"......"
Keiko tak menjawab ajakan Shido, entah ia menolak atau bingung.
"Ehm.. Mirai?"
"Disaat-saat seperti ini Itsuka malah mengajak kencan. Apa yang ada di otakmu?" Keiko terlihat memiringkan kepalanya ke kiri, menatap Shido.
"....." Shido terdiam, tak lama ia berdehem. "Memangnya kenapa? Kau tak mau?"
Keiko terdiam sejenak. "Baiklah." Ia menjawab dengan singkat seraya mengangguk pelan, lalu menunduk.
Shido tersenyum, lega.
"Tapi.. AST.." Keiko menggigit bibir bawahnya yang bergetar, bukan karena takut, tetapi tak tahan untuk ingin segera menghabisi para anggota AST.
Shido mendengus, "Biarkan saja mereka. Mau kerumahku dulu? Kau aman disana, Mirai." tawar Shido.
"Unn.." Keiko mengangguk kecil.
.
.
.
"Shidoooo~!" Tohka menyerbu Shido yang baru saja sampai di rumahnya. Setelah itu ia melihat sosok asing di belakang Shido, yang tak lain ialah Keiko.
"Siapa itu, Shido?" Tohka memiringkan kepalanya ke kanan, melirik ke arah Keiko.
"Oh, ini. Dia Mirai." Shido memperkenalkan Keiko kepada Tohka.
"...Aku Mirai Keiko. Senang bertemu denganmu." Keiko memperkenalkan dirinya seraya membungkuk dengan sopan.
"Mirai.. Keiko?" Tohka terlihat melamun sambil menatap Keiko, yang akhirnya berkata dengan ceria. "Hooo~! Salam kenal! Aku Yatogami Tohka!"
"Ara, siapa dia, Shido-kun-? Tohka-chan~?"
Suara yang terdengar famiiar di telinga Tohka dan Shido terdengar secara tiba-tiba.
"Yoshinon? Aah, dia.. Mirai." Shido menjawab pertanyaan Yoshinon, sang puppet berbicara yang hidup di tangan kiri gadis kecil bernama Yoshino itu.
"..... Aku Mirai Keiko. Mohon bantuannya." Keiko membungkuk lagi, menyapa Yoshinon. "Uhn, ini apa?" Ia menunjuk Yoshinon, tentu saja ia bingung, mengapa bisa boneka berbicara?
Yoshinon mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan Keiko. "Ara, Keiko-chan! Panggil saja aku Yoshinon!"
"Ooo..."
Tiba-tiba, Yoshino mendekatkan diri kepada Keiko, ia berkata.
"A-aku.. Yo-Yoshino.." ucapnya sambil terbata, "S-senang.. bertemu.. d-dengan.. mu." ia melanjutkan.
Keiko menatap Yoshino datar, walau dalam hatinya, 'Ooou! Imut sekali!'
"Senang bertemu denganmu, Yoshino-chan." balas Keiko sambil tersenyum.
Shido tersenyum senang melihat keakraban Keiko dan yang lainnya.
"Shidooo! Aku lapaaar!" seru Tohka tiba-tiba.
"Eeh? Bukannya tadi kau baru sarapan?" ucap Shido.
"Tapiiii... Aku lapaaar..." Tohka memegang perutnya, memasang muka melas.
Shido menggaruk tengkuknya sebelum akhirnya membuka mulut. "Baiklah, baiklah. Bagaimana kalau kita makan oyakodon?"
Mendengar kata oyakodon, manik Yoshino berbinar seketika. Ia memang sangat menyukai oyakodon.
"O-oyakodon..." Yoshino berucap.
"Umuuu.." Tohka memajukan bibirnya, ia merasa sangat lapar.
Lalu terdengar suara Kotori dari dalam intercom yang ditautkan Shido di telinganya.
"Shido--! Level kebahagiaan Tohka menurun! Kau harus cepat membawakannya makanan!"
"Eerr..." Shido membalas. Lalu ia menoleh ke Tohka. "Aah Tohka. Mau roti kinako?"
Belum Tohka membalas pertanyaan Shido, Keiko tampak menarik-narik baju Shido.
"Mi-Mirai?"
"....Aku pulang. Besok. Di. Depan. Stasiun."
"Eh?"
"...Jam. 11."
Tepat setelah mengatakan itu, Keiko menghilang dari hadapan Shido dan yang lainnya.
'.. Jam 11 didepan stasiun..' batin Shido.
"Umuu Shido! Ayo beli roti kinako!"
"O-oyakodon.."
"Shido-kun! Aku mau Oyakodon seperti Yoshino, ne!"
"I-iya, iya. Tenang semuanya." Shido berkata sambil mengibaskan kedua telapak tangannya.
YOU ARE READING
Date A Live Fanfiction : Mystic Mirai [ gatau mw dilanjut ap g. ]
Fanfiction"Kau tahu, gadis di dalam shelter yang berada di samping pemakaman itu? Ia berada di sudut shelter, di sebelah mesin penjual minuman. Konon ia tak pernah bicara, dan sangat tenang. Ia hanya berdiri di tempatnya sambil menunduk, terkadang menatap ora...