKU"
Akan update tiap 2 kali seminggu!
Hari senin dan hari jumat!
Semoga kalian suka and Happy reading!
eitssss! jangan lupa follow akun aku ya!
Biar dapat notif!•• ── ••
Rutinitas hari senin bukan sebuah hal yang patut dipertanyakan bagi kaum pelajar. Tentu saja jawabannya adalah upacara, sebuah kegiatan yang cukup di hindari banyak siswa siswi dan cukup di minati oleh sebagian kecil saja.
Kegiatan yang berlangsung satu jam bahkan lebih itu mereka habiskan dengan keluhan yang berbeda beda tapi lebih dominan mereka akan menyalahkan bahkan mengumpati matahari yang terus bersinar memberi cahaya pada nestapa, dan tak pernah lelah.
Namun ada yang terhindar dari sinar itu.
Kumpulan anak SELATAN.
Sebuah perkumpulan anak siswa SMA NABASTALA, dikenal sangat nakal dan sarkas juga perusuh yang tidak pernah ada kapoknya dengan macam macam hukuman yang diberikan oleh jajaran guru.Masuk ruang BK bukan lagi hal yang membuat jantung mereka lari maraton tapi itu sudah menjadi hal yang sangat dianggap biasa saking luar biasanya juga kenalakan komplotan ini.
Mari mengenal mereka
Diketuai oleh Dewa Saharja Kaffian, seorang yang di juluki 'Lukisan Bernyawa' itu adalah jantung Selatan. Dia siswa yang sangat berandalan dengan wajah yang tampan, mata yang sangat tajam juga garis rahangnya yang tercetak sempurna, tubuh tinggi dan sangat profesional itu sangat layak untuk mendapat gelarnya. Dia memang Lukisan dewa dalam bentuk nyata.
Dan kalian akan mengenal bagaimana Dewa dan dunianya.
"Kalah lagi kan kalian" ucap Dewa sambil tertawa bangga.
"Lu bisa gak sih? Gitu aja kalah anjing" Yang mengumpat itu bukan Dewa tapi Edward Lai Juans.
Edward si pemilik mulut tanpa rem itu adalah siswa yang cerdas tapi karna salah pilih pergaulan maka jadilah dia siswa yang nakalnya juga tidak bisa diwajarkan. Memang tidak ada bentuk nakal yang harus di anggap hal biasa tapi untuk ukuran seperti mereka itu sudah termaksud di luar nalar."Andai lu ganteng kayak gue, pasti Edward gak bakal nge-gas begitu" Yang satu ini namanya Vadid de Majors
Siswa dengan tingkat percaya diri yang begitu tinggi, banyak di sukai kalangan siswi siswi yang hanya mengincar sisi tampan seseorang tanpa peduli bagaimana sikapnya. Dia bisa menaklukan hati para gadis dengan satu dua bait puisi saja, dan dia tidak pernah lelah ketika mendapat umpatan saat si gadis tau bahwa perannya hanya untuk bahan gabut saja."Ini serius? Gatrian sama Dawala ikut upacara?" Tanya Edward. Yang mereka sebut itu juga adalah bagian inti mereka. Hanya saja kedua itu masih sayang dengan lembaran kertas yang akan diberikan kepada orang tua mereka sehingga waktu di ujung semester telah tiba maka mereka berdua akan menjadi siswa rajin untuk mengejar ketertinggalan mereka.
"Dio mana?" tanya Dewa.
Edward dan Vadid menggeleng. Ngomong ngomong Dio juga salah satu dari mereka, seorang yang kelakuannya sangat tidak terduga tapi siapa yang peduli? selagi tampan itu tidak masalah. Tapi Dio terbilang masih waras pikirannya, terkadang suka menasehati walaupun akhirnya tetap hobi mengulti lawan.
"Jadi gue lagi yang ngocok kartunya?" Cicit siswa berkacamata minus itu. Dia bukan bagian Selatan, hanya saja dia mendapat sial terjebak macet hingga telat masuk sekolah alhasil dia bertemu dengan Edward kemudian dibawalah dia kemari, namanya Ujang. Cowo cupu yang bercita cita ingin sekolah tinggi agar dapat mengangkat dejarat orangtuanya yang hanya bekerja sebagai pedagang kaki lima.
YOU ARE READING
Dia Dewa, Lukisanku
Teen Fiction"Aku suka melukis, tapi aku nggak bisa ngasih warna di lukisanku" Kata Dewa sambil melihat kanvas kosong yang ada di depannya saat ini. Ann, gadis itu tertawa kecil juga menggeleng. Ntahlah kalimat itu terdengar sangat lucu di telinganya. "Lukisan...