Note : for you
Halo !!
Sebelumnya terimakasih karna sudah memilih cerita ini sebagai teman kalian di dunia orens!cerita
"DIA DEWA, LUKISANKU"
Akan update tiap 2 kali seminggu!
Hari senin dan hari jumat!
Semoga kalian suka and Happy reading!
eitssss! jangan lupa follow akun aku ya!
Biar dapat notif!•• ── ••
Gatrian menatap satu persatu sahabatnya yang datang berkunjung ke rumahnya di sore hari, sepertinya dari sepulang sekolah mereka langsung datang kesana. Gatrian menghela napas kemudian tersenyum sambil menyodorkan minuman kaleng yang dingin kearah mereka.
"Kita diserang" ucap Edward dengan wajah datar, sepertinya anak itu marah.
"Dan mereka bilang itu karna lu" Dio melengkapi.
Gatrian masih diam, kali ini melihat kearah Dewa yang nampaknya sibuk melihat lukisan lukisan yang terpajang di rumahnya. Dia tidak tertarik bertanya tapi Gatrian tau kewajibannya menjelaskan.
Rasa bersalah semakin meliputi dirinya kalah melihat bagian kening Dawala yang sudah terbalut. Sepertinya luka Dawala cukup serius, itu terlihat dari bercak darah yang ada di kain kasa.
"Lu habis ngapain cok?" Tanya Vadid.
Flashback on.
Malam sebelum penyerangan Nabastala.
Gatrian singgah di sebuah cafe karna hujan deras turun mengguyur kota metropolitan ini. Pemuda itu baru saja pulang dari tongkrongan Selatan tepatnya di cafe milik Dewa.Niat hati hanya ingin mampir tapi dia tertarik saat melihat menu coklat panas yang ada didalam. Akhirnya dia masuk sembari mengabari sang kekasih.
Zach Gatrian: Aku singgah dulu di cafe, lagi hujan deras
Selena: Hati hati ya
Zach Gatrian: Siap bu boss!
Gatrian menaruh ponselnya di kantong celana kemudian memesan minum favoritenya, dia duduk di sudut ruangan. Untuk beberapa saat dia menunggu sambil melihat isi chatnya bersama Selena.
Dia tersenyum.
Saat minuman pesanannya sudah datang, pintu cafe terbuka menampilkan tiga anak muda berjaket hitam berlogo tangan metal dan tengkorak. Dia membaca nama dibagian bawah logo "Rockmen" Lirih Gatrian.
Kemudian abai.
"Wow! Ada anak Selatan nih" Tiba tiba Gatrian merasakan tepukan di bagian punggungnya. Pemuda itu tersenyum sebelum berbalik "Rockmen? Hai" balas Gatrian berusaha ramah. Sebenarnya nama Rockmen itu terlalu asing baginya jadi jangan salahkan Gatrian menyapa sedikit canggung dan bingung.
"Sombong banget senior" ucap salah satunya kemudian ketiganya tertawa. Gatrian juga ikut tertawa kemudian menarik kursi yang ada di sampingnya. "Mari duduk" tawar Gatrian. Mereka saling tatap.
"Mbak!" Panggil Gatrian.
Pelayan cafe mendekat kearah Gatrian.
"Pesanan mereka masukin ke tagihan saya ya" Ucap Gatrian, membuat tiga orang tadi bersorak sambil bertepuk tangan.
YOU ARE READING
Dia Dewa, Lukisanku
Genç Kurgu"Aku suka melukis, tapi aku nggak bisa ngasih warna di lukisanku" Kata Dewa sambil melihat kanvas kosong yang ada di depannya saat ini. Ann, gadis itu tertawa kecil juga menggeleng. Ntahlah kalimat itu terdengar sangat lucu di telinganya. "Lukisan...