"Gentar, Sopan, ayo bangun!!" seru Supra. Ia mengguncang pelan tubuh kedua anak itu yang masih asyik berpetualang di dunia mimpi masing-masing. Gentar membuka matanya perlahan, mengerjap berulang kali.
"Ih!! Bang Ucupp!! Gentar masih ngantuuukkk..." protes Gentar. Ia berusaha duduk, nyawa masih belum terkumpul. Diliriknya sosok adik kembarnya yang masih terlelap memeluk boneka.
Gentar memutuskan untuk lanjut tidur.
"Gentar?! Bangun woi!!"
Namun, yang tubuhnya sedang diguncang telah memutuskan untuk melanjutkan mimpi, sambil bergumam, "ultraman... jadi pokemon..." yang membuat Supra tidak habis pikir. Bahkan di mimpi pun masih tidak jelas jalan pikirannya.
Kini gantian Sopan yang terbangun. Ia diam menatap Gentar, lalu Supra, kembali ke Gentar, dan terakhir ke bonekanya. Sopan pun memutuskan untuk lanjut tidur tanpa banyak bicara.
"SOPAANN!!! BANGUN KALIAN BERDUAA!!"
Gentar akhirnya terbangun kembali. Akan tetapi, lagi-lagi setelah melihat Sopan masih tidur, matanya kembali tertutup. Supra bingung mau kasihan melihat mereka ngantuk, ketawa karena mereka bergantian bangun begini, atau kesal karena keduanya tidak kunjung bangun padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.
Ia bisa mendengarkan suara langkah kaki seseorang menaiki tangga, lalu berjalan mendekati kamar Si Kembar. Supra kenal langkah kaki itu. Perlahan, ia meletakkan Gentar kembali ke kasur, berjalan mundur menjauhi ranjang.
Pintu terbuka. Glacier dengan senyum kesal membawa baskom yang setengahnya berisi air, dan Frostfire berada di belakangnya basah kuyup, raut wajahnya panik.
"Dek Glacy, udah dek, kasihan Si Kembar. Hari ini biar bolos ajaa, Abang juga mau bolos!!" pinta Frostfire. Glacier hanya menatapnya sinis, membuat Frostfire terdiam seketika. Ini yang Kakak Sulung yang mana sih?
Glacier berjalan mendekati Si Kembar yang masih terlelap. Baskom diletakkan tepat di antara kedua kepala mereka. "Ini hadiah buat mereka yang ga mau bangun. Aku hitung sampai tiga!! Satu... duaa..."
Tampaknya, mendengarkan suara ancaman Glacier cukup untuk membangunkan mereka. Si Kembar segera bangun bersamaan, berusaha bangkit pun bersamaan. Akan tetapi, rasa ngantuk yang masih menguasai diri membuat keduanya saling berbenturan.
"ADUHH!!"
Gentar nyusruk ke kasur, Sopan terguling jatuh dari kasur, kepalanya jatuh duluan. Isi baskom pun tumpah, membasahi kasur, membuat Glacier buru-buru mengambil baskom sebelum terlambat.
"Ini basah semua apa??" keluh Gentar. Ia menatap kasur, lalu ke boneka Sopan. "PANPAAANN!! BONEKAMU NGOMPOL!!!!"
"BONEKA SOPAN TIDAK MENGOMPOL!!!" seru Sopan yang disusul suara efek dirinya terbentur kaki ranjang.
~~~~oOo~~~~
"Boneka Sopan tidak mengompol," tegas Sopan sambil melahap porsi bubur ayamnya. Tangan kirinya memeluk boneka beruang kesayangannya, hadiah ulang tahun dari Duri dan Solar.
"Terus kalo bukan bonekanya Sopan siapa?!" tanya Gentar. Ia merasa dirugikan. Gentar butuh menemukan pelakunya!!
Sopan hanya menatapnya sinis. "Tidak tahu! Tapi tiap sebelum tidur, Sopan pasti ajak boneka Sopan ke toilet! Lalu sikat gigi juga!!" balasnya sembari berpura-pura menyuapkan bubur ke arah bonekanya, tetapi dibelokkan ke mulutnya sebelum sempat menyentuh boneka.
Frostfire memandang bingung. Tumben kok otak Sopan konslet juga? Apakah ini efek benturan tadi?
"Sikat gigi beneran?" tanya Frostfire. Sopan mengangguk, membuat Frostfire kembali bertanya, "pakai sikat giginya siapa? Punya Sopan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Ordinary Days
FanfictionIni hanya keseharian biasa dari sebuah keluarga tak biasa. Kisah tentang dua kembar yang menyatukan mereka semua menjadi keluarga. Tumbuh bersama, sembuh bersama. Dibalut oleh keseharian yang terus berwarna. Sinopsisnya kebagusan. Ini kebanyakan cra...