Senja di tepi telaga

21 0 0
                                    



Note : for you 
Halo !!
Sebelumnya terimakasih karna sudah memilih cerita ini sebagai teman kalian di dunia orens!

cerita
"DIA DEWA, LUKISANKU"
Akan update tiap 2 kali seminggu!
Hari senin dan hari jumat!
Semoga kalian suka and Happy reading!
eitssss! jangan lupa follow akun aku ya!
Biar dapat notif!

•• ── ••

sinar matahari yang mulai menghiasi langit dengan warna jingga, pertanda hari mulai sore. Jika di lihat dari sekitar telaga pemandangannya jauh lebih indah, rumput hijau sebagai alas yang baik untuk dijadikan tempat bersantai apalagi pohon lebat itu benar benar melindungi.

Suasana disini cukup ramai, banyak yang menjadikan tempat ini sebagai tempat berkumpul dengan orang tersayang atau sekedar healing biasa. Melepas stress dan beban yang selama ini mendekap tubuh. Suara kiacuan burung merpati akan jauh lebih indah daripada alunan suara berisik yang ada di kepala.

Seperti yang di lakukan Dewa saat ini.
Akhir pekan nya selalu di habiskan disini bersama dengan gadis kecil yang saat ini berlari lari kecil mengejar anak lelaki yang sepertinya seumur dengannya, empat tahun. Dewa sesekali tersenyum saat melihat gadis kecil itu tertawa lepas dan pasti selalu menatap Dewa saat itu terjadi.

Gadis kecil itu adalah adiknya, Salwa.

"Abang! Awwa tangkap kakak idan" teriaknya.
Dewa bertepuk tangan memberikan apresiasi pada gadis kecil itu. "Salwa sini! Sekarang peluk abang" teriak Dewa, Salwa kecil berlari dan berhamburan dalam pelukan Dewa. Didekap penuh kasih sayang seolah hari esok tidak akan lagi bisa saling berpelukan seperti saat ini.

"Lihat, mataharinya udah mau pergi"Tunjuk Salwa. Dewa mengikuti arah telunjuk mungil itu, Dewa terkekeh kecil kemudian mengecup gemas pipi Salwa yang matanya terpejam sambil bibirnya komat kamit kecil mengucapkan sesuatu.

Dewa memperhatikan.
"Aamin..." hanya itu yang jelas di dengar oleh Dewa.
"Salwa ngapain tadi?" tanya nya penasaran.
"Berdoa, mama bilang kalau mataharinya udah mau pergi harus cepat cepat berdoa terus nanti nitip ke mataharinya" Jelas Salwa, gadis kecil itu tersenyum dan menangkup pipi Dewa.

"Awwa berdoa semoga bisa selalu sama Abang" lanjut Salwa. Dewa tertawa kecil dan menggendong Salwa dengan sangat enteng sambil tangan satunya memegang tas kecil berwarna biru milik Salwa yang dia tau isinya pasti cemilan dan susu adiknya itu.
"Biar abang pulang ke rumah, mama kangen loh" Salwa masih saja melanjutkan ocehannya sedangkan Dewa hanya mengangguk kecil.

"Kakak juga kangen abang"
"Iya sayang, nanti abang pulang" Akhirnya Salwa berhenti dengan ocehannya saat mendapat jawaban yang puas.
Dewa membuka pintu mobilnya dan membiarkan Salwa duduk di samping kursi kemudi sementara itu dia berputar menuju ke sisi lainnya sambil menatap sekeliling yang mulai gelap.

Pergerakannya terhenti saat melihat seorang yang nampak dikenali oleh mata elangnya.
Seorang gadis yang menangis di tepi jalan yang mulai gelap. Nampak dia mengusap air matanya sambil melangkah pergi meninggalkan seorang pemuda yang terdiam kaku seolah baru saja terjadi pertengkaran hebat diantara keduanya.

Itulah penialain Dewa.

Pemuda itu kemudian berlari berlawanan arah dengan si gadis. Dewa mengalihkan perhatiannya agar tidak ketahuan jika ia melihat bagaimana kejadian antara keduanya namun saat pemuda itu mendekat kearahnya Dewa berbalik menatap penasaran.

"Mobilnya mau keluar ya bang?" Tanya pemuda itu. Dewa baru sadar jika posisi mobilnya sulit untuk keluar dari parkiran karna dibelakangnya ada motor yang dia yakini milik seorang yang bertanya itu. "Iya" singkat Dewa sambil tersenyum tipis.
"Sek, gue keluarin motor gue dulu" Dewa bergeser dan beralih menatap gadis tadi yang semakin melangkah jauh disana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dia Dewa, LukisankuWhere stories live. Discover now