Hari berganti dilewati tanpa ada yang berubah, tapi tidak bagi Vyn atau Clay atau bahkan para leluhur tertua yang menyadari persilihan suasana di lantai GH ini. Suatu hal terasa mengganjal antara hubungan individual bak Brusko dan Irrad maupun Skylar yang diibaratkan belahan jiwa yang mulai membatasi interaksi atau mungkin menghapus kata interaksi dikamus besar mereka sejak hari yang lalu.
"turun-turun, makan dulu." pinta Xoxo kemudian dari ambang pintu.
lazimnya disaat seperti ini, kamar akan terasa bagaikan pasar malam dari hiruk pikuk ketiga insan yang enggan mengalah dan saling bergaduh sebelum akhirnya sampai ke ruang makan. Namun belakangan ini, sepertinya Xoxo tidak perlu mengulangi perintah mendesak yang sama hingga 2-3 kali lagi. Anak-anak menyusul secara teratur, tapi itu justru membekukan segenap ruang lingkup GH.
Tiga atau mungkin empat anak ayam yang selalu berhimpit dimeja atas makan kini berjarak kian asing, berfokus pada masing-masing ponsel digenggaman.
Vyn menyigung Clay di sebelah, memaksanya untuk bertukar tatap. Clay merasa terganggu oleh selingan itu spontan membalas, memicing pada sang pelaku. Vyn melirik berulang kali ke arah tiga orang ―Irrad, Brusko, Skylar― yang berlagak sok asing itu secara bergantian, dengan maksud memberi isyarat pada lawan bicaranya.
Dahi Clay mengkerut, ia mengernyit pekat sambil menggidikkan bahu seolah berkata 'ga tau, jangan tanya gua', lantas memalingkan wajah tuk kembali fokus pada santapan dihadapannya, membuat sang lawan bicara melengos masam.
Namun menolak kehabisan akal, Vyn kembali menoleh ke arah yang berbeda, Banana. Seakan tau maksud dari tatapan Vyn, Banana bermigrasi lebih dekat ke sisinya.
kedua alis Vyn melompat, seolah menagih teh ―gosip― yang dibawa oleh Banana barusan tuk dituai.
Dua insan itu bertukar tatap sejenak, sebelum sesaat Vyn berlabuh ke daun telinga Banana, ia mengingatkan untuk menetap pada volume terendah saat berbicara. "Irrad kenapa, Ban?" tanyanya berbisik.
"lagi berantem itu." jawab Banana singkat.
"kok lu tau jir?"
Banana tersenyum tipis sarkasme, "kemaren, gua nyiduk Brusko sama Irrad lagi adu mulut di balkon kamar." jelasnya bombastis pun gerakan tangan menambah panasnya topik ini. Vyn melongo sukses tercengang.
"HAH? cipokan??!!" sahut Clay mendadak, "BUKAN, BANGSATT!!!" Bantah Banana lekas, sekuat tenaga menahan volume tetap.
"shhuttt!!" Vyn menginterupsi insan dikedua belah sisinya, menggutik kulit paha Clay hingga memelintir eskpresi nyeri dari sang empu, "ngentitttt!" umpatnya.
Vyn lantas mengalihkan atensinya kembali pada Banana, "lanjut Ban."
Banana membungkukkan tubuh, sedikit merapat lebih dekat guna mencari aman. "pokoknya ya, nih gua kasih tau. Pertama Brusko ada nyebut kata 'udah punya pacar'. Kedua Irrad ada ngomong juga 'bukan urusan lu' gitu kira-kira, nadanya ketus banget jerrr!! baru pertama kali gua liat Irrad kayak gitu." ia mengoceh panjang lebar dengan sensasional, "gua awalnya gamau kepo. Tapi pas didenger asik, agak nyesel gua ga dengerin dari awal," lanjut Banana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"lah terus hubungannya sama si ler paan?" pertanyaan dari Clay spontan ikut membuat Vyn mengeryit heran.
Banana melengos enggah, "ya dari Brusko nyebut 'udah punya pacar' aja udah ketahuan banget lagi ngomongin ler, kocak." timpalnya sedikit mengotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Out? || SkyRad(?)
Teen FictionBukan terpaku pada gengsi, namun mungkin lebih cocok disebut fase 'denial'. ⚠️ bxb AU, harsh words, OOC, slight Irrad harem, +17(kinda).