Part 2 : Start!

169 5 0
                                    

Gadis itu menggelengkan kepalanya, lalu ia menatap Shido datar.

Shido membuat ekspresi bingung, ia menggaruk tengkuknya.

"Ooi, Shido! Apa yang kau lakukan?!" Kotori bertanya dengan nada heran dari dalam Fraxinus.

"D-dia aneh!" jawab Shido dengan nada berbisik.

"Bicaralah dengannya!" perintah Kotori.

Shido menelan ludahnya.

"Uhm... Siapa.. Namamu?" tanya Shido kepada gadis pendiam itu.

"......Mirai Keiko." jawab gadis itu.

"Ohh.. Nama yang bagus." komentar Shido asal, ia ta tahu harus bicara apa.

Gadis itu diam lagi, kembali menatap Shido dengan tatapan mati miliknya itu, membuat Shido cukup bergidik.

"Tunggulah, Shido. Kami akan memilihkan opsi yang cocok untukmu." ucap Kotori meyakinkan.

Opsi-opsi itu akhirnya muncul di monitor besar di dalam Fraxinus itu.

1. "Apa yang sedang kau lakukan disini?"

2. "Kudengar kau suka sekali disini, ya! Apa enaknya?"

3. "Boleh aku mengobrol denganmu?"

Kotori menyeringai kecil. "....Mulai!"

Para ahli--bawahan Kotori yang berada di dalam Fraxinus segera memilih opsi menurut masing-masing.

"Ooou... Nomor 3, ya." Gumam Kotori saat melihat hasilnya.

"Kupikir nomor 1 terlalu berbasa-basi." kata Reine.

Yang lain mengangguk.

"Dan nomor 2 terlihat terlalu penasaran, dan akan menjadi mentok." lanjut Reine.

Yang lain mengangguk.

"Hee... Kalau begitu, kita pilih nomor 3. Shido, ikuti kata-kataku." Kata Kotori pada Shido.

Shido yang berada di dalam Shelter mengangguk.

"Boleh aku mengobrol denganmu?"

Gadis itu terdiam sejenak, masih menatap Shido. Lalu ia mengangguk pelan.

Shido menghela nafas, lalu tersenyum. "Mirai.. Siapa yang memberi nama itu?" tanya Shido, karena menurutnya nama itu bagus.

"...Itu nama keluarga."

Shido terkejut, memang benar itu nama keluarga! Ia salah bertanya!

"Ooi, Shido bodohnya kau." suara Kotori terdengar dari intercom dengan nada mengejek.

"Ma-maaf!" kata Shido kepada Kotori, lalu ia menatap Keiko lagi.

"Uhh, bajumu bagus!" ujar Shido.

"...Terima kasih."

"Oh ya, Shido." Kata Kotori. "Keiko itu merupakan pelukis yang cukup handal. Coba kau bertanya tentang suatu lukisan."

"Apa kau bercanda? Aku bahkan tak bisa melukis! Dan pelukis yang kutahu hanya Davinci saja!" Seru Shido namun dengan nada berbisik.

".....Benar juga. Bodohnya aku."

Shido mendengus. "M-Mirai.. Apa yang kau senangi?"

"Melukis." jawabnya singkat.

"Oouh.." lalu Shido memperhatikan rambut yang ditata anggun dan rapih oleh Keiko.

"Rambutmu bagus sekali." Shido berkomentar, memang benar bagus, rambut berwarna ungu pucat itu, panjang, dibiarkan menjuntai indah, hampir di ujungnya terikat sebuah tali disana, beberapa rambut di sisi kiri dan kanannya dikepang rapih.

"T-terima kasih.."  kata Keiko malu-malu.

Tak lama kemudian, gempa dianggap selesai, dan shelter terangkat dari bawah tanah.

Warga berhamburan keluar dari shelter.

Saat Shido dan Keiko keluar dari Shelter, Shido melihat AST yang melayang di udara.

"AST?! Seharusnya ia tak melakukan serangan!" Kotori berseru.

Shido menatap para AST dengan serius.

"...Itu..A..ST.." ucap Keiko.

Shido menoleh, "Kenapa, Mirai?"

Keiko terdiam sejenak. Seketika, ia berseru.

"Elohim Emanot---!!"

Dengan sangat instan, pakaian Keiko berubah menjadi armor roh.

Mata Shido membulat, "Mi-Mirai?!"

"...Mikael---" Keiko memanggil keluar malaikatnya.

Date A Live Fanfiction : Mystic Mirai [ gatau mw dilanjut ap g. ]Where stories live. Discover now